Sempat Viral, Begini Kondisi Bayi Obesitas yang Baru 16 Bulan Beratnya Badan 27 Kg

Kelebihan berat badan atau yang sering disebut obesitas memang kondisi yang bisa membahayakan. Apalagi bila dialami oleh anak-anak. Obesitas yang menimpa anak biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor genetik dan pola makan yang salah. Seperti baru-baru ini media sosial sempat ramai menyoroti seorang bayi obesitas yang kondisinya cukup mengkhawatirkan.

Advertisement

Bayi  yang baru berusia 16 bulan itu mengalami obesitas dengan berat badan mencapai 27 kg. Kabar ini menjadi viral dan langsung menyedot perhatian warganet dan juga berbagai pihak di bidang kesehatan. Lantas apa yang menyebabkan bayi tersebut mengalami obesitas dan apa langkah yang dilakukan dinas kesehatan? Kita simak ulasannya berikut yuk, Sobat Hipwee.

Kondisi bayi obesitas yang usianya 16 bulan mempunyai berat badan hingga 27 kg

Dilansir dari laman Detik pada hari Rabu (22/2), bayi berusia 16 bulan yang mengalami obesitas itu bernama Muhammad Kenzie Alfaro. Kenzie, begitu panggilan akrabnya mempunyai berat badan hingga mencapai 27 kilogram dan terus bertambah setiap bulannya. Hal ini dialami sejak Kenzie memasuki tahap MPASI hingga sekarang. Kabar ini cepat berhembus tidak hanya di Bekasi saja. Namun, viral di jagat maya dan sampai ke telinga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin langsung memberikan tanggapan tentang kasus yang menimpa Kenzie ini. Dia mengarahkan agar pihak keluarga segera membawa Kenzie ke rumah sakit untuk segera dirawat. Seluruh biayanya akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Bekasi dan Bupati Kota Bekasi.

Advertisement

“Kalau kelebihan seperti itu dua harus dirawat, itu pasti ada sesuatu. Itu harus dirawat ke BPJS. Saya nanti akan bilang khusus ke kepala Dinkes Bekasi, saya belum intervensi langsung, tapi nanti saya akan bilang langsung”, kata Budi Gunadi Sadikin dilansir dari laman Detik, Rabu (22/2/2023).

Selanjutnya, dia mengatakan bahwa nantinya Kenzie akan mendapat perawatan khusus bayi yang seluruh biayanya akan ditanggung oleh BPJS. Jika tidak, pihak Kementerian Kesehatan akan bersedia menanggung dan membantu proses pemulihan obesitas yang dialami Kenzie.

“Nanti saya akan telepon. Saya akan minta tolong diperhatikan BPJS-nya. Harusnya sih kita kan sudah 99 persen, harusnya sudah dicover BPJS-nya. Kalau nggak dicover, nanti kita bantu,” imbuh Budi Gunadi Sadikin.

Advertisement

Muhammad Kenzi Alfaro akan menjalani program penurunan berat badan

bayi obesitas

Ilustrasi bayi gemuk | Foto oleh Iriana dari iStock

Muhammad Kenzie Alfaro merupakan anak ketiga dari pasangan M. Sopiyan (41) dan Pitriah (40) yang tinggal di Kampung Tambun Permata, RT 002 RW 002, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Nantinya, dia akan menjalani program penurunan badan secara bertahap. Namun, Kenzie akan menjalani observasi terlebih dahulu sebelum dirawat secara intensif di rumah sakit.

Dilansir dari laman CnnIndonesia pada pada hari Rabu (22/2), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Indonesia yang diwakili oleh dr. Mohammad Syahril menyampaikan bahwa program penurunan berat badan yang akan dijalani oleh Kenzie harus ditangani oleh tim khusus penanganan obesitas yang terdiri dari beberapa dokter anak dan ahli gizi.

“Nanti dokter anak itu yang punya program dietnya. Itu sudah ada itu dietnya. Intinya, program untuk menyeimbangkan antara umur, berat badan, dan tinggi badan. Kalau dia kelebihan (berat badan), bagaimana diturunkan. Kalau stunting, ada program untuk menaikkan gizi. Ada menunya, ada caranya, aturan dietnya,”, kata dr. Mohammad Syahril dilansir dari laman CNN Indonesia, Rabu (22/2).

Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supriadinata mengungkapkan bahwa Kenzie telah menjalani rawat jalan secara intensif di UPTD Puskesmas Setiamulya dan melakukan pemeriksaan rutin di Rumah Sakit Hermina Bekasi guna penurunan berat badan sejak Desember 2022 lalu.

Sejak bayi, Kenzi sering diberi susu kental manis dan belum pernah mendapat ASI karena sang ibu sakit

Kasus obesitas yang dialami Kenzie bermula saat sang ibu Pitriah membawa anaknya ke Posyandu Setyamulya di Desa Pusaka Rakyat. Dari situ bidan desa secara rutin mengontrol keadaan Kenzie di rumah setiap bulannya dan juga didampingi oleh petugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) pada 16 Desember 2022.

Setelah melakukan pendampingan kepada Kenzie dan orang tuanya, rupanya penyebab obesitas tersebut adalah karena sejak bayi Kenzie sering diberi susu kental manis (SKM) oleh orang tuanya. Masih dikutip dari laman Detik, Pitriah menyampaikan bahwa dia terpaksa memberikan SKM kepada Kenzie karena dia tidak bisa memberikan ASI karena memiliki penyakit batu ginjal yang membuat ASI-nya tidak mau keluar.

Selain itu, kondisi keuangan yang minim membuatnya tidak mempunyai uang untuk membelikan susu formula khusus untuk anak bayi. Suaminya, M. Sopiyan bekerja serabutan dengan penghasilan Rp50 ribu per harinya dan harus membiayai kedua anaknya yang lain yang masih sekolah di SMK dan TK.

“Diberi SKM sebenarnya nggak boleh memang buat anak umur segini. Habisnya waktu itu udah nggak kerja. Anak sekolah 2, yang satu SMK yang satu TK. Dia juga nyusu. Bapaknya kan gajinya begitu. Dapat per hariannya Rp50 ribu, serabutan,”, ungkap Pitriah.

Akibat dari obesitas yang dialami Kenzie, dia mengalami pertumbuhan yang lambat tidak seperti anak seusianya. Kenzie belum bisa merangkak dan berjalan. Dia juga terpaksa menggunakan baju yang diperuntukkan untuk anak usia 10 tahun karena tidak ada baju bayi yang muat dipakainya.

Kita doakan bersama yuk, SoHip. Semoga Kenzie segera pulih dan program penurunan berat badannya bisa sukses. Amin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jangan bosan jadi orang baik."

Editor

Penikmat buku dan perjalanan

CLOSE