Banyak yang Masih Bingung, Begini Lho Penjelasan Terjadinya Angin Puting Beliung

Bagaimana puting beliung terjadi?

Hari Selasa, 24 April 2018 kemarin, sekitar pukul 14:00 WIB, terjadi angin puting beliung di Yogyakarta. Berita tersebut menyebar cepat lewat postingan video di berbagai akun Instagram. Detik-detik mencekam terjadinya angin puting beliung jadi tontonan warga. Sembari menyelamatkan diri, banyak juga warga yang terlihat sibuk mengabadikan fenomena yang cukup langka tapi juga sangat berbahaya ini.

Advertisement

Angin puting beliung termasuk angin paling bahaya karena dapat menghancurkan apa saja yang dilewatinya. Karena saking kuatnya putaran angin puting beliung, benda apapun yang berada dibawahnya dapat tersedot dan terhempas ke udara. Lalu sebenarnya kenapa dan bagaimana sih angin puting beliung terjadi? Terus daerah mana saja di Indoensia yang rawan terjadi angin puting beliung? Berdasarkan lansiran Ilmu Geografi , Hipwee News & Feature akan mengulasnya secara singkat nan informatif. Yuk, kita simak aja berikut ini!

1. Angin puting beliung kerap terjadi ketika memasuki musim pancaroba. Lebih mengerikannya bahwa kecepatan angin puting beliung bisa mencapai 320 km/jam dengan diameter angin sebesar 500 meter

Secara empiris angin puting beliung biasanya terjadi di siang hari menjelang sore. Fenomena ini dapat dijumpai ketika memasuki musim pancaroba, yaitu transisi musim penghujan ke musim kemarau. Awal mula terjadinya angin puting beliung ditandai dengan fase tumbuhnya awan cumulonimbus. 

Advertisement

Angin puting beliung akan mengalami tiga fase di antaranya,

  • Fase tumbuh: Pada fase ini terjadi arus udara yang naik ke atas dengan tekanan yang sangat kuat. Ketika proses ini terjadi hujan belum turun karena titik-titik air es kristal masih tertahan oleh arus udara yang bergerak menuju puncak awan.
  • Fase Dewasa: Titik-titik air es kristal tak tertahan lagi untuk kemudian menuju puncak awan. Ketika itu pula hujan turun yang menimbulkan pergesekkan antara arus udara yang naik dan turun, temperatur arus udara yang naik akan lebih dingin dibanding arus udara yang turun. Fase inilah akan terjadi arus geser yang memuntir lalu membentuk pusaran. Arus yang berputar akan semakin cepat dan segera menyentuh bumi, maka inilah yang disebut “puting beliung”.
  • Fase Punah: Fase ini kecepatan angin semakin melemah yang dikarenakan tidak ada lagi massa udara yang naik, yang ada hanya massa udara akan menyebar ke seluruh awan kemudian menghilang.

2. Ciri-ciri datangnya angin puting beliung dapat dirasakan dengan adanya hujan deras tiba-tiba ketika matahari sedang  terik-teriknya bersinar

Advertisement

Saat cuaca sedang panas tiba-tiba hujan deras, waspada puting beliung via news.trubus.id

Kondisi akan terjadi angin puting beliung dapat diketahui dengan melihat keanehan alam seperti tiba-tiab hujan deras saat cuaca sedang panas. Gejala yang paling awam dapat dirasakan adalah udara terasa panas hingga menyebabkan gerah. Patut diwaspadai juga saat melihat awan putih seketika itu berubah menjadi hitam pekat. Kemudian awan tersebut membentuk gerombolan awan berlapis-lapis.

Hanya dalam hitungan menit, angin puting beliung akan muncul yang kemudian arus udara puting beliung turun ke permukaan tanah dengan kecepatan tinggi secara random. Tidak heran jika angin puting beliung dapat merusak banyak bangunan yang dilewatinya.

3.  Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hampir di seluruh wilayah Indonesia sebenarnya berpotensi angin puting beliung

Sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi angin puting beliung via news.akurat.co

Dilansir dari CNN yang merujuk pada BMKG, pola hujan di wilayah Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu monsunal, ekuatorial, dan lokal. Pola hujan monsunal akan mengalami puncaknya pada bulan Januari yang meliputi wilayah Jawa, Bali, Lampung, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Sedangkan pola hujan ekuatorial terjadi di bulan November yang meliputi wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Maluku Utara, dan Papua. Lain lagi dengan pola hujan lokal yang terjadi pada bulan Juni dan Juli yang meliputi wilayah Maluku dan Papua Barat.

Munculnya angin puting beliung tergantung dari kondisi atmosfer di masing-masing wilayah sesuai dengan pola hujan yang berbeda. Waktunya pun tidak dapat diprediksi.

4. Sebagai antisipasi, kita bisa lebih mengenal letak geografis tempat tinggal. Jika angin puting beliung terjadi, dianjurkan untuk mencari tempat persembunyian di bawah tanah

Saat angin puting beliung menerjang sebaiknya berlindung di bawah tanah dan hindari pohon atau baliho via megapolitan.kompas.com

Angin puting beliung akan semakin membesar di lingkungan yang jarang pemukiman. Namun, ketika angin puting beliung menghantam bangunan atau pepohonan dapat mengurangi kecepatan angin dan akhirnya angin akan terpecah. Bila kita sudah mengenal lingkungan tempat tinggal, maka saat menemui gejala angin puting beliung kita bisa langsung untuk menghindarinya.

Menanam pohon atau penghijauan juga dapat membantun mengurangi potensi terjadinya angin puting beliung. Hunian yang kokoh setidaknya dapat menahan terpaan angin puting beliung. Jika memang sudah terjebak dalam angin puting beliung, kita sebaiknya mencari tempat perlindungan yang aman. Tempat perlindungan paling aman memang di bawah tanah seperti bunker. Kalau tidak ada struktur seperti itu, carilah tempat atau bangunan kokoh yang bisa ditutup rapat. Hindari juga pohon, tiang, atau baliho yang mudah roboh ya guys…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE