Kalo Kamu Udah Pacaran Tahunan, Candaan Ini Akan Jadi Penyegar Dalam Hubungan

Menjalani hubungan memang penuh tantangan. Dari awal masa penjajakan, jadian, sampai pacaran tahap awal, memiliki tantangannya masing-masing. Pun juga saat udah memasuki masa pacaran tahunan, kamu dan dia masih juga menghadapi tantangan dalam hubungan, meskipun nggak setegang saat masih awal pacaran dulu.

Saat udah menjalani pacaran tahunan, kamu dan dia lebih selow dalam menghadapi tantangan tersebut. Bahkan, kalian menjadikan beberapa candaan sebagai pemanis. Candaan tersebut bisa sebagai tanda sayang atau pelepas beban. Kalau sudah berjalan tahunan, candaan seperti ini juga bisa jadi tanda kalau kalian sudah sama-sama nyaman dan hubungan ini akan baik-baik saja. Karena kalian sudah terbuka dengan satu sama lain.

1. “Kamu tadi makan apa sih, Yang? Kok kentutnya bau gini ya,”

Yang, kentutmu bau! D via www.pexels.com

Saat udah pacaran tahunan, kalian berdua nggak ada lagi rasa gengsi. Rasa sungkan untuk mengungkapkan sesuatu udah terkikis seiring berjalannya waktu. Bahkan kalian nggak akan sembunyi-sembunyi saat hasrat ingin kentut melanda. Kalian berdua akan mengeluarkannya tanpa bilang permisi dulu satu sama lain.

Begitu pula saat ada salah satu di antara kalian yang menemukan hal tersebut. Nggak gengsi lagi untuk bertanya atau menegur dengan candaan yang bisa membuat kalian menggelak tawa berdua.

2. “Kalo dipikir-pikir kenapa ya dulu aku berani nembak kamu? Kamu galak gini,”

Kok dulu aku berani nembak ya? via www.pexels.com

Ada saatnya ketika kalian berdua flashback pada masa-masa awal berpacaran. Kemudian dia yang udah bersamamu lama, mengungkapkan pertanyaannya kenapa dulu dia bisa berani mengungkapkan cinta. Padahal kamu dikenal sebagai cewek yang galak dan jutek pada masanya.

Ungkapannya tersebut tak hanya membuatmu tertawa, tapi diam-diam kamu juga bersyukur karena akhirnya dia memilihmu sebagai pelabuhan cintanya meskipun kamu nggak sempurna.

3. “Kamu kurusan deh. Tapi dikit. Dikiiit banget,”

Dikit. Dikiit banget! via www.sincerelykinsey.com

Cewek paling benci kalo dikomentarin tentang bentuk badannya. Terlebih dikomentarin sama orang-orang yang nggak terlalu dekat dengannya. Tapi hal itu akan berbeda, jika kamu dan dia udah tahunan bersama. Cowokmu nggak akan malu-malu lagi untuk mengomentari tentang badanmu. Kamu juga nggak akan marah dan merasa kesal dengannya, mengingat kamu sadar karena itu hanya candaan semata.

Mau kamu kurus, mau kamu gendut, aku tetap milih kamu 😀

4. “Jangan-jangan, yang bikin aku jatuh cinta tuh karena kamu asem-asem gini,”

Karena kamu bau asem hehe via www.pexels.com

Pacaran tahunan akan mengajarkan kalian berdua untuk saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Termasuk dengan aroma tubuh yang menyertai karena abis jogging atau lagi males mandi. Kemudian kamu atau dia berceloteh tentang apa yang membuat kalian bisa jatuh cinta pada pribadi masing-masing. Dia menjawab dengan serius. Sementara kamu yang ingin mencairkan suasana justru nyeletuk bahwa aroma tubuhnyalah yang mampu membuatmu jatuh cinta padanya.

Candaan tersebut mungkin akan ditanggapi dengan cubitan gemas atau pukulan manja. Namun di balik itu semua, dia akan bersyukur karena kamu telah menerima dia dengan apa adanya.

5. “Heran deh, kok kamu bisa cantik gini walaupun belum mandi?”

Heran deh, cantik amat kamu! via www.sincerelykinsey.com

Cowok memang salah satu ciptaan Tuhan yang paling jago dalam hal merayu atau melempar gombalan. Kalo udah pacaran tahunan, kamu nggak lagi mempan untuk digombalin cowokmu dan menganggap gombalan itu sebagai candaan belaka.

Contohnya saat dia pagi-pagi datang ke rumah dan menemuimu yang baru saja bangun. Dia akan berkata dengan entengnya bahwa kamu tetap cantik meskipun belum mandi. Begitu pula dengan kamu, kamu nggak malu lagi untuk tampil apa adanya di hadapan dia dan hanya menanggapi gombalan itu dengan sebuah cubitan mesra. Padahal kamu tahu sendiri bagaimana penampilanmu saat baru bangun dan belum mandi. Kucel, rambut acak-acakan, bahkan masih mengenakan piyama kesayangan.

6. “Jangan kurus-kurus ya? Aku nggak mau pacaran sama tulang,”

Jangan kurus-kurus ya, Yang. via www.sincerelykinsey.com

Ketika melihatmu rajin berolahraga, cowokmu nyeletuk bahwa dia nggak mau kamu terlalu kurus akibat keseringan olahraga. Padahal, niat kamu berolahraga untuk menjaga kesehatan aja. Dia sudah bersyukur dengan bentuk tubuhmu sekarang dan menerimanya apa adanya. Karena dia mencintaimu murni karena kepribadianmu, bukan karena fisik semata.

Jadi dia khawatir kalau kamu memforsir diri, mati-matian menguras keringat hanya demi badan yang menurut dia cuma kulit sama tulang saja. Apa adanya kamu sekarang, toh dia tetap suka.

7. “Yang, brewoknya dirapihin dikit dong. Lebat banget kayak semak-semak,”

Dirapihin dikit ya via dylandsara.com

Walaupun memelihara brewok udah nggak lagi tren di kalangan cowok, tapi cowokmu mungkin masih memelihara salah satu penyumbang nilai kemachoan cowok itu di wajahnya. Saat melihat brewoknya yang udah nggak teratur dan mulai panjang, kamu pun memberi pendapat agar dia sedikit merapikan brewoknya. Kamu pun akhirnya menyelipkan pendapat kamu itu dalam sebuah candaan, yang mungkin akan ia pertimbangkan pada akhirnya.

8. “Radio bututnya matiin dulu dong, Yang. Gantian aku yang ngomong,”

Sial, dibilang radio butut via elizabethwellsphoto.com

Saat kamu bercerita tak hentinya sama dia tentang suatu hal, terkadang dia memanggilmu sebagai radio butut. Bukannya marah, kamu terkadang sedikit mengumpat lalu memukulnya dengan manja. Kamu sadar bahwa dia nggak hanya cinta tapi juga perhatian. Dia hanya ingin sesekali mengingatkan kamu untuk juga mendengarkan pendapat orang lain. Bukan hanya ingin mau didengar saja.

Rasa sayang dan cinta memang perlu dalam sebuah hubungan. Apalagi untuk hubungan yang udah terjalin selama bertahun-tahun. Namun selain sayang dan cinta, diperlukan juga sedikit penyegaran agar hubungan nggak berasa hambar. Toh obrolan dalam pacaran nggak harus selalu ngomongin kapan lanjut ke pernikahan ‘kan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.