Istrinya mengidap penyakit langka yang bahkan namanya saja susah untuk dilafalkan, Syringomyelia — Sebuah kondisi di mana muncul kista di sumsum tulang belakang pengidapnya. Istrinya tak lagi bisa ceria. Ah, jangankan ngomong soal ceria. Makan dan tidur saja susah. Tak ayal kondisi ini menyayat hati Ari. Ia berusaha mencari obat ke sana ke mari namun hasilnya nihil.
Nasib berubah ketika ia membaca sebuah artikel di dunia maya. Meski tak serta mengobati, namun ada satu tanaman yang bisa meringankan sakit sang istri; Ganja. Ia tahu ganja berstatus ilegal di negara ini. Namun demi menolong sang istri, Yeni Riawati, pria bernama lengkap Fidelis Ari ini nekad menanam ganja di pekarangan rumahnya. Setelah mengonsumsi ekstrak ganja, Yeni pun kembali ceria. Tidurnya lebih lelap, makannya lahap dan Yeni pun bisa kembali memberikan senyumnya untuk keluarga. Sayangnya, kisah ini tidak berakhir bahagia…
ADVERTISEMENTS
Cintanya yang begitu besar pada sang istri justru membuatnya masuk bui. Ari ditangkap polisi karena Cannabis atau ganja yang ia miliki
Sebagai sosok suami, besarnya cinta Ari ini layak diapresiasi. Ia rela mondar mandir mencari obat bagi sakit istrinya, sampai menanam ganja yang risikonya besar ini karena tak menemukan solusi lain. Dan betul saja. Ari ditangkap polisi saat usahanya mengobati sang istri belum tuntas ia kerjakan. Ia digiring masuk bui dengan barang bukti kepemilikan 39 batang ganja.
Sedih dan kecewa itu pasti. Niatnya mengobati sang istri dihalangi jeruji besi.
Sebenarnya, polisi pun sudah tahu kalau Ari tidak mengonsumsi ganja. Hasil tes menunjukkan bahwa ia bukan pengguna narkoba. Laporan dari keluarga dan orang-orang terdekat pun semua sama; Ari menggunakan ganja itu untuk mengobati istri tercintanya. Sayangnya seiba dan semengerti apapun polisi, fakta 39 batang ganja di rumahnya tak bisa diubah begitu saja.
ADVERTISEMENTS
Takdir makin jahat bagi Ari. Baru 33 hari ia masuk bui, istrinya menghembuskan nafas terakhir meninggalkan dirinya dan anak semata wayang mereka
Kali ini takdir benar-benar menunjukkan sisi gelapnya. Baru 33 hari Ari masuk bui, kabar duka sampai di telinganya. Istri tercintanya yang selama ini ia rawat dengan bertaruh kebebasan, menghembuskan nafas terakhir saat Ari tak bisa menemani di sampingnya. Usahanya selama ini bisa dibilang sia-sia. Ia rela menanggung risiko besar dengan menanam ganja demi mengobati sang istri, namun nyawa sang istri tercinta tetap tak tertolong juga.
Untungnya polisi masih bermurah hati. Mengetahui niat, tujuan dan cerita ganja milik Ari, 27 Maret kemarin polisi mengizinkan Ari pulang dan melihat jenazah sang Istri di rumah duka. Melihat orang yang selama ini dirawat dengan sebegitu cintanya, siapa sih yang hatinya nggak sedih? Namun Ari tetap tegar. Terutama dihadapan anak semata wayangnya yang setelah kehilangan sang ibu, harus ditinggal ayahnya yang kembali masuk penjara. Dalam pertemuan mengharukan tersebut, Ari mendekap dan mencium anak semata wayangnya sembari menguatkan sang anak tercinta.
ADVERTISEMENTS
Dilema soal daun Cannabis Sativa ini memang sudah ada sedari dulu. Selain menghilangkan rasa sakit, ganja juga bisa digunakan untuk meregenerasi metabolisme yang terganggu
Kalau bicara soal ganja, pro-kontranya memang sudah jadi masalah sedari dulu. Ada banyak pihak yang menginginkan ganja agar tetap jadi ilegal. Opini tersebut didasari kekhawatiran akan disalahgunakan jika ganja dilegalkan. Namun banyak juga yang sudah mengakui bahwa ganja punya manfaat bagi dunia medis. Berdasarkan laporan US National Library of Medicine, manfaat positif ganja. ternyata cukup besar. Diantaranya:
- Menghambat penyakit alzheimer yang menyerang otak
- Sebagai obat penenang yang menghilangkan kecemasan
- Menghentikan serangan epilepsi
- Menyembuhkan penyakit kanker
- Penghilang sakit nyeri.
- Meningkatkan kapasitas paru-paru
- Sebagai obat penyakit glukoma
- Menurunkan gejala multiple sclerosis.
- Mengatasi mual.
- Mengatasi tremor dan meningkatkan kemampuan motorik pada penderita parkinson.
Dengan segenap manfaat tersebut, wajar ‘kan kalau banyak pihak yang ingin ganja segera dilegalkan. Terlebih lagi jika dilihat bagaimana kebanyakan daftar manfaat tersebut memang penyakit yang belum ditemukan obatnya. Pasien seringkali tidak punya pilihan lain untuk menanggulangi rasa sakit seperti kasus istri Ari. Meski begitu, segenap manfaat ganja tersebut masih belum membuat pemerintah mengubah posisi ganja. Ia masih digolongkan sebagai narkotika golongan I bersama dengan Opium. Yah, semoga polemik ini segera mendapat titik terang. Biar kiranya ada juga cara memanfaatkan faedah medis yang sangat dibutuhkan oleh pasien-pasien, tapi tentunya tidak juga untuk disalahgunakan orang yang tidak bertanggung jawab.
Dari segi hukum, kasus semacam ini memang dilema yang susah untuk diputuskan. Fakta bahwa Ari menanam dan memproduksi ganja jelas-jelas melanggar undang-undang. Polisi tak salah memperkarakan kasusnya. Namun di sisi kemanusiaan, Ari hanya menggunakan daun cannabis tersebut untuk mengobati istrinya. Tidak untuk mengonsumsi, apalagi menjualnya. Siapa sih yang terenyuh dengan kisahnya? Hukum memang tak pandang bulu. Hanya ada hitam dan putih, salah dan benar, jika berbicara soal hukum. Kalau menurut kamu sendiri, kasus Fidelis Ari ini bagaimana?