SpaceX Umumkan Astronot Perempuan Pertama Arab Saudi yang Bergabung di Misi AX-2

Ilmu pengetahuan dan sains sangat meningkat, terutama dalam penelitian ilmu luar angkasa. Seperti Arab Saudi yang saat ini mulai mengembangkan penilitian luar angkasa. Bahkan, dalam sebuah misi perjalanan luar angkasa tahun ini untuk pertama kalinya Arab Saudi mengirimkan astronaut perempuan untuk terbang ke stasiun luar angkasa (International Space Station/ISS).

Advertisement

Menurut laporan media pemerintah Saudi, dilansir dari CCN bahwa perempuan asal Saudi bernama Rayyanah Barnawi bersama astronaut Saudi lainnya, Ali Al-Qarni. Mereka bergabung dengan kru misi luar angkasa AX-2. Seperti apa rencana perjalanan Barnawi Rayyanah dan Ali Al-Qarni yang akan mencetak sejarah untuk Arab Saudi ini ya SoHip?

Rayyanah jadi astronaut perempuan muslim pertama dari Arab Saudi

Astronaut pertama perempuan

Astronaut perempuan pertama Saudi| credit: twitter @saudispace

Perjalanan misi ke luar angkasa biasanya dari kalangan laki-laki apalagi untuk negara Arab Saudi. Namun, kali ini perjalanan menuju luar angksa dalam misi AX-2, ada wanita yang ikut andil. Perjalanan yang direncanakan pada kuartal kedua sekitar bulan April-Juni 2023 menuju stasiun luar angkasa.

Pemerintah Saudi dan perusahaan yang berbasis di Houston Axiom Space mengumumkan dua anggota terakhir dari misi empat orang AX-2 ke stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dijadwalkan akan diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9. Barnawi akan menjadi wanita Saudi pertama untuk mencapai perbatasan terakhir.

Advertisement

Selain Rayyanah Barnawi dan Ali Al-Qarni, Program Penerbangan Luar Angkasa Saudi juga mencakup dua astronaut lainnya, yaitu Mariam Fardous dan Ali Al Gamdi yang kan terbang pada tahap selanjutnya.

Melansir dari CNN Indonesia, Barnawi dan Al-Qarni bukanlah astronout muslim pertama, sebelumnya Pangeran Sultan, anak Raja Salman tercatat sebagai anggota keluarga Kerjaan Arab Saudi, warga muslim pertama yang terbang ke luar angkasa. Ia terbang menggunakan Space Shuttle Discovery pada Juni 1985.

Arab Saudi bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam misi penerbangan AX-2

Astronot-perempuan-pertama-dari-saudi

Astronaut AX-2 (Peggy Whitson, John Snoffner, Ali Al Qarni, Rayyana Barnawi) | credit: twitter @spacedotcom

Advertisement

Perjalanan misi AX-2 berarti perjalanan kedua, misi pertamanya adalah AX-1 beranggotakan warga AS, Larry Connor (pendiri dan mitra pengelola perusahaan real estate), warga Kanad Mark Pathy (CEO perusahaan investasi dan pembiayaan MAVRIK) dan Eytan Stibbe (mantan pilot AU Israel dan pendiri perusahaan investasi Vital Capital). Perjalanan AX-1 selama lebih dari dua minggu pada bulan April 2022 di atas kapsul Space X Dragon.

AX-2 menggunakan hardware SpaceX yang dipimpin oleh mantan spaceflyer yang dibentuk NASA, Peggy Whitson yang sering ke luar angkasa (sebanyak 665 hari totalnya) daripada astronaut perempuan AS lainnya, sekarang menjadi konsultan Axiom. Anggota kru keempat adalah investor John Shoffner, menjadi pilot AX-2. Barnawi dan Ali menjadi spesialis misi.

“Penerbangan luar angkasa manusia adalah simbol keunggulan negara dan daya saing global di berbagai bidang seperti teknologi, teknik, penelitian dan inovasi,” disiarkan oleh Badan Pers Saudi dikutip dari Space.

Hal ini sangat sesuai dengan misi kepemimpinan Arab Saudi di tahun 2030, sebagai inovasi baru di sektor luar angkasa.  Selain itu program tersebut merupakan kolaborasi Arab Saudi dengan perusahaan Amerika Serikat, yaitu Axiom Space untuk melatih astronaut Arab Saudi dan mendukung misi eksplorasi ruang angkasa Saudi Space Commission (SSC).

Misi luar angkasa itu menjadi hal penting dan memiliki nilai sejarah, sebab nantinya Arab Saudi akan menjadi salah satu dari sejumlah negara di dunia yang berhasil mengirimkan dua astronaut berkebangsaan sama ke ISS dalam periode waktu yang sama pula.

Ketua Komisi Luar Angkasa Saudi, Abdullah Al-Swaha menuturkan bahwa pemerintahan Kerajaan Arab Saudi ingin memberikan dukungan tak terbatas, untuk meningkatkan minat lulusan dalam sains, teknologi, teknik dan matematika, serta untuk memelihara inovasi dalam ilmu luar angkasa.

Tentu saja kabar baik ini merupakan satu visi antara program Penerbangan Luar Angkasa Saudi dengan visi pada tahun 2030 kepemimpinan Kerajaan Saudi. Apalagi keikutsertaannya Rayyanah Barnawi sebagai perempuan Arab Saudi pertama dalam misi luar angkasa itu bisa jadi inspirai untuk kaum sebangsanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka menulis dan fotografi

Editor

Penikmat buku dan perjalanan

CLOSE