Setelah Jakarta & Serang, Hari Tanpa Bayangan Bakal Terjadi di Bandung & Semarang. Momen Langka!

Hari tanpa bayangan di Indonesia

Alam semesta seakan selalu punya cara buat menunjukkan keunikannya lewat fenomena-fenomena yang sering terjadi di berbagai belahan dunia. Meski mungkin para ilmuwan sudah punya jawaban atas peristiwa tersebut, tapi seringkali kita masih dibuat terkesima dengan proses kejadiannya. Apalagi kalau fenomena itu cuma terjadi sekian tahun sekali. Sebut aja gerhana bulan, gerhana matahari, the ‘blood rain‘, aurora borealis, dan lain-lain, yang kerap mencuri perhatian para pecinta fotografi.

Di Indonesia baru aja ada fenomena lumayan langka yang terjadi 2 kali dalam setahun, namanya kulminasi atau yang juga dikenal dengan nama Hari Tanpa Bayangan. Tanggal 9 Oktober kemarin, warga Jakarta dan Serang menikmati siang tanpa bayangan. Landmark ibukota, Monas, juga mengalaminya lho. Dan ternyata, fenomena ini juga bakal dirasakan kota-kota lain. Penasaran nggak kenapa bayangan kita bisa hilang? Yuk, simak bareng Hipwee News & Feature. Kabarnya sih peristiwa ini juga jadi jawaban kenapa akhir-akhir ini cuaca jadi panas banget guys!

Setelah Jakarta dan Serang, besok giliran Bandung dan Semarang yang merasakan Hari Tanpa Bayangan. Kalian yang tinggal di sana, harap bersiap!

Kemarin (9/10), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan lewat akun Twitter resminya kalau Jakarta dan Serang akan mengalami Hari Tanpa Bayangan sekitar jam 11.40 WIB. Beberapa orang membalas cuitan itu dengan foto-foto mereka tanpa bayangan di siang bolong. Tiap jalan-jalan di bawah matahari, normalnya ‘kan bayangan akan muncul di depan, samping, atau belakang kita sesuai posisi matahari saat itu ada di sebelah mana. Tapi kemarin, selama beberapa menit, seluruh benda tegak termasuk manusia kehilangan bayangannya sendiri.

Nah, peristiwa yang sama katanya bakal terjadi juga di beberapa wilayah di Indonesia lho. Kalau yang terdekat ini Bandung dan Semarang (11 Oktober), lalu dilanjutkan Surabaya (12 Oktober), Yogyakarta (13 Oktober), Denpasar dan Mataram (15 Oktober), dan Kupang (20 Oktober).

Peta kulminasi di Jawa dan Nusa Tenggara via twitter.com

Peristiwa ini disebut kulminasi, yang terjadi saat matahari berada tepat di atas kepala. Setiap tahun cuma terjadi dua kali lho guys

Benda-benda tegak lurus kehilangan bayangannya via www.winnetnews.com

Sebagian orang mungkin protes, kenapa meskipun udah keluar ruangan, bayangannya masih ada. Perlu dipahami dulu nih, tidak semua benda akan kehilangan bayangannya lho. Syaratnya dia harus dalam posisi tegak lurus. Kalau miring, condong, atau saat kita mengayunkan tangan, ya bayangannya bakal tetap ada. Peristiwa tanpa bayangan ini disebut kulminasi.

Kulminasi terjadi saat posisi matahari tepat berada di atas wilayah yang bersangkutan. Jadi benda yang tegak lurus akan kehilangan bayangannya, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

Peristiwa ini umumnya memang cuma terjadi beberapa menit, karena matahari yang terus bergerak. Jadi bayangan kalian bukan hilang seharian gitu lho ya. Kalau di Jakarta kemarin, katanya kejadian ini cuma berlangsung selama 10 menitan. Ya lumayan lah ya buat yang pengen update di media sosial, hehe~

Kenapa Indonesia bisa kebagian kulminasi, sedangkan negara-negara lain tidak? Jawabannya ada di posisi Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa

Posisi matahari saat kulminasi via www.republika.co.id

Negara kita ini bisa dibilang ‘unik’. Selain termasuk jajaran negara yang ada di dalam kawasan cincin api, Indonesia juga berada di sekitar garis ekuator. Posisi ini yang mungkin bisa dibilang menguntungkan karena kita jadi punya kesempatan menikmati Hari Tanpa Bayangan. Kulminasi utama di Indonesia terjadi dalam waktu yang berdekatan dengan saat dimana matahari berada di khatulistiwa. Dalam setahun kulminasi utama bisa terjadi 2 kali, yaitu antara April-Maret dan September-Oktober.

Kulminasi ini katanya juga membawa dampak ke peningkatan suhu di daerah-daerah tertentu. Pantesan beberapa hari belakangan ini cuaca panas banget!

Kulminasi penyebab suhu udara meningkat via beritahati.com

Posisi matahari yang tepat berada di atas kita akan memancarkan cahaya lebih besar, akibatnya suhu udara juga semakin meningkat. Inilah sebabnya kenapa beberapa hari belakangan ini panasnya gila-gilaan. Kalau dari pengamatan BMKG , di Jawa Barat suhu maksimalnya di siang hari bisa mencapai 36-37 derajat Celcius. Bahkan saat berada di puncaknya, 11 Oktober besok, temperaturnya bisa naik lagi jadi 38 derajat Celcius guys!

Selain menyebabkan suhu meningkat, kulminasi katanya juga bisa bikin sinyal menghilang beberapa saat lho. Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Noor Iza , membenarkan fakta tersebut. Tapi perlu diketahui kalau sinyal yang dimaksud adalah sinyal satelit seperti telepon satelit, atau TV kabel yang pakai parabola. Ini karena perangkat satelit pemancarnya berada dekat dengan matahari, jadinya agak kesulitan menerima sinyal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.