Kedudukan Cowok yang Terkesan Buruk dalam Fenomena One Night Stand. Apa Iya Semua Salah Cowok?

kesan cowok dalam fenomena one night stand

Kehidupan masyarakat kita, sepertinya sudah tercampur oleh adanya westernisasi. Beberapa kota kecil di negeri ini telah menjadi kota metropolis yang tampaknya mulai meniru sistem pola hidup orang barat. Alibinya hampir sama, ini akibat dari globalisasi yang makin menggila. Nggak ayal, pola hidup cowok dan cewek pun kian berubah. Entah karena banyaknya media yang memudahkan mereka untuk mengekspos atau karena emang adanya perubahan gaya hidup yang kebarat-baratan. Entahlah.

Advertisement

Namun satu hal yang pasti dalam kasus ini adalah ‘berkembangnya’ fenomena short-term mating atau one night stand (cinta satu malam)—yang selanjutnya akan ditulis ONS—antara cowok dan cewek, yang katanya sama sekali nggak melibatkan perasaan. Dan pada perkembangannya, cowoklah yang menuai citra negatif akibat dari fenomena ini. Kemudian yang menjadi pertanyaannya, apakah semua ini memang gara-gara cowok? Apakah cowok emang sedemikian buruk? Mari, kita luruskan sedikit mengenai hal ini.

Pada dasarnya, nggak bakal ada ONS kalau nggak ada cewek yang mau. Bukan menyalahkan cewek, tapi hubungan ini saling bertalian antarpihak

Kalau nggak ada lawan juga, nggak akan jadi ONS.

Kalau nggak ada lawan juga, nggak akan jadi ONS. via pinterest.com

Sebagaimana yang kita tahu, dalam hubungan yang menjadi subjek adalah cowok dan cewek. Secara umum, seperti itu. Sama halnya dengan hubungan yang melibatkan perasaan, hubungan seksual dalam ONS pun demikian. Nggak adil kalau hanya cowok yang disudutkan dalam masalah ini. Sebab, tanpa adanya cewek yang bersedia melakukan hal yang sama, ONS nggak akan pernah akan terjadi.

Secara logika dan kenyataan yang ada, terjadinya ONS karena rasa suka sama suka, mau sama mau. Meski sejatinya cewek akan mengedepankan perasaan terlebih dahulu, tapi dalam kasus ini nggak seperti itu. Di sini, cewek pun memiliki keinginan yang serupa. Bukan menyalahkan cewek, tapi kalau ceweknya nggak mau, jelas cowok juga nggak akan memaksa. Kalaupun memaksa, itu tindak kriminal, bukan ONS.

Advertisement

Sama halnya cowok, cewek juga melakukan ONS karena hasrat. Beberapa masalah dianggapnya sebagai beban yang harus dilepaskan

Keduanya berhasrat, bukan?

Keduanya berhasrat, bukan? via thoughtcatalog.com

Nggak bisa dimungkiri, cowok melakukan ONS karena kebutuhan biologisnya. Selain itu, cowok juga berharap kesehatan fisik dan psikisnya setelah melakukan itu dengan beberapa sebab. Misal, pasangannya nggak bisa memuaskannya, kurang gregetnya pasangan, dan sebagainya.

Cewek pun punya hasratnya sendiri. Mereka melakukan hal ini karena beberapa hal. Ada pula yang menjadikan ONS sebagai pelarian karena banyaknya masalah yang dianggapnya berat. Masalah seperti putus cinta, merasa nggak dicintai lagi oleh orang-orang di sekitarnya, cuma pengen melakukan short-term remedy, hingga alasan karena suaminya impoten. Mereka berasumsi, ONS adalah jalan keluar yang tepat. Jadi, sesungguhnya cewek pun memiliki hasrat yang sama dengan cowok.

Dalam kasus ini, nggak cuma cowok aja yang bisa dibilang ‘keenakan’. Cewek juga bisa mendapatkan untungnya sendiri

Advertisement
Kalau gitu, sama-sama untung dong?

Kalau gitu, sama-sama untung dong? via www.okchicas.com

Jelas, dari pandangan masyarakat secara umum, cowoklah yang bisa dibilang menang banyak. Baiklah, secara teknis emang terlihat demikian. Tapi pada kenyataannya, bahkan dari buku Evolutionary Psychology: The New Science of the Mind karangan Buss, cewek juga bisa mendapatkan keuntungan tersendiri dengan melakukan ONS ini.

Buss menyebut, paling nggak ada lima benefit yang mereka dapatkan, seperti cewek mendapatkan sumber daya (materi atau jasa), bisa mendapatkan keturunan yang lebih baik (kalau pasangan ONS-nya memiliki fisik dan intelejensi yang rupawan), bisa cerai dengan pasangan resminya (biasanya, selingkuh akan menjadi jalan terbaik untuk bisa berpisah dengan suaminya), bisa mendapatkan pasangan masa depan (dari short-term mating, bisa menjadi long-term mating), dan sekadar untuk balas dendam dengan pasangannya. Mungkin ini akan Hipwee Boys bahas di lain kesempatan, ya.

Jadi, posisi cewek dalam ONS ini hanya untuk memenuhi hasratnya yang berbenefit bagi dirinya sendiri. Sementara cowok dinilai hanya untuk kepuasan seksualnya aja.

Pelaku ONS ini biasanya orang dewasa. Sudah seharusnya mereka bisa mengatasi perbuatannya kalau hingga menjadi masalah yang lebih serius

Cowok cewek sama saja!

Cowok cewek sama saja! via fraisfrais.com

Kadang heran deh dengan masyarakat ketika mereka menyebut cowoklah yang menjadi dalang atas ONS ini. Padahal, mayoritas kejadian ini dilakukan oleh orang-orang dewasa (cowok dan cewek). Sementara menurut KBBI, dewasa berarti 1 sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi); 2 telah mencapai kematangan kelamin; 3 matang (ttg pikiran, pandangan, dsb). Jadi jelas, bukan? Para pelaku ONS ini harusnya sudah bisa mempertimbangkan beberapa hal kausal yang suatu saat menyerang mereka. Mereka berdualah yang bertanggung jawab atas pilihan mereka.

Ya, seperti itulah kenyataannya. Nggak cuma cowok aja yang bisa diserang dengan stigma bahwa merekalah yang layak untuk bertanggung jawab penuh atas fenomena ONS. Cewek juga memiliki perannya tersendiri. Kendati demikian, dalam beberapa penelitian, cewek akan menyesal setelah melakukan hal itu. Sebab pada dasarnya, cewek nggak akan bisa melakukan hubungan seksual tanpa adanya perasaan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.

CLOSE