Labirin 8 – #4 Labirin Ketiga

Labirin 8 Eva Sri Rahayu

Wiratma, yang berprofesi sebagai arsitek dan interior designer, menemukan fakta bahwa mereka terjebak dalam labirin yang berbentuk seperti angka 8. Untuk menemukan pintu keluar, mereka harus memecahkan kode-kode di relief dinding ruangan. Berhasilkah mereka?
***

Tak terlihat gerakan sekecil apa pun yang menandakan adanya kehidupan. Apakah dia mati? Kartika baru pertama kali melihat seseorang membatu dengan wajah teduh dan mata menyorotkan kedamaian, hal itu justru membuatnya semakin bergidik. Bagaimana dalam bilangan detik, perempuan yang tadi mengamuk itu kehilangan dayanya? Dia tak sanggup bergerak untuk memastikan. Namun, membiarkan seseorang terbujur kaku tanpa mencoba memberikan pertolongan sungguh melukai nuraninya.

Kartika mengembuskan napas lega ketika Suacheng mendekati Meta. Memeriksa denyut nadi perempuan itu, kemudian menelitinya secara mendetail.

“Dia meninggal,” ucap Suacheng sungguh-sungguh. “Tidak ada darah. Dia mengalami luka dalam,” jelasnya. Suacheng berusaha menutup mata Meta, tapi mata itu terus terbuka, seolah sedang mengintai mereka.

Sejenak Kartika merasa mata Meta tengah menelanjangi pikiran dan perasaannya. Membaca rahasia-rahasia terdalamnya. Dia merasakan gelombang rasa bersalah karena sempat meremehkan perempuan yang telah menjadi mayat itu. Tenggorokannya terasa semakin kering.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Eva Sri Rahayu aktif menulis sejak tahun 2006. Karya-karyanya lebih banyak mengangkat tema kehidupan remaja dengan tujuan memberi edukasi kepada generasi muda lewat literasi. Kini tengah terlibat produksi serial animasi mengenai kearifan lokal sebagai penulis skenario.

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi