Bagaimana Kalau Cowok Jadi Bapak Rumah Tangga? Apakah Orang Indonesia Sudah Bisa Terima?

Mungkin, hampir sebagian besar cowok akan merasa senang ketika dia hanya di rumah tanpa harus bekerja pagi sampai malam, sementara ada orang lain yang bekerja untuk dirinya. Nggak munafik, ini juga menjadi salah satu cita-cita beberapa cowok; memiliki istri yang bekerja giat untuk dirinya. Sementara cowok cuma ongkang-ongkang kaki di rumah, sembari menyeruput kopi, dan menunggu istrinya kembali.

Bayangin aja kalau hal ini kamu lakukan. Kamu harus menjadi bapak rumah tangga dengan mengurusi anak dan keperluan mereka dalam tumbuh-kembangnya. Belum lagi kamu harus menghadapi cibiran orang-orang Indonesia yang memang tidak salah karena mereka nggak kenal dengan budaya progresif semacam ini. Lalu, apa saja yang bakalan cowok hadapi saat mereka jadi bapak rumah tangga di Indonesia?

Penderitaan yang bakal kamu rasakaan setiap hari adalah menjadi buah bibir bagi para tetangga. Jadi omongan orang-orang sekitar rumah

Bayangin kalau anakmu tiga, rewel semua!

Bayangin kalau anakmu tiga, rewel semua! via replays.ir

Kamu akan mendapatkan banyak cibirian dari para tetanggamu. Kita hidup dalam ruang, di mana semua orang berhak menghakimi apa yang kita lakukan; meski itu sebuah pilihan. Toh, kalau pun kamu dan istrimu udah sepakat untuk berbagi tugas, masyarakat atau tetanggamu nggak akan peduli dengan semua itu. Mereka hanya akan menghakimimu secara sosial, bahwa kamu adalah orang paling nggak tahu diri. Mereka akan selalu menjadikanmu buah bibir dalam setiap kesempatan mereka dalam berkumpul, entah itu di ujung gang ketika belanja bahan-bahan masakan atau di rapat RT.

Di Indonesia, laki-laki digambarkan sebagai sosok yang menuntun keluarga, berada di garis depan. Tentu saja bukan 100% salah masyarakat kalau mereka berpendapat bahwa bapak rumah tangga adalah hal yang tak bisa diterima. Di Amerika yang sudah tidak jelas perbedaan laki-laki dan perempuan mungkin hal ini wajar, namun di Indonesia hal ini tetap masih sulit dilakukan.

Mungkin orangtuamu nggak keberatan dengan pilihanmu, tapi mertua mana yang bisa menerima anaknya punya suami yang cuma di rumah aja?

Mertuamu bakal nyalahin istrimu.

Mertuamu bakal nyalahin istrimu. via www.huffingtonpost.com

Harapan semua orangtua adalah setelah menikah anaknya akan mendapatkan kehidupan yang layak dan enak. Apalagi kalau anak cewek, harapan itu akan semakin besar. Tapi, ketika mereka tahu bahwa suami dari anaknya atau menantunya ternyata hanyalah seorang bapak rumah tangga, apa yang kemudian terjadi? Kamu akan mendapat perlakuan yang diskriminatif, diremehkan, dipandang sebelah mata, dan sebagainya. Mungkin orangtuamu nggak akan sebegitu marah dengan pilihanmu, tapi kamu harus tahu bahwa mertuamu sangat merutuki nasib mereka; yang dikira gagal menikahkan anaknya dengan orang yang hebat dan malah menikakan anaknya dengan pria yang hanya bekerja sebagai bapak rumah tangga. Omongan seperti ini udah pasti ada.

Selain tetangga, ekspektasi orang tua cewek yang tumbuh di era konservatif juga merupaka halangan yang cukup besar. Bukannya bilang bahwa mereka salah, justru bukan salah mereka kalau mereka menyepelekan bapak rumah tangga. Kenapa? Karena mereka tidak kenal dengan budaya progresif ala barat seperti itu.

Kamu nggak akan punya waktu buat nongkrong atau ketemu sama teman-temanmu lagi. Semua waktu hanya untuk pekerjaan rumah dan anak-anakmu

Susah buat ngumpul lagi. :(

Susah buat ngumpul lagi. 🙁 via www.jenite.bg

Mungkin ini menjadi hal yang paling kamu sesali. Kamu akan kehilangan waktu untuk kumpul bersama teman-temanmu. Ketika mereka mengadakan acara kumpul-kumpul, kamu akan susah untuk keluar rumah. Semua waktu telah kamu curahkan untuk pekerjaan rumah dan buah hatimu. Kecuali kalau kamu bekerja di luar rumah, kamu bisa curi-curi waktu istirahat di jam kantor, atau ikut kumpul setelah pulang kantor.

Kalau ini bukan pilihanmu, melainkan karena terpaksa, bukan nggak mungkin hubunganmu akan berakhir dengan perceraian

Selalu berantem. :((

Selalu berantem. :(( via femeide10.ro

Menjadi bapak rumah tangga itu bisa berasal dari dua jalur; antara terpaksa dan pilihan. Terpaksa karena kamu belum mendapat pekerjaan, setelah kontrak kerjamu habis dari pekerjaan sebelumnya. Pilihan karena kamu dan istrimu udah berkomitmen untuk berbagi tugas.

Kalau hal ini emang terpaksa kamu lakukan, bukan nggak mungkin hubunganmu bisa berada di garis kehancuran. Karena kamu akan senantiasa mendapatkan tekanan batin dari istrimu. Secara nggak langsung, istrimu akan menunjukkan superioritasnya sebagai penguasa finansial—karena dia yang berpenghasilan tetap. Cewek manapun pasti akan merasa lebih di atas ketika mereka bisa menguasai keadaan ekonomi dalam hubungannya. Ini yang akan terjadi padamu ketika kamu terpaksa menjadi bapak rumah tangga. Bahkan cewek sebaik apapun akan tanpa sengaja berubah menjadi ibu tiri yang jahat dalam kondisi seperti itu. Tanpa sadar istri yang dulu pada awalnya begitu hormat sama kamu akan berubah menjadi istri yang nggak menghormatimu sama sekali.

Sebuah hal yang sangat disayangkan ketika kamu harus menjadi bapak rumah tangga. Mungkin baik untuk anak-anakmu, kamu bisa tahu dan mengikuti secara langsung tumbuh-kembang anakmu, dan kamu bisa ongkang-ongkang kaki di rumah. Tapi, batinmu serasa berada dalam bui yang suatu saat bisa menghancurkan hati dan kondisi  psikologismu. Percayalah, Boys, pekerjaan di luar rumah akan membuatmu lebih bahagia daripada harus mengurusi pekerjaan rumah!

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.