Lolos CPNS & Dapat Peringkat 1, Dokter Gigi Romi Tetap Gagal Jadi PNS Karena Sandang Disabilitas

Dokter gigi Romi disabilitas

Hidup sebagai penyandang disabilitas di Indonesia memang terkadang cukup berliku. Mulai dari kesulitas mengakses fasilitas publik –yang nyatanya masih banyak yang belum ramah difabel— sampai penolakan dari masyarakat. Karena ketidaksempurnaannya, mereka kerapkali diremehkan dan kurang diberi kesempatan untuk berkarya.

Advertisement

Setidaknya itulah yang kini dialami seorang dokter gigi bernama Romi. Meski dinyatakan lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 kemarin, bahkan mendapat peringkat pertama, Romi tetap tidak diloloskan pemerintah setempat. Kini kabarnya, Romi sedang berupaya menuntut keadilan. Duh, nyesek banget sih memang…

Dokter gigi Romi, yang tinggal di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, ditolak jadi PNS di daerahnya sendiri lantaran dirinya menyandang disabilitas

Dokter gigi Romi via wartakota.tribunnews.com

Seperti diwartakan Kompas , seorang dokter gigi bernama Romi Syofpa Ismael, harus menerima keputusan pahit terkait pekerjaanya. Pada 2018 lalu, Romi dinyatakan lolos seleksi CPNS dan menjadi peserta dengan nilai tertinggi. Tapi nasib berkata lain, Bupati Solok Selatan baru saja membatalkan kelulusannya hanya karena ia menyandang disabilitas.

Pembatalan ini kabarnya dilakukan setelah ada peserta yang lapor kalau Romi menyandang disabilitas. Proses dialog sempat dilakukan, tapi malah menemui jalur buntu. Akhirnya, kuasa hukum Romi dari LBH Padang, Wendra Rona Putra, terpaksa harus menempuh jalur hukum.

Advertisement

Polemik ini telah dijawab Pemerintah Kabupaten Solok Selatan. Katanya Romi nggak lulus persyaratan. Lah?

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan via sumbar.antaranews.com

Kepala Bidang Perencanaan dan Pembinaan Aparatur (PPA) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) Solok Selatan, Admi Zulkhairi, dilansir Kompas , mengatakan kalau Romi tidak lulus persyaratan seleksi CPNS, karena kondisi fisiknya.

Katanya Romi juga mendaftarnya sebagai pelamar umum, padahal syaratnya harus sehat jasmani dan rohani. Karena itu pihaknya terpaksa membatalkan kelulusannya. Admi juga membantah kalau jajarannya nggak ramah disabilitas, soalnya seleksi CPNS tahun 2018 lalu ada 3 formasi yang dibuka, salah satunya khusus untuk difabel.

Pembatalan ini sangat disayangkan, karena Romi sendiri sudah mendapat surat rekomendasi dari dokter yang menyatakan dirinya mampu bekerja dengan baik

Romi terbukti bisa bekerja dengan baik via news.detik.com

Advertisement

Menurut Wendra, Romi sudah mendapat dua rekomendasi dari dokter spesialis okupasi di Padang dan Pekanbaru. Dalam rekomendasi itu Romi dinyatakan bisa bekerja dengan baik dengan kondisi fisiknya yang seperti sekarang.

Dedikasi Romi bekerja tidak perlu diragukan, karena ia tercatat pernah mengabdi di daerah pedalaman di Solok Selatan sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) sejak tahun 2015. Lalu 2016, ia mengalami lemah tungkai kaki seusai melahirkan –kondisi yang membuatnya harus hidup di atas kursi roda. Bahkan 2017 karena dedikasinya, Romi mendapat perpanjangan kontrak dan diangkat menjadi tenaga honorer harian lepas lo!

Bulan Maret kemarin, saking kecewanya, Romi juga sempat mengadu ke Jokowi lewat sepucuk surat

Aksi solidaritas dukung Romi via nakita.grid.id

Bingung dan nggak tahu harus mengadu kemana lagi, pada Maret 2019 lalu Romi sempat mengirim surat ke Presiden Jokowi, dikutip MSN . Dalam surat sepanjang 5 halaman itu, Romi menceritakan kronologi awal ia bekerja di Puskesmas Talunan, lalu daftar dan lolos CPNS, sampai akhirnya dibatalkan oleh Bupati Solok Selatan.

Sampai saat ini, kabarnya Romi masih terus mencari keadilan. Duh, semoga aja segera ada jalan keluar seadil-adilnya ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE