Meski Kita Tak Lagi Saling Menggenggam, Ketahuilah Bahwa Rindu Ini Masih Untukmu Seorang

Momen jatuh bangunnya cewek dalam melupakan mantan

Menjalin hubungan denganmu mungkin termasuk salah satu hal paling indah dalam kehidupan. Pasalnya di tengah kehampaan yang terjadi, kamu menawarkan keriaan yang selama ini aku cari. Aku masih ingat betul bagaimana gigihnya usahamu kala itu. Aku juga masih ingat betul bagaimana hatiku dipenuhi kupu-kupu ketika kita pertama kali mengikrarkan komitmen. Awal-awal denganmu seperti naik komidi putar. Hal-hal yang kurasakan hanya bahagia dan senang. Bahkan momen-momen sedih sekali pun, dapat kulalui dengan datar karena selalu ada bahumu untukku bersandar.

Advertisement

Namun semesta agaknya bosan melihatku terus-terusan dikelilingi dengan kebahagiaan. Sampai di satu titik semesta memberiku sebuah tantangan. Kamu tiba-tiba mengatakan ingin berpisah, padahal kala itu aku sedang berada di puncak sayang-sayangnya. Dengan sepenggal tulisan ini, izinkan aku berbagi sesuatu. Tentang hal-hal yang harus kulalui untuk bisa berdamai denganmu dan kenangan-kenangan kita selama ini. Meski rasanya perih sekali.

Putus denganmu seakan kiamat kecil yang tak terduga. Harapan yang dulu ditanam bersama, terpaksa dicabut sampai ke akarnya

Berpisah denganmu adalah kiamat kecil bagiku | Photo by cottonbro via www.pexels.com

Setiap pasangan mungkin mendambakan bisa bersanding di pelaminan. Tak terkecuali aku. Dulu saat kita masih bersama, aku bahkan sudah membayangkan bagaimana jika kelak kita berdua mempunyai anak-anak yang lucu. Namun harapan tinggal harapan. Semua meski kucabut paksa meski awalnya dengan hati-hati kita tanam bersama. Jika bersama denganmu menjadi salah satu hal terindah dalam hidup, momen putus denganmu menjadi kiamat kecil buatku. Terserah jika orang menganggapku berlebihan. Sebab memang beginilah kenyataan yang kuhadapi sekarang.

Jangan ditanya bagaimana rasanya. Nyeri dari segala nyeri bergabung menjadi satu. Aku sampai tak sanggup berdiri di atas kakiku

Berjuta nyeri menjadi satu | Photo by Hector Gomez via unsplash.com

Dulu aku tak percaya jika putus itu rasanya sakit sekali. Namun ketika mengalaminya sendiri, aku jadi sadar bahwa lagu-lagu bertema patah hati itu memang benar. Momen putus denganmu serasa berjuta-juta rasa nyeri berkumpul jadi satu.  Di hati juga terasa ada sebuah batu besar yang menghantam, sampai bernafas saja kesulitan. Terlalu menggantungkan cinta kepadamu ternyata bisa sesakit ini akhirnya. Sampai-sampai aku tak bisa berdiri sendiri. Padahal sebelum denganmu aku terbiasa merasakan sunyi sepi sendiri.

Advertisement

Melupakanmu adalah jalan pertama yang kujalani. Tapi semakin kulupakan, semakin sosokmu terus ada dalam ingatan

Makin dilupakan, malah semakin teringat | Photo by AVW via unsplash.com

Berpisah denganmu adalah patah hati paling parahku. Kamu juga yang buatku mencari segala cara untuk segera mengenyahkan ingatan-ingatan tentangmu dan kita berdua. Namun alam bawah sadarku tidak terima. Semakin aku berusaha menghapusmu, semakin ganas pula ingatan tentang kita bermunculan di kepala. Oh, jadi seperti ini rasanya makan tak enak tidur pun tak nyenyak itu? Kukira momen seperti itu hanya sebuah lirik lagu, tapi ternyata bisa juga kurasakan karena kehilanganmu.

Bahkan aku sampai mencari pelampiasan demi mengusir hal-hal yang berkaitan denganmu. Tapi ternyata hasilnya nol besar

Nol besar! | Photo by Allef Vinicius via unsplash.com

Aku sampai sudah lupa hal-hal apa saja yang kulakukan hanya untuk menghapuskanmu dari kepala. Mulai dari baca-baca artikel tentang mantan, dengerin lagu move on, sampai minta nasihat ke teman, semua sudah kulakukan. Aku bahkan sudah mencoba mencari pelampiasan demi ingatan sialan tentangmu bisa diusir dari pikiran. Di sini aku mau minta maaf juga kalau ada pria-pria yang mungkin merasa kujadikan pelampiasan. Maaf sudah memanfaatkan kehadiran kalian untuk pria satu yang dengan entengnya pergi meninggalkan.

Meski sudah banyak cara kulakukan, tapi pada akhirnya aku tak mendapatkan hasil apa-apa. Kamu masih sering hadir dalam lamunan bahkan di tengah-tengah aku melakukan pekerjaan. Tolong, dimanakah keadilan saat aku mati-matian melupakanmu, ingatan tentangmu justru semakin tumbuh berkembang?

Advertisement

Akhirnya aku menyerah. Kini kubiarkan sosokmu berkeliaran di dalam hati dan pikiran

Kubiarkan kamu datang dalam pikiran | Photo by Vanessa Garcia via www.pexels.com

Iya, aku akhirnya menyerah untuk melupakanmu. Aku pilih berdamai dengan rindu dan kenangan tentangmu. Aku menikmati masa-masa sendiri, hanya ditemani ingatan-ingatan indah bersama kala itu. Di kala hujan pun aku masih setia mendengarkan lagu kesukaan kita berdua. Nada panggilan yang dulu khusus untukmu masih kupasang hingga sekarang. Meski sakit luar biasa saat ada yang menelepon dan itu bukan lagi dirimu seperti dulu.

Meski terlihat menyedihkan, toh dengan cara ini aku mampu berdamai dengan keadaan, walau prosesnya amat perlahan

Mau bagaimana lagi? Memang saat ini harus hidup begini | Photo by Brooke Cagle via unsplash.com

Membiarkan diri larut dalam kesedihan seperti ini memang menyedihkan. Aku sendiri pun merasa tersiksa. Namun apa boleh buat, inilah satu-satunya cara agar kamu bisa pelan-pelan hilang dari ingatan. Sebab bagaimana pun juga, menghadapi kenyataan adalah jalan terbaik. Meskipun pahit getirnya harus dirasakan.

Entah apa yang dulu kamu lakukan. Sampai kita tak lagi saling menggenggam, rindu ini hanya berpusat padamu seorang

Photo by Ba Tik via www.pexels.com

Aku sampai heran sendiri. Mengapa saat kamu tak ada di sisi, rindu ini masih kamu yang memiliki? Mengapa juga saat bahumu tak ada, aku masih berharap kamu datang dan memelukku seperti biasanya. Dan inilah perjuanganku untuk melepasmu. Melepas seseorang yang kusayangi terlalu dalam sampai akhirnya kamu malah pergi duluan.

Hai kamu yang sudah membolak-balikkan perasaan, kini aku sedang dalam proses berdamai dengan masa lalu. Mungkin beberapa saat lagi, aku bisa benar-benar terbebas dari ingatan tentangmu dan mulai membuka lembaran baru. Namun sembari menunggu momen terbebas darimu itu tiba, kamu perlu tahu sesuatu. Meski kita tak lagi saling menggenggam, ketahuilah sampai saat ini rinduku hanya berpusat di kamu seorang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE