Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 di Indonesia, Fenomena Langka yang Terjadi 195 Tahun Sekali

Gerhana bulan total di Indonesia

Fenomena astronomi sering kali menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi penduduk bumi. Fenomena ini bisa dikategorikan sebagai fenomena langka karena biasanya hanya terjadi puluhan atau ratusan tahun sekali. Selain itu, biasanya fenomena astronomi menyuguhkan pemandangan yang unik dan memukau mata. Salah satunya adalah gerhana bulan, di mana sinar matahari terhalangi oleh bumi, sehingga nggak semua sinarnya sampai ke bulan.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) beberapa waktu yang lalu mengumumkan bahwa akan terjadi gerhana bulan total tepat di Indonesia pada hari ini, Rabu 26 Mei 2021. Fenomena langka ini terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada posisi yang sejajar. Gerhana bulan total bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan beberapa fase. Berikut informasi mengenai gerhana bulan total di Indonesia.

Gerhana bulan total kali ini disebut juga dengan super blood moon karena posisi bulan berada pada titik terdekat dengan bumi, sehingga bulan akan terlihat besar dan sangat merah

Peristiwa gerhana bulan total | Credit photo and data by BMKG via www.instagram.com

Dilansir dari laman resmi Lapan , gerhana bulan total 2021 ini sangat istimewa karena beriringan dengan perigee atau posisi ketika bulan berada di jarak terdekatnya dengan bumi. Oleh karena itu, gerhana bulan total kali ini juga dapat disebut sebagai bulan merah super atau super blood moon karena lebar sudutnya lebih lebar 13,77 persen dibanding ketika bulan berada pada titik terjauhnya dari bumi (apoge).

Super blood moon 2021 nggak hanya bisa disaksikan di Indonesia saja lo. Segara global, fenomena langka ini bisa disaksikan di wilayah Asia Timur, Asia Tenggara Australia, Selandia Baru, Oseania, sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brasil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis.

Super blood moon 2021 bertepatan dengan peringatan Waisak dan menjadi gerhana paling istimewa yang hanya terjadi 195 tahun sekali

Fase gerhana bulan | Photo by Samer Daboul via www.pexels.com

Gerhana bulan total yang beriringan dengan Hari Raya Waisak sudah beberapa kali terjadi dalam seabad terakhir, yakni pada 24 Mei 1990, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003. Lapan menyebutkan, fenomena serupa akan kembali terjadi pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087, dan 29 Mei 2106. Sedangkan fenomena super blood moon yang beriringan dengan Hari Raya Waisak pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-19, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844, dan 21 Mei 1845.

Lapan mengatakan, fenomena tersebut akan berulang setiap 195 tahun sekali dan akan kembali terjadi pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217, dan 16 Mei 2394.

Puncak gerhana bulan total akan berlangung dengan durasi 18 menit 44 detik, dengan fase total berlangsung selama 5 jam 5 menit 2 detik

Fase-fase gerhana bulan total | Credit photo and data by BMKG via www.instagram.com

Dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak gerhana bulan total terjadi saat bulan tepat berada di umbra bumi yakni pada pukul 18.18 WIB, 19.18 WITA dan 20.18 WIT. Adapun fase-fase gerhana total yang terjadi sebagai berikut:

  1. Fase (P1) Awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46 WIB, 16.46 WITA, 17.46 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah, sehingga pengamat di provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya Gerhana Bulan Total ini.
  2. Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian mulai pukul 16.44 WIB, 17.44 WITA, 18.44 WIT, melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, sehingga pengamat di wilayah Indonesia Timur, Pulau Sulawesi bagian Timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini.
  3. Fase (U2) Gerhana Bulan Total mulai masuk pukul 18.09 WIB, 19.09 WITA, 20.09 WIT melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat, sehingga seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
  4. Fase Puncak Gerhana Bulan terjadi pukul 18.18 WIB , 19.18 WITA , 20.18 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
  5. Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir pukul 18.28 WIB, 19.28 WITA, 20.28 WIT melintas membelah Sumatera Utara, sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini.
  6. Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian berakhir pukul 19.52 WIB, 20.52 WITA, 21.52 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
  7. Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir pukul 20.51 WIB, 21.51 WITA, 22.51 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Gerhana bulan total bisa disaksikan dengan mata tanpa memerlukan alat bantu semacam teleskop

Dilansir dari Kompas, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Dan Antariksa Lapan, Emanuel Sungging Mumpungi mengatakan bahwa gerhana bulan total pada dasarnya seperti bulan purnama sehingga aman dan sangat bisa dilihat tanpa membutuhkan alat. Akan tetapi, karena posisinya sejajar dengan matahari dan bumi, cahaya bulan akan terhalangi bayangan. Jika ingin melihat gerhana dengan lebih jelas, gerhana ini bisa disaksikan menggunakan teleskop binokuler atau kekeran.

Pihak BMKG juga menghimbau masyarakat yang berada di pesisir pantai untuk mewaspadai naiknya air laut sebagai salah satu akibat terjadinya gerhana bulan. Supaya lebih aman dan jelas, kamu bisa menyaksikan fenomena langka ini melalui siaran live dari BMKG di berbagai wilayah melalui link berikut: https://www.bmkg.go.id/gbt/

Nah, itulah informasi lengkapa mengenai gerhana bulan total atau super blood moon yang bisa kamu saksikan. Jangan lupa catat fase-fasenya berdasarkan wilayahmu ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day