Menurut Penelitian, Perlu Waktu 3 Tahunan untuk Saling Mengenal Supaya Hubungan Bertahan Lama

Lama pacaran sebelum menikah

Usiamu sudah lebih dari 25, sedangkan usia cowokmu sudah pertengahan 30-an. Perihal pekerjaan, kamu sudah punya pegangan meskipun secara gaji masih rendah. Sementara cowokmu sudah punya jabatan yang cukup lumayan dengan pendapatan yang dirasa bisa untuk membangun sebuah keluarga baru. Pernikahan pun sudah kalian idamkan sejak lama. Bahkan sejak tahun pertama hubungan baru merekah beberapa hari saja.

Meski pernikahan sudah diidamkan, kamu merasa masih ada satu ruang hatimu yang belum siap sepenuhnya. Inilah yang akhirnya membuatmu sedikit mengulur waktu, tiap kali cowokmu mengarahkan pembicaraan ke arah pernikahan. Sebenarnya kamu nggak salah saat merasa belum siap menikah meski cintamu udah nggak perlu ditanya dan hubungan kalian udah satu tahun lamanya. Menurut sebuah penelitian di Emory University menyebutkan bahwa waktu pacaran atau saling mengenal adalah 3 tahun atau lebih. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mereka yang berpacaran dalam rentang waktu 1 sampai 2 tahun akan menurunkan kecenderungan untuk berpisah sebanyak 20% setelah menikah nanti.

Sedangkan bagi pasangan yang berpacaran selama 3 tahun atau lebih akan menurunkan kemungkinan untuk berpisah sebanyak 50% setelah menikah. Waktu 3 tahun atau lebih itu diprediksi mampu memberikan masing-masing pasangan untuk saling mengenal, mengerti dan berpikir jernih untuk melabuhkan hati dan pikiran. Supaya hubunganmu awet sampai 3 tahun, 4 tahun, atau bertahun-tahun sampai akhirnya menikah, coba terapkan 7 pertolongan pertama pada hubungan. Bukan cuma cinta yang harus kamu dan pasangan miliki. Kalian harus bisa menerima, mengapresiasi, dan mendengarkan. Nah, kamu bisa belajar 7 hal tersebut dalam tulisan Hipwee Premium agar hubungan percintaan yang harmonis dan tahan lama.

7 pertolongan pertama pada hubungan | Dok. Hipwee Premium

Sambil belajar soal 7 hal yang bikin hubungan langgeng, niatan untuk menikah pun harus dipikirkan dan direncanakan dengan matang. Berdasarkan penelitian Emory University, bisa diambil kesimpulan bahwa tak perlu buru-buru menikah. Mungkin selain mempertimbangakn risiko di balik waktu pacaran cepat, alasan-alasan di bawah ini bisa menguatkan keputusan kalian.

1. Menikah berarti memasuki gerbang baru dalam kehidupan. Kamu dan dia jelas butuh waktu untuk saling mengenal luar-dalam

Pasangan butuh waktu untuk saling mengenal sebelum menikah | Photo by Milan Popovic on Unsplash

Menikah sering kali dijadikan pelarian atas permasalahan tertentu. Karena capek bekerja, kamu jadi ingin nikah saja. Gara-gara lelah kuliah, kamu ingin cepat-cepat menikah. Sampai-sampai kamu belum juga dapat pekerjaan, solusinya ingin segera menikah. Padahal menurut mereka yang sudah berumah tangga, menikah bukan penyelesaian masalah atau pelarian. Justru menikah jadi gerbang kehidupan baru dan banyak hal yang akan kalian rasakan. Sementara itu, agar kalian tak goyah dalam mengarungi bahterah rumah tangga, kamu dan dia jelas harus saling mengenal dengan baik.

Sementara untuk mengenal seseorang, apa iya bisa dalam waktu sebentar?

2. Komitmen menjalin hubungan serius juga butuh waktu untuk berkembang. Jelas tak cukup sebulan atau dua bulan

Komitmen hubungan perlu dijaga dan tak bisa cuma dalam waktu singkat | Photo by Natalia Barros on Unsplash

Menikah itu butuh komitmen. Bukan hanya komitmen untuk tinggal dalam satu rumah yang sama, tapi juga tetap menjaga langkah. Bahkan di saat salah satu dari kalian mulai merasa lelah, seperti yang dituliskan Bernard Batubara dalam bukunya. Agar komitmen bisa bertahan long lasting sampai nanti, kamu dan dia perlu membiarkannya berkembang. Salah satu caranya dengan tak buru-buru menikah dan menguatkan komitmen ini dulu.

Ibarat sebuah rumah, komitmen ini tiang penyangganya. Semakin lama, semakin banyak tiang yang menyangga rumahmu kelak. Agar nantinya benar-hubunganmu benar siap menghadapi badai kehidupan.

3. Klise, tapi menikah itu butuh modal. Mulai dari modal kesiapan mental sampai modal materi yang bisa kamu persiapkan selama pacaran

Pernikahan juga butu modal, jadi jangan buru-buru | Photo by Carly Rae Hobbins on Unsplash

Dengan mata tertutup sekalipun, kamu sudah paham betul bahwa menikah itu perlu modal. Tak hanya modal materi untuk memeriahkan resepsi, tapi juga modal kesiapan mental yang tak bisa kamu beli. Kesiapan mental ini hanya bisa pelan-pelan kamu dapatkan dengan kebiasaan. Kamu jelas butuh waktu untuk bisa mempersiapkan mental. Agar kasus kayak gini nggak terjadi padamu dan pasangan: baru kenal dua minggu, nikah, tapi sebulan kemudian bilang pisah.

4. Jangan menikah hanya karena diburu usia. Kamu dan dia jelas butuh waktu untuk merencanakan momen sakral itu berdua

Jangan menikah cuma karena umur sudah mulai menginjak usia senja, ya | Photo by freestocks on Unsplash

Menikah itu tidak berpatokan pada usia. Dalam undang-undang, memang diatur usia minimalnya. Tetapi bukan berarti kamu bisa langsung menikah begitu saja saat umur sudah legal dan sah secara negara. Menikah diburu usia itu sia-sia. Layaknya lomba lari, kamu mengambil jalan pintas untuk mendapatkan juara. Padahal kalau tetap on track, kamu bisa tetap mengambil piala tersebut. Bahkan bisa merasa bangga. Selain itu, menikah hanya karena diburu usia akan mengecilkan esensi sakralnya. Padahal jika kamu dan dia lebih bersabar dan mempersiapkan segalanya lebih matang, momen sekali seumur hidup ini akan lebih jauh menimbulkan kesan.

5. Salah satu tujuan menikah adalah untuk mendapatkan keturunan, tapi baiknya tidak dengan sembarangan orang kan?

Punya anak itu tanggungjawabnya besar | Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Salah satu tujuan dari menikah adalah untuk mendapatkan keturunan. Hal inilah yang membuatmu terkesan seperti ingin segera menikah. Padahal kamu hanya ingin cepat menggendong bayi seperti teman-temanmu. Tujuan yang mulia untuk mendapatkan keturunan seharusnya tak lantas dijadikan alasan untuk segera memenuhi deadline-mu. Justru seharusnya menjadi alasan untukmu mencari yang terbaik ataupun mempersiapkan yang terbaik lebih dulu. Bukannya langsung mengiyakan sembarangan orang karena tak mau ketinggalan.

6. Karena menikah itu berbeda dengan ujian, yang bisa dilakoni meski hanya ‘belajar’ dalam semalam

Bukan ujian nasional via unsplash.com

Karena menikah itu ejaannya adalah me-ni-kah, bukan takut kesepian ataupun tak laku di mata orang. Apalagi kalau kamu sampai menyamakan menikah dengan ujian nasional, yang bisa dilakukan dengan sistem kebut semalam. Hasilnya pun bisa kamu bayangkan sendiri kan?

Meski secara data, pasangan yang berpacaran selama tiga tahun atau lebih bisa terhindar dari perpisahan, hal tersebut tak bisa sepenuhnya dijadikan acuan. Pasalnya dalam setiap penelitian, pasti ada faktor X yang berada di luar jangkauan. Buat kamu yang sudah menikah tanpa perlu pacaran 3 tahun dulu, jangan lantas tersinggung, ya. Namanya juga hasil penelitian. Kadang kejutan Tuhan memang bisa mengalahkan penelitian secanggih apa pun di muka bumi. Buatmu yang sudah pacaran tiga tahunan atau bahkan lebih, semoga kebaikan selalu menyertai hubungan kalian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.