Bersabar Menunggu dan Terus Mendoakanmu. Beginilah Caraku Berdamai Dengan Rasa Rindu

Waktu kini telah berlalu. Aku dan kamu sudah mulai menyadari arti penting sebuah kepercayaan. Tantangan emosi dan batin yang kian menyiksa takkan mampu membuat kita, khususnya aku untuk berhenti berjuang demi hubungan yang bukan main-main ini.

Advertisement

Mungkin kamu benar, cinta itu tak selamanya harus berdekatan lalu saling mendekap ketika membutuhkan, tapi bisa juga saling percaya dari kejauhan. Kini aku tak lagi mempermasalahkan jarak denganmu, tapi bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan rumah terberatku, yaitu menahan rasa rindu yang kian membumbung tinggi kepadamu.

Hey, kamu yang sedang mati-matian berjuang demi masa depan. Aku tetap setia menunggu dan akan rajin mendoakanmu, meski terus terpenjara dalam rasa rindu.

Dengan segenap hati aku percaya, bahwa kamu di sana baik-baik saja. Aku pun yakin tak ada niatmu untuk bermain di belakang pun berdusta.

aku percaya, aku yakin

aku percaya, aku yakin via slodive.com

Memang butuh kesabaran dan bendungan air mata untuk menahan pikiran ini tak berpikir macam-macam terhadapmu. Aku juga mengakui bahwa tak mudah untuk percaya begitu saja bahwa kamu tak mengingkari janji manis kita dulu. Tetapi apa mau di kata, jarak dan waktu kini telah berkuasa di hadapan kita. Aku tak bisa mengelak kenyataan yang ada bahwa kamu sedang berusaha meraih impian di sana, impian mulia demi masa depan kita berdua.

Advertisement

Sedikit demi sedikit telah ku pupuk rasa percaya, yang semoga Tuhan aminkan sebagai pengharapan terbesarku terhadapmu.

Terkadang, aku sempatkan untuk menyambangi Ibu dan Ayahmu di rumah. Bukannya apa-apa, aku hanya ingin mengobati rasa rindu ini dengan bertemu mereka.

bukannya apa-apa...

bukannya apa-apa… via youtube.com

Sebelumnya, aku ucapkan terimakasih karena kamu telah mempertemukanku dengan kedua orang tuamu.

Bukannya aku ingin cari muka di depan mereka, tapi aku tahu bahwa merekalah sosok yang tepat dan mampu menepis rasa rinduku terhadapmu. Candaan dan obrolan ringan yang biasa orang tuamu tunjukkan, membuatku sangat bahagia dan semakin yakin bahwa kamu benar-benar sedang berjuang di sana. Walau bagaimanapun, aku memang belum punya hak penuh untuk terus-terusan ‘merengek’ pada mereka, namun izinkan aku untuk memanfaatkan kesempatan agar lebih mengenalmu lebih dalam lagi.

Advertisement

Jika berkenan, biarkan aku mengirim sinyal perhatian lewat telepon atau pesan singkat. Meski aku tahu, untuk membalasnya pun kamu jarang sempat.

biarkan aku...

biarkan aku… via lifehack.org

Dengan membiarkanku mengirimkan telepon atau pesan singkat setiap hari, berarti kamu paham betul bahwa aku hanya ingin tahu perihal kabarmu di sana. Ini menjadi kelegaan tersendiri buatku karena kamu adalah salah satu orang yang paling berharga dalam hidupku. Biarkan aku terus berkelana dalam untaian kata dari pesan singkat dan nada sambung telepon yang tak terbalas. Biarkan pula aku berlatih menjadi sosok sabar dalam sebuah penantian yang panjang.

Menulis catatan-catatan kecil juga tak pernah aku lewatkan. Jika kelak kita bertemu, aku harap kamu akan berbangga hati membaca deret tulisan yang syarat kesabaran ini.

inilah saksi bisu penantianku

inilah saksi bisu penantianku via hercampus.com

Kita yang digariskan untuk terpisah jarak dan waktu, memang tak boleh menyerah begitu saja. Ada hal-hal istimewa yang tak dimiliki orang lain, terkait ujian dalam sebuah hubungan. Penantian yang harus diimbangi dengan kesabaran sudah tentu menjadi kunci utama, apakah hubungan ini akan berakhir indah atau sebaliknya. Imajinasi-imanjinasi ‘liar’ perihal ini pun tak ku curahkan sembarangan kepada seseorang, melainkan di secarik kertas yang aku harap bisa menjadi saksi bisu atas benih-benih kesabaran yang telah tertanam.

Dalam diam, telah kupanjatkan doa terbaik demi keselamatanmu di sana. Biar Tuhan dan aku saja yang tahu, betapa tulusnya pengharapan terbaik yang aku pinta.

dalam diam, kupanjatkan doa

dalam diam, kupanjatkan doa via goodtheraphy.org

Ketika sebuah hubungan telah terbentang jarak, ada cara lain selain mendekap, yaitu sebuah panjatan do’a. Meminta yang terbaik dari-Nya serta dijauhkan dari pemikiran-pemikiran negatif pun tak pernah luput aku lakukan demi kamu, aku dan kita. Sedikit naif memang, tapi inilah pembuktian kecilku terhadap keseriusan hubungan ini.

Takkan pernah ku sia-siakan kamu, meski lewat permintaan sederhana kepada Tuhan.

Jangan kuatir, soal jodoh itu sudah ada yang mengatur dan hubungan ini terlalu kuat jika untuk dikalahkan oleh sekadar jarak.

jodoh sudah ada yang mengatur

jodoh sudah ada yang mengatur via hdwallpapersrocks.com

Lewat jarak dan waktu yang membentang ini, aku harap kita bisa saling mengisi kekosongan meski tak bisa saling bertatap. Kita tak pernah tahu garis takdir yang telah Tuhan persiapkan pada hubungan kita kelak. Besar sekali harapanku untuk terus melewati penantian panjang ini bersamamu, hingga akhir nanti. Hubungan ini pun terlalu kuat kalau hanya melawan jarak, ruang dan waktu. Aku minta kamu juga siap jika sewaktu-waktu kejutan dari Tuhan itu datang, entah apapun bentuknya.

Ratusan kilometer jarak itu tak ada artinya, jika kalian berdua masih waras dan mau saling percaya. Semoga semesta juga mengiringi langkah kalian yang selama ini telah bersabar dalam penantian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang makmum yang taat :)

CLOSE