Kisah Pilu Calon Mahasiswa di NTT, Salah Masuk Toilet & Jatuh dari Lantai 3. Nyawanya Tak Tertolong

Calon mahasiswa di NTT meninggal

Sebagai manusia, kita memang nggak bisa menebak kapan kematian menghampiri kita. Nggak harus sakit keras dulu, orang yang kemarin sehat walafiat, nggak punya riwayat penyakit serius, mungkin saja bisa meninggal hari ini. Intinya, mau sakit atau sehat, tua atau muda, kaya atau miskin, semua bisa kembali ke Sang Pencipta sewaktu-waktu.

Advertisement

Seperti kejadian yang baru saja menimpa calon mahasiswa baru di Kupang, NTT. Ia harus kehilangan nyawanya di tengah menjalani ujian masuk perguruan tinggi. Bukan karena sakit atau apa, remaja malang itu meninggal karena salah masuk toilet. Pintu yang ia kira pintu toilet itu ternyata terhubung ke lubang besar yang langsung terkoneksi ke lantai 1. Ia pun terperosok dan jatuh dari lantai 3.

Adalah Ardo Iki, calon mahasiswa yang bernasib kurang beruntung, karena jatuh dari lantai 3 kampus tempat ia menjalani seleksi ujian masuk perguruan tinggi

Bagian depan toilet maut yang renggut nyawa Ardo via mutiaraindotv.com

Seorang calon mahasiswa Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Ardo Iki, harus kehilangan nyawanya bahkan ketika ia masih menjalani ujian masuk PTN. Ardo, remaja asal Anakalang, Kabupaten Sumba Tengah ini terperosok di lubang besar pada bangunan setengah jadi di kampus tempatnya mengikuti tes, pada Senin (5/8) kemarin.

Kepala Bagian Umum dan Keuangan Politeknik Negeri Kupang, Dara Miha Balo, seperti dikutip Merdeka , mengatakan kalau waktu itu Ardo ingin pergi ke kamar mandi di lantai 3. Tapi nahas, ruangan yang ia kira toilet ternyata berisi lubang besar yang langsung terhubung ke lantai 1. Sebelum sempat menyadarinya, Ardo sudah terperosok ke dalam lubang itu dan tubuhnya terjerembab sampai lantai dasar.

Advertisement

Saat itu, Ardo sempat dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan intensif. Namun sayang, nyawanya nggak bisa tertolong. Ardo meninggal dunia 7 jam kemudian

Ardo saat dibawa ke RS via kupang.tribunnews.com

Dilansir Kompas , sesaat setelah terjatuh, Ardo sempat dibawa ke Rumah Sakit Kartini untuk dirawat. Setelah diberi perawatan kondisinya sempat kritis sampai akhirnya meninggal dunia. Jenazah Ardo disemayamkan sementara di rumah pamannya di Jalan Adisucipto, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima.

Sungguh sangat disayangkan, nyawa remaja yang bercita-cita kuliah di kampus ternama, harus berakhir tragis, sebelum ia sempat mencicipi bangku kuliah.

Konon katanya, lubang yang tampak seperti bangunan belum jadi itu sudah ada sejak 10 tahun lalu. Mirisnya, nggak ada tanda bahaya terpasang di depan pintu yang menutupnya hingga sekarang

Advertisement

Sepuluh tahun lamanya, lubang “mematikan” itu dianggap begitu sepele oleh pihak kampus. Buktinya, sejak dulu nggak ada tanda bahaya atau larangan, terpasang di depan pintu yang menutup lubang tersebut. Pintu yang menutupnya memang mirip pintu toilet. Nggak salah kalau orang-orang seperti Ardo mengira itu toilet beneran, kecuali dia adalah mahasiswa atau karyawan di kampus tersebut.

Lebih miris lagi, lubang yang ternyata bangunan belum jadi itu teronggok begitu saja sejak 10 tahun lalu, nggak ada perbaikan, nggak ada pembangunan, melainkan dibiarkan sampai akhirnya merenggut nyawa remaja malang.

Peristiwa ini seharusnya bisa jadi pelajaran bagi siapapun terutama pengelola gedung-gedung tinggi, untuk selalu mengutamakan keselamatan. Kalaupun ada bangunan belum jadi, atau sedang dibangun, harusnya dipasang tanda bahaya atau dilarang masuk kecuali yang berkepentingan, agar di masa depan nggak ada Ardo-Ardo lain yang bernasib sama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE