5 Negara Dengan Minat Baca Tinggi, Bagaimana Indonesia?

Ada yang bilang bahwa buku adalah jendela ilmu. Dalam sebuah buku, kita semua dapat memperoleh informasi yang luar biasa, bahkan tanpa perlu datang ke lokasi tersebut. Lewat sebuah buku pula, kita bisa diajak berimajinasi ke dunia-dunia baru yang nyata atau fiksi. Berkat buku juga, sebuah perasaan bisa terpaut dan kenangan dapat mengalir lagi.

Begitu luar biasanya buku, membuat masing-masing dari kita tentu sudah diajarkan untuk gemar membaca. Bahkan jika perlu, jadikan kebiasaan membaca itu menjadi gaya hidup yang tak bisa dilepaskan dari keseharian.

Apakah itu terjadi?

Mungkin banyak di antara kamu yang bakal menggelengkan kepala. Ada banyak orang=orang dewasa negeri ini yang bahkan belum tentu membaca satu buku setiap tahunnya. Sementara di kalangan remaja, mereka lebih menyukai bermain game online lewat smartphone-smartphone mereka. Tak heran kalau akhirnya Indonesia ada di posisi 10 besar terbawah dalam tingkat literasi.

Negara-Negara Maju Punya Minat Baca Tinggi
Memiliki lebih dari 272 juta penduduk, Indonesia adalah negara berkembang yang begitu muram dalam urusan membaca. OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) sempat merilis laporan PISA (Program for International Student Assesment) pada tahun 2019, menyebutkan jika Indonesia ada di peringkat ke-62 dari 70 negara berdasarkan peringkat literasi.

Jika standar UNESCO haruslah 3 buku baru per orang setiap tahunnya, Indonesia cuma mencatat 0,09 buku baru per orang per tahun. Sebuah hasil yang sangat jauh di bawah rata-rata dan harus membuat masyarakat negeri ini berbenah. Apalagi jika dibandingkan negara-negara maju dengan peringkat literasi tertinggi. Apa saja?

Advertisement

1. Finlandia

Photo by Tapio Haaja on Unsplash

Photo by Tapio Haaja on Unsplash via https://images.unsplash.com

Sebagai negara Eropa yang dianggap punya sistem pendidikan dan tingkat bahagia terbaik, Finlandia rupanya menjadikan kegiatan membaca lebih dari sekadar gaya hidup, tapi sudah jadi budaya. Sistem pendidikan di Finlandia mewajibkan murid untuk membaca satu buku setiap minggunya. Yang menarik, tidak ada alih suara alias dubber dalam program TV berbahasa asing.

Pemerintah Finlandia memilih untuk meletakkan subtitle dalam program TV berbahasa asing itu, agar masyarakat mereka terutama anak-anak, terbiasa untuk membaca cepat dan tepat.

Advertisement

2. Belanda

Photo by Kazuo Ota on Unsplash

Photo by Kazuo Ota on Unsplash via https://images.unsplash.com

Negara Eropa lain yang punya gaya hidup membaca adalah Belanda. Bahkan kebiasaan membaca ini sudah dipupuk sejak dini, karena sistem pendidikan mereka mewajibkan anak-anak membaca buku setiap pagi sebelum pelajaran dimulai.

Tak hanya sekali, ketika hendak pulang ke rumah usai belajar, murid juga harus membaca. Bahkan sekolah-sekolah Belanda rutin juga melakukan kunjungan ke perpustakaan.

3. Swedia

Advertisement
Photo by Catalina Johnson on Unsplash

Photo by Catalina Johnson on Unsplash via https://images.unsplash.com

Jika Anda berkunjung ke Swedia, bukan hal yang aneh saat perpustakaan-perpustakaan umum ramai pengunjung.  Bahkan perpustakaan itu terletak di pusat-pusat keramaian, seolah membaca memang jadi gaya hidup mereka.

Ada banyak buku-buku yang bisa kamu temukan di sudut-sudut kota, supaya semua orang bisa bergantian membaca dan mendapatkan informasi baru.

4. Australia

Photo by Dan Freeman on Unsplash

Photo by Dan Freeman on Unsplash via https://images.unsplash.com

Kalau sebelumnya adalah negara-negara Eropa, kita pindah ke Australia yang ternyata juga menjadi salah satu negara dengan tingkat literasi tertinggi. Kamu jangan kaget kalau hidup di Australia, karena pemerintah memiliki program Reading Challenge yang harus diterapkan para orangtua untuk anak-anak mereka.

Begitu pula ada kegiatan home reading yang mana anak-anak wajib membawa buku dari sekolah untuk dibacakan oleh orangtua jelang tidur. Apa itu saja? Tidak. Ada juga Australian Reading Hour di mana orangtua wajib menyisihkan waktu satu jam per hari untuk membaca atau membacakan buku kepada anak-anak mereka.

5. Jepang

Photo by Jezael Melgoza on Unsplash

Photo by Jezael Melgoza on Unsplash via https://images.unsplash.com

Pada dasarnya hampir seluruh negara Asia Timur memang punya tingkat literasi tinggi. Namun Jepang terbilang jauh lebih menarik apalagi ada kebiasaan tachiyomi yakni membaca sambil berdiri di toko-toko buku.

Lantaran sudah dibina sejak kecil yakni guru-guru mewajibkan muridnya minimal 10 menit membaca sebelum pelajaran dimulai, kamu terbiasa melihat orang-orang Jepang membaca di angkutan umum hingga pergi ke perpustakaan setiap malam.

Demi mendukung minat baca masyarakatnya, pemerintah Jepang menyediakan ruang baca nyaman lengkap dengan perangkat komputer dan akses WiFi.

Teknologi Tak Seharusnya Halangi Minat Baca
Melihat negara-negara maju di atas, bisa dibilang bahwa kunci dari tingginya minat baca mereka adalah kebiasaan yang telah terbangun sejak dini. Mereka berhasil membuktikan bahwa teknologi bukanlah penghalang dari keinginan membaca buku.

Bahkan sekalipun sudah ada internet dan berbagai gadget canggih, masyarakat di kelima negara tersebut masih gemar membaca buku di toko-toko buku sekalipun.

Apakah hal tersebut bisa dilakukan di Indonesia?

Jawabannya adalah bisa, lewat keberadaan jaringan internet berkualitas.

Yap, internet yang positif akan memberikan akses seluas-luasnya terhadap media sosial dan media-media berita online, tempat di mana berbagai informasi bermuara.

Tentu dengan minat baca yang tinggi, masyarakat juga akan mampu membedakan informasi yang fakta atau sekadar hoax, sehingga tercipta lingkungan yang lebih cerdas.

Sebagai sebuah aktivitas tanpa batas, internet memang memberikan berbagai hal yang dibutuhkan banyak orang. Kamu bisa membaca banyak hal di dunia maya berkat usaha para penyedia akses internetnya Indonesia.

Salah satu platform yang sering dipilih untuk bertukar informasi di internet adalah media sosial. Tentu dibutuhkan penggunaan media sosial yang bijaksana untuk bisa membedakan arus informasi yang fakta dan cuma rekayasa. 

Dengan akses internet terbaik yang bisa diperoleh oleh masyarakat dan didukung minat baca yang meningkat, tak akan mudah bagi siapapun untuk percaya pada kabar hoax. Terutama kalangan pelajar, pengajar hingga jurnalis yang bisa dibilang sebagai tulang punggung utama dalam pembuatan dan penyebaran konten informasi di internet.

Komitmen peningkatan minat baca lewat internet itu pula yang dipahami IndiHome dan operator-operator internet lain di Tanah Air. Karena memang bukan tak mungkin jika seluruh kebiasaan membaca itu dibangun lagi kepada generasi yang lebih muda yakni Alpha, mereka akan memiliki tingkat literasi lebih baik di kemudian hari nanti.

Sedangkan anak-anak milenial dan generasi Z, hanya tinggal menghasilkan konten berkualitas dan menguatkan niat lagi untuk menciptakan gaya hidup membaca.

Jadi, masih ada harapan untuk negeri ini menjadi bangsa yang gemar membaca.

Semangat, Indonesia!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mantan jurnalis media entertainment, sekarang adalah blogger profesional, content-copy writer dan calon penulis skenario yang hobi solo traveling.

CLOSE