Karena Jenuh Bukan Alasan yang Dewasa untuk Mengakhiri Hubungan, 6 Hal Ini pun Perlu Kamu Pikirkan

Sebelum putus karena perasaan jenuh semata

Macam-macam masalah dalam hubungan pasti sudah kamu cicipi, apalagi yang sudah berjalan tahunan. Mulai dari cemburu sampai meributkan urusan mau makan di mana pasti dirasakan dan hal sederhana namun krusial adalah masalah kejenuhan. Rasa jenuh yang ada juga bisa bersumber dari mana saja, entah jenuh karena meributkan hal yang itu terus atau malah jenuh karena hubungan yang adem anyem dan nggak pernah ada konflik yang membuat kamu dan dia semakin tertantang.
Advertisement
Padahal, kejenuhan itu sendirilah tantangannya. Menjadikan rasa jenuh yang kamu punya sebagai kambing hitam penyebab perpisahan itu payah, tandanya keseriusan cintamu patut dipertanyakan saat mulai jenuh dan rasanya ingin berpisah. Untukmu yang sedang jenuh-jenuhnya menjalani hubungan, 6 hal ini sebaiknya kamu pikirkan.

1. Jenuh bukan alasan untuk berpisah. Percayalah, selalu ada banyak cara untuk membasmi kejenuhan yang datang suka-suka

jenuh bukan alasan untuk pisah via www.pexels.com

Jenuh itu hal yang biasa, semua orang pernah ada dalam titik jenuhnya masing-masing. Saat jenuh, kita dihadapkan pada berbagai pilihan. Ingin bertahan bersama kejenuhan, memilih pergi, atau meretas rasa jenuh itu dengan caramu sendiri. Sebelum kamu mencari cara untuk membunuh kejenuhan dan menghidupkan hubunganmu kembali, kamu harus tau apa penyebab rasa jenuh itu sendiri.
Advertisement
Kalau-kalau penyebab rasa jenuh itu adalah rutinitas hubunganmu, kamu bisa mengganti pola komunikasimu dengan dia, mengganti cara kencan atau menambah kadar perhatian. Kalau penyebab jenuh itu ada karena ada orang lain yang mengisi hati, ingat lagi bahwa kamu belum tentu mendapatkan apa yang selama ini kamu punya saat kamu berani meninggalkan dia.

2. Saat hati sudah saling terpaut, rasa yang kalian punya akan terus tumbuh dan jenuh tak lagi jadi masalah besar

jenuh bukan lagi masalah besar via www.pexels.com

Advertisement
Kalau rasa jenuh itu benar-benar mengganggu kualitas hubungan kalian. Tanyakan pada dirimu sendiri, sudahkah kamu mencintainya dengan benar? Benarkah hatimu memilihnya? Mestinya kalau hati kalian sudah terpaut satu sama lain, jenuh yang ada tidak akan menjadi masalah besar yang mengganggu hubunganmu dan dia.
Kalau baru pacaran saja sudah gusar dengan kejenuhan, bagaimana saat sudah menikah dan hidup selamanya dengan dia nanti? Itulah kenapa kamu perlu memilih pasangan yang tepat untuk berjalan beriringan. Dia tidak ada bosan-bosannya ada di sampingmu dan tidak akan jenuh saat menjalani hidup selamanya bersamamu, yang dengannya cinta itu akan selalu tumbuh.

3. Coba komunikasikan kejenuhan yang kamu rasa ke pasangan. Kalau dia masih bisa bertahan, kenapa dirimu malah pergi?

kamu perlu ngobrol berdua via www.pexels.com

Mengingat komunikasi adalah kunci kesuksesan suatu hubungan, maka dari itu kamu perlu mengkomunikasikan apapun yang kamu rasakan jika menurutmu hal itu bisa mengancam hubungan kalian berdua. Kamu perlu meluangkan waktu dan ajak dia untuk membicarakan tentang hubungan ini, itung-itung bisa jadi waktu quality time kalian untuk saling memahami.
Jangan memendam kejenuhan yang sedang kamu rasakan, nggak perlu takut dia marah dan semuanya malah semakin runyam. Justru dengan membicarakannya berdua, kamu nggak menopang masalah itu sendiri, ada dia yang selalu siap berproses bersamamu karena jenuh adalah bagian dari proses kedewasaan hubungan, ujian untuk kalian sama-sama membenahi apa yang selama ini salah di antara kalian berdua. Kalau memang dia masih mampu berjalan bersamamu melawan rasa jenuh itu, kenapa kamu malah pergi? Segitu sajakah rasa sayangmu?

4. Ingat lagi waktu kebersamaan kalian berdua, dia yang selama ini jadi salah satu sumber semangatmu dikala lelah

ingat lagi waktu kebersamaan kalian berdua via www.pexels.com

Bukankah sebelum rasa jenuh itu muncul, dia yang selama ini membuatmu semangat menjalani hari-harimu? Selalu ada dukungan darinya saat langkahmu mulai lesu dan pikiranmu mulai pesimis, dia yang tidak pernah menuntut kesempurnaan darimu.
Relakah kamu meninggalkan orang yang sudah tulus melewati hari demi hari yang tak singkat bersamamu? Coba ingat lagi perjuanganmu mendapatkannya dan tujuan hubunganmu bersama dia, jangan kekanak-kanakan dan begitu saja meninggalkan hubungan ini hanya karena perihal jenuh.

5. Saat kamu sedang kepayahan, bukankah dia yang selalu bersedia menghapus lelahmu?

orang yang tulus memberimu dukungan via www.pexels.com

Orang yang tulus berada di sampingmu akan selalu memberi dukungan dan mempercayai kemampuanmu saat kamu sedang menghadapi sebuah masalah yang nggak mudah. Sosoknya pun berperan membantumu berkembang menjadi orang yang lebih baik, mengingatkan saat kamu mulai salah jalur dan mau mendengarkan rentetan keluhanmu saat kamu mulai kepayahan. Rasanya nggak adil, kalau baru jenuh saja kamu sudah berpikir pergi darinya.

6. Jenuh itu manusiawi, menepilah sejenak dan jangan pergi menjauh sebelum sesal menghampiri

kamu hanya butuh wkatu sendiri via www.pexels.com

Nggak hanya perihal hubungan, menjalani hidup yang begitu-begitu saja pun nggak menutup kemungkinan kamu akan merasa jenuh, karena rasa jenuh memang akan dirasakan siapa saja nggak terkecuali kamu. Jenuh nggak bisa jadi alasan logis untuk pergi meninggalkannya.
Sebelum kamu malah jadi menyesal nanti, sebaiknya atasi kejenuhan dengan cara lain. Setelah kamu mengkomunikasikan apa yang kamu rasa dengan pasangan, buatlah dia mengerti kalau kamu hanya perlu menikmati waktu dengan dirimu sendiri dan bukan bermaksud untuk pergi, lalu setelah itu kamu akan kembali untuknya dengan rasa yang lebih dari sebelumnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE