Festival Melupakan Mantan Jogja, Acara Valentine Khusus Jomblo. Sayang, Perayaan Tahun Ini Diprotes

Februari tiba, itu artinya perayaan Valentine pun mulai ramai dipersiapkan oleh orang seluruh dunia. Biasanya Hari Kasih Sayang ini begitu identik dengan bunga, cokelat dan hal-hal berbau romantis. Tapi tak begitu dengan event tahunan yang dimiliki kota Yogyakarta ini. Sebuah festival diadakan secara khusus bagi mereka yang sedang sendirian dan kesulitan melupakan mantan. Festival yang bertajuk ‘Festival Melupakan Mantan‘ ini sudah digelar secara rutin sejak tahun 2015 yang lalu.

Advertisement

Sejatinya, event ini sendiri merupakan anti tesis dari event-event Valentine kebanyakan. Kalau lazimnya merayakan Valentine bersama pasangan, festival ini justru diperuntukkan para jomblo atau seseorang yang baru patah hati. Namun ada satu hal menarik tentang Festival Melupakan Mantan yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 11-13 Februari mendatang. BBC Indonesia melaporkan bahwa perayaan tahun ini diprotes keras Forum Demokrasi Digital. Apa ya kira-kira sebabnya?

Acara ini dibuat untuk menyemangati orang-orang patah hati untuk bisa move on. Tapi highlight ‘Festival Melupakan Mantan’ tahun ini dianggap berpotensi melanggar privasi orang

karena ternyata mantanmu dilindungi undang-undang

Tantangan yang digagas panitia tahun ini adalah memamerkan foto mantan via wowkeren.com

Tentu saja setiap tahunnya ada tema dan konten berbeda yang ditawarkan oleh penggagas acara. Kalau tahun pertama lebih didominasi dengan aksi guyonan khas Njogja, maka tahun kedua difokuskan dengan melarung beberapa barang peninggalan sang mantan. Nah tahun ketiga ini para pengunjung diberi tantangan untuk membawa foto mantan dan memajangnya bersama-sama layaknya karya seni.

Setelah publikasi acara ini ‘menggema’ dimana-mana, Forum Demokrasi Digital pun melayangkan protesnya. Kelompok ini khawatir foto-foto mantan tersebut kemungkinan besar akan dibawa dan dicetak tanpa izin dari mantannya. Meski tampak sepele, dalam ranah etika itu bisa saja diklasifikasikan sebagai pelanggaran privasi. Walau pada akhirnya peserta akan diajak bersyukur dan mendoakan mantan-mantannya bersama-sama, tetap saja itu dinilai tidak etis.

Advertisement

Forum Demokrasi Digital juga mengaitkan protesnya dengan UU Perlindungan Anak. Selain mempermasalahkan minimnya kontrol pose si mantan, memang tak ada batasan umur dalam acara ini

karena siapapun bebas membuang mantannya

Siapapun bebas membuang memori tentang mantannya via thebinde.com

Berkaitan dengan menggunakan foto orang lain, hal ini bisa saja dihubungkan dengan Hak Cipta yang diatur dalam Undang-Undang No.28 tahun 2014. Dimana dalam UU tersebut dikatakan, bahwa potret adalah karya fotografi dengan objek manusia dan merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi dalam rezim hak cipta. Selanjutnya juga disebutkan, pencipta atau pemegang hak cipta atas karya fotografi harus mendapat izin dari orang yang dipotret ketika ingin mengikutsertakan karya dalam suatu ajang atau bahkan mempublikasikannya. Yang dijadikan persoalan tambahan ialah ketika ada foto seseorang yang berusia 18 tahun ke bawah. Seseorang di bawah usia 18 tahun memang masih menjadi subyek dalam UU Perlindungan Anak.

Panitia mengklarifikasi masalah ini dengan menyatakan bahwa area pemajangan foto ini nantinya tidak akan terbuka untuk semua pengunjung. Hanya mereka yang memang ingin berbagi foto mantannya, bisa masuk. Tiap pengunjung juga tidak diharuskan untuk membawa foto mantan. Tapi tetap saja masih ada risiko kalau foto-foto yang sudah dipajang itu nantinya akan disalahgunakan.

Yang ditakutkan lagi, kalau-kalau event ini hanya tentang mengolok-olok para mantan. Padahal tujuan utamanya untuk move on kan?

Advertisement
padahal, move on bukan hanya tentang melupakan, kan?

Move on itu bukan balas dendam via sociotraveler.com

Disamping melanggar privasi orang lain, acara memajang foto-foto mantan ini juga tampaknya sedikit melenceng dari semangat move on. Melupakan ingatan buruk tentang sebuah hubungan atau pasangan yang membuatmu patah hati, mungkin memang diperlukan untuk kembali menemukan semangat hidup. Tapi jangan sampai motivasi move on itu berubah jadi semangat balas dendam. Memajang foto mantan untuk diperlihatkan ke publik, sepertinya merupakan gesture mengolok-olok dan menargetkan langsung mantanmu di depan banyak orang.

Acara tahun lalu mungkin tidak menuai protes karena yang dikumpulkan adalah barang-barang mantan. Meski tidak diberi nama, foto-foto yang rencananya jadi rangkaian acara tahun ini tetap saja akan mengekspos muka orang. Terlebih tanpa izin yang bersangkutan.

Kalau tahun ini kamu memang berminat seru-seruan melupakan mantan di Festival Melupakan Mantan, silakan. Tapi sebaiknya diingat dan dipikirkan juga poin-poin perdebatan di atas. Jangan sampai hubunganmu dengan mantan malah jadi makin buruk setelah kamu kepergok memajang foto mantanmu tanpa izin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.

CLOSE