Checklist Main Tinder yang Aman. Ada Aturannya Kalau Mau Ketemuan!

Antusias cari kenalan boleh aja, tapi jangan sampai lupa menjaga diri

Ada satu kalimat yang langsung muncul di kepalaku usai menamatkan film the Tinder Swindler di Netflix beberapa waktu lalu. Bermain Tinder artinya kamu harus siap clueless alias nggak tahu apa-apa. Ucapan seorang teman yang udah khatam tentang aplikasi kencan itu ternyata benar, apalagi kalau aku menyaksikan pengalaman korban-korban Simon Leviev dalam film itu.

Penampilan, gaya hidup, karier, atau bahkan latar belakang seseorang bisa dipoles di Tinder. Ya, namanya juga kita sedang berusaha memikat lawan jenis untuk sekadar berteman atau jika beruntung bisa pacaran dan melangkah ke pelaminan. Memang, masih banyak orang yang jujur menuliskan sedikit tentang dirinya di halaman profil Tinder, tapi kita nggak bisa naif juga, kan? Setiap orang memiliki motif masing-masing dalam menggunakan aplikasi kencan, termasuk motif penipuan seperti yang dilakukan Simon.

Beberapa foto diri dan biodata singkat nggak bisa dijadikan jaminan untuk benar-benar mengenal seseorang, SoHip. Bayangan segera mendapatkan pasangan sebaiknya, sih, disimpan dulu. Apalagi, kalau kamu baru mengenalnya di Tinder. Ada orang yang memang berhasil menemukan jodohnya lewat Tinder, tapi nggak sedikit, lo, cerita orang-orang yang justru bertemu pelaku kejahatan. Duh, serem~

Makanya, main Tinder harus cerdik dan cerdas. Sekali kamu swipe right nih, tanda menerima atau menyukai seseorang, hidupmu bisa jadi akan berubah sepenuhnya.

Nah, Hipwee Premium nggak ingin kamu mengalami nasib buruk seperti korban Simon Leviev, makanya kami udah merangkum beberapa tips dari para Tinder expert. Pastikan semua poin penting ini kamu centang saat main Tinder, ya, terutama kalau kamu ingin ketemuan sama doi.

1. Cermati profil singkat calon kenalan

Jaring pertama untuk menyeleksi kenalan di Tinder adalah melalui profil singkatnya. Sebelum memutuskan untuk swipe right (menerima) atau swipe left (menolak), pastikan kecocokanmu sama si dia. Cek mulai dari usianya, foto diri, atau mungkin latar belakang pekerjaannya. Cermati pula beberapa biodata yang biasanya menunjukkan nilai, pandangan, atau prinsip yang dia pegang.

Di tahap paling awal ini, kamu bisa memilih dan memilah calon kenalan yang paling masuk kriteriamu. Jika memang nggak cocok, sebaiknya kamu geser layar ke kiri. Nggak perlu merasa bersalah kok, kamu berhak menentukan ingin berkenalan dengan siapa.

Kuncinya, jangan buru-buru mempercayai apa yang ditampilkan seseorang di Tinder. Pelan-pelan aja kenalannya sambil memahami karakternya seperti apa. Atur ekspektasimu sendiri biar nggak kecewa bila proses perkenalan nggak berjalan mulus atau ternyata kamu dan dia nggak match. Jadi, kalem aja, bestie~

Tinder

Bermain Tinder | Photo by Solenfeyissa on Pixabay

2. Ngobrol aja dulu di Tinder

Ketika udah match (cocok) sama seseorang di Tinder, kamu mungkin merasa antusias. Soalnya, kalian berdua udah saling tertarik. PR selanjutnya adalah saling mengenal lebih jauh lagi. Tahap ini biasanya cukup tricky karena antusiasme bisa mendorongmu untuk buru-buru mengajak bertemu.

Nah, sebaiknya keinginan untuk bertemu ditahan dulu. Bila doi mengajak bertemu saat itu juga, jangan langsung mengiyakan, ya. Cobalah membangun komunikasi lewat kolom chatting di Tinder. Kesempatan ini harus digunakan untuk tahu informasi lain tentang doi. Misalnya, latar belakang pendidikan, keluarga, hobi, atau kesehariannya jika memang perlu.

Sebenarnya nggak ada patokan berapa lama, tapi menurut beberapa orang yang menggunakan Tinder, idealnya setelah 17-23 hari chattingan, kamu bisa meet up dengan doi. Namun, aturan waktu ini bersifat fleksibel, tergantung kualitas komunikasimu dengan dia.

“Bersikaplah terbuka, tapi jangan mudah percaya juga.”

Selama berpegang dengan kalimat di atas, perkenalanmu akan berjalan aman. Jangan mudah terpesona dengan hubungan yang tampak mudah dan cepat. Selain itu, bentengi dirimu dengan baik agar nggak gampang termakan janji-janji manis yang terlihat berlebihan antara dua orang yang baru mengenal.

Umumnya, sih, beberapa pelaku Tinder menggunakan intuisinya, selain mengandalkan logika dalam tahap ini. Melibatkan hati di proses ini sangat tidak disarankan, SoHip. Bapernya ditunda dulu~

3. Waktu yang tepat untuk saling bertukar informasi media sosial

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini