Kalau Alasan Menikahmu Karena Hal-hal Ini, Pikirkan Ulang Rencanamu Selagi Masih Ada Waktu

jangan menikah karena ini

Saya tahu, hidup di Indonesia memang tidak mudah. Khususnya bagi perempuan. Jika pada usia tertentu masih sendiri, jangan heran jika ditanya kapan menikah. Meski kadang maksudnya bercanda, tapi pertanyaan ini bisa membuat orang jadi kepikiran.

Kepikiran seperti itu seringkali membuat orang menjadi tidak nyaman. Yang kadang-kadang membuat orang terburu-buru menikah. Padahal jelas itu bukan alasan yang tepat. Memang ada orang yang menikah lebih cepat atau lebih muda. Tapi cepat dan terburu-buru adalah dua hal yang berbeda.

Berikut 5 alasan yang sebaiknya tidak kamu gunakan untuk menikah:

Advertisement

1. Patah hati

Photo by pascalcampionart

Photo by pascalcampionart via https://www.instagram.com

Saya paham, patah hati itu memang rasanya tidak enak. Apa lagi jika cinta itu teramat dalam, luka yang membekas di hati juga dalam. Namun, jika kamu menikah untuk mengobati patah hati, sebaiknya jangan melakukannya.

Menikah itu perlu persiapan, termasuk dari segi kesehatan mental. Pulihkan lukamu dahulu, menikah kemudian.

Advertisement

2. Tekanan teman

Photo by Christian Erfurt on Unsplash

Photo by Christian Erfurt on Unsplash via https://unsplash.com

Sudah sering mendapat undangan pernikahan dari teman sebaya? Kadang (kalau enggan mengatakan seringkali) itu menjadi tekanan untuk kamu segera menikah.

Namun, jangan lakukan hal itu. Jika kamu merasa tertekan, mengapa tidak mencari teman-teman baru yang tidak membuatmu tertekan? Yang tidak akan bertanya, kapan nikah? Dengan begitu, kamu bisa melakukan refleksi dan berpikir dengan lebih jernih.

3. Faktor usia

Advertisement
Photo by Jon Tyson on Unsplash

Photo by Jon Tyson on Unsplash via https://unsplash.com

Faktor yang satu ini memang paling sering jadi alasan untuk segera menikah. Jam biologis, ovarium, dan perhitungan usia saat anak beranjak dewasa menjadi pertimbangan. Tapi jika memang belum bertemu dengan orang yang cocok, mengapa memaksa?

Ada pepatah bilang, biar lambat asal selamat. Jadi, alih-alih memaksakan menikah dengan orang yang tidak cocok, lebih baik bersabar dan mulai memperluas cakrawala pergaulan. Siapa tahu dari situ ketemu jodohnya.

4. Omongan orang

Omongan orang via

Omongan orang via via https://www.freepik.es

Omongan orang itu nggak ada habisnya. Percaya deh. Ada orang yang menikah cepat, lalu diomongin, jangan-jangan hamil duluan. Ada yang belum menikah di usia tertentu, diomongin juga, buruan nikah, jangan fokus karir mulu nanti jadi perawan tua.

Belum lagi dari hal teknis seperti, kateringnya nggak enak. Kenapa nggak di gedung anu aja sih. Kok nggak ngundang-ngundang kita. Dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya…(dan seterusnya berjalan selamanya). Nggak ada habisnya kan?

Jangan gantungkan dirimu pada penilaian orang lain. Bukan berarti kamu tertutup dengan masukan dan saran orang lain loh, ya. Intinya adalah pada pengenalan diri sendiri.

Kamu yang mengenal dirimu sendiri, dan kamu juga yang tahu mana yang membuatmu nyaman, mana yang nggak. Lagi pula, hidupmu adalah hidupmu, bukan hidupnya. Memangnya mereka yang menjalani?

5. Status sosial

Photo by  Sharon McCutcheon on Unsplash

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash via https://unsplash.com

Ada lho orang yang menikah karena ingin meningkatkan status sosialnya. Kalau istilah yang akrab di telinga kita sih, pansos alias panjat sosial. Ya nggak?

Jika kamu menikah untuk status sosial dan keamanan finansial, kamu harus siap dengan kenyataan bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan. Uang hanyalah alat, bukan tujuan. Masalah uang memang harus dibicarakan sejak sebelum menikah.

Tapi perkara ini juga bisa dibangun dan dipupuk selama menjalani pernikahan. Intinya terletak pada komunikasi dan kepercayaan satu sama lain. Komunikasikan keinginan dan perencanaan keuanganmu pada pasangan. Lalu diskusikan bersama.

Jadi, sebelum menikah, pastikan 5 hal di atas bukan jadi alasannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE