Pengalaman yang Selalu Terjadi Setiap Belanja di Pasar Gelap. Memang Murah sih, Tapi Ada-Ada Aja~

Belanja di pasar gelap

Di zaman yang semakin maju ini, tentunya kita sebagai masyarakat mau nggak mau terpaksa harus mengikuti perkembangan yang ada. Bukan sekadar masalah gengsi semata, tapi memang karena kebutuhan yang semakin meningkat. Ya, meski memang sering sih karena cuma nurutin gengsi aja. Makanya nggak heran tuh, kalau orang-orang zaman sekarang hobi banget belanja di sana-sini.

Advertisement

Uniknya, demi menuruti ego belanja dan memuaskan keingininan, banyak dari kita yang rela berbelanja di pasar gelap alias black market. Kalau di Indonesia sendiri sih misalnya kayak yang ada di Batam, kan, terkenal banget tuh. Alasannya simpel, karena harganya jauh lebih murah. Walaupun terkadang kalau belanja di black market itu gambling banget berasa kayak tebak-tebakan. Pesannya apa, yang dikirim ternyata nggak sama. Kamu kalau pernah belanja di pasar gelap pun pasti pernah mengalami hal di bawah ini.

Tergiur sama foto-foto yang ditampilkan, giliran barangnya udah sampai, ternyata jauh banget dari ekspektasi. Rugi bandar, Maliiih!

Ilustrasi belanja di black market. via rakitaplikasi.com

Nggak dimungkiri lagi bahwa barang-barang yang dipajang di situs-situs penyedia layanan black market selalu sukses menarik perhatian kita. Terlebih bagi orang awam yang bisa dibilang newbie banget di dunia kayak gini. Misalnya nih, ada produk iPhone X yang dibanderol dengan harga 5 juta rupiah dan didukung dengan foto-foto yang terlihat menjanjikan. Siapa yang nggak tertarik coba? Eh, ternyata, pas udah sampai sih fisiknya memang iPhone X, tapi sering kali dalemnya nggak jelas. Kejadian kayak gini nggak cuma sekali dua kali aja lo. 🙁

Ada lagi nih yang barangnya murah, tapi ongkos kirimnya malah lebih banyak dibanding harga barang yang dibeli. Tahu gini mah belanja di tempat yang wajar-wajar aja!

Ilustrasi barang dagangan black market. via www.shopponsel.id

Citra pasar gelap bagi orang awam memang selalu terdengar cihui banget. Pokoknya sih kita bakal bisa dengan mudah menemukan barang apa pun dengan harga yang nggak lagi miring, tapi udah bener-bener anjlok. Iya, memang benar dan nggak bisa didebat lagi perkara hal itu. Masalahnya, kerap kali biaya ongkos kirimnya malah lebih mahal dibandingkan dengan benda yang dibeli itu sendiri. Nggak usah jauh-jauh lah, orang kita belanja dari Batam aja udah dikenakan pajak kok sekarang. Apa nggak pusing tuh? Belanja di dalam negeri berasa di luar negeri. Mending kalau yang dibeli nominalnya besar. Kalau belanjanya cuma habis puluhan ribu, sedangkan ongkir sama pajaknya tiga kali lipat, ya, puyeng aja tuh~

Advertisement

Kalau orang lain tahu bahwa kita belanja di pasar gelap, ya, jangan harap status sosialmu bakal naik, yang ada malah makin dianggap memaksakan~

Ilustrasi pusat pasar gelap. via samudranesia.id

“Denger-denger katanya sepatu baru nih, dapat berapa juta tuh kemaren?”
“Hehehe, nggak kok, murah ini cuma dapat dari BM-an.
“Oalaah ….”

Belanja di pasar gelap awalnya memang kelihatan keren banget, anggapannya pasti punya banyak koneksi dan barang-barang bermerek dengan harga yang nggak masuk akal. Tapi kalau kamu udah masuk ke circle sosialita, jangan harap itu adalah suatu kebanggaan. Alih-alih bisa dipamerin, kalau mereka dengar bahwa kamu belanja dari black market aja udah pasti cuma bakal di-oh-in aja kok.

Advertisement

Makanya, ada pepatah bilang,”Bergayalah sesuai isi dompetmu. Kalau nggak kuat, ya, nggak usah maksain.” Daripada sok-sokan belanja di sana-sini cuma buat nurutin ego yang nggak ada habisnya, mending belanja sesuai kemampuan dan tentunya sesuai kebutuhanmu juga.

Sebenarnya nggaka ada salahnya juga sih kamu mau belanja berbagai macam benda di pasar gelap. Cuma, ya, memang harus hati-hati banget dan nggak boleh sembarangan. Bayangin aja tuh gimana perasaanmu udah semangat banget mau pamer benda-benda terkini, tapi pas sampai rumah yang dikirim malah benda-benda yang nggak jelas juga alias KW~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE