5 Zona Show Off yang Ga Perlu!

Hidup ga butuh pembuktian dan pengakuan. Jadilah tanggung jawab untuk terus membawa kebaikan

Hidup ini bukan soal pembuktian, tapi soal tanggung jawab. Jika kamu melihatnya dari sisi pembuktian berarti yang kamu butuhkan adalah pengakuan. Selama ini kamu telah hidup dalam penjara buatan. Kamu melihat orang lain sebagai penonton yang harus kamu puaskan. Apa yang sebenarnya ingin kamu cari dari pengakuan? Orang yang hidup dalam zona pembuktian berarti mengakui dirinya memang membutuhkan pengakuan. Pengakuan yang tujuannya ingin dipuji, diapresiasi, disukai, dikasihani.

Hidup itu tidak berorientasi pada diri kita tapi pada apa yang kita lakukan terhadap orang lain. Apa yang bisa kita berikan untuk orang banyak. Kita tidak perlu melakukan pembuktian karena sesungguhnya hidup bukan hanya tentang kita. Dunia tidak butuh dengan siapa kita tapi butuh siapapun untuk melakukan apapun yang mampu memberikan pengaruh besar pada kebaikan. Kawan selalu ingatlah hidup ini bukan untuk kejar kejaran, hidup kita terlalu picik jika hanya mengukur dari apa yang kita peroleh. Hidup kita sudah berharga terlepas dari apapun yang kita miliki.

Berikut 5 zona pembuktian diri yang keluar jalur dan harus kita hindari.

Advertisement

1. Zona Haus Pengakuan

Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels

Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels via https://www.pexels.com

Manusia memang butuh diakui sebagai seorang sosok yang diinginkannya. Namun ada kalanya pembuktian diri hanya bersifat ingin diakui. Jika kita hidup untuk pembuktian diri saja, maka nilai yang ingin kita peroleh adalah pengakuan. Hidup kita sebelumnya berarti tidak pernah diakui. Segala hal dan tindakan kita akan berujung dengan hal yang sama, yaitu pengakuan karena kita melihatnya dari sisi tersebut.

Jika ada seseorang yang sering membuktikan dirinya dengan ucapan, menyebutkan hal hal yang diperoleh berarti dia membutuhkan pengakuan. Rasa ingin diakui memang tidak ada salahnya tapi yang perlu kita tahu itu adalah sebuah kelemahan yang seharusnya tidak kita tunjukan di depan orang lain. Selalu ingat dimana kita meminta pengakuan.

Advertisement

Sudah pantaskah kita meminta pengakuan terlebih pada orang yang tidak ada sangkut pautnya? Terkadang kita lupa akan hal tersebut dan malah justru menunjukan kelemahan kita di depan orang lain. Awalnya seperti pembuktian diri tapi jika dilihat dari kacamata yang lebih besar, justru yang terlihat adalah kelemahan yaitu haus akan pengakuan.

2. Zona Haus Pujian dan Apresiasi

Foto oleh Athena dari Pexels

Foto oleh Athena dari Pexels via https://www.pexels.com

Hidup ini juga bukan soal tentang apa yang kita telah dapatkan tapi apa yang bisa kita berikan tanggung jawab sepenuhnya. Jika kita melihatnya dari hal yang berwujud berarti kita sudah masuk zona butuh pujian. Jika ada seseorang yang sering membagikan hal berwujud yang telah dia peroleh, tanpa sadar dia telah masuk dalam zona haus akan pujian.

Advertisement

Aktualisasi diri sebenarnya bukan dari hal yang berwujud yang dapat kita lihat, tapi dari hal hal yang justru tidak terlihat dengan mata. Segala tindakan, pikiran, tanggung jawab yang menginspirasi dan dapat membuka jalan kebaikan. Namun, jika kita melihat aktualisasi diri dari hal yang berwujud kita hanya akan dapat pujian bukan nilai dan makna yang sesungguhnya.

Maka jika demikian, aktualisasi diri itu hanya cover saja. Sesungguhnya kita telah jatuh dengan hal di balik itu. Hal yang kita butuhkan adalah pujian tidak butuh betapa buruknya pikiran orang lain. Jika kita sudah pada zona ini berarti kita sudah open book, artinya menerima penghakiman dibalik pujian tanpa pernah tahu seperti apa di balik pujian itu. Hal lain yang seharusnya kita dapatkan bukanlah pujian, tapi rasa syukur dengan begitu kita telah mendapatkan nilai yang sesungguhnya.

3. Zona Haus Perhatian dan Kasih Sayang

Foto oleh Keira Burton dari Pexels

Foto oleh Keira Burton dari Pexels via https://www.pexels.com

Selanjutnya ada lagi zona yang suka mencari perhatian atau bahasa gaulnya “caper’’. Terkadang kita memang berada di zona show off tapi beberapa di antaranya tidak harus kita lakukan. Jika ada seseorang yang sering membagikan kisahnya secara berlebihan, hati-hati bisa jadi dia masuk dalam zona haus perhatian.

Tidak perlu sampai berlebihan apalagi membuat orang risih. Seperti halnya terlalu mengekspos diri dan menampilkan apapun di depan banyak orang atau di media sosial. Banyak posting tentang betapa beratnya kehidupan yang dijalani. Ada yang mungkin membagikan hal tersebut untuk sebuah pengalaman, tapi ada juga yang tujuannya hanya untuk mencari perhatian dan kasih sayang.

Lalu apa sih bedanya? Bedanya ketika ada seseorang yang haus perhatian, mereka akan melakukan segala cara apapun. Sehingga kita dapat melihat kesannya yang terlalu memaksa dan dibuat buat atau tidak asli. Mereka yang bersikap cari perhatian bahkan bisa melakukan apapun tujuannya hanya ingin diperhatikan dan haus kasih sayang. 

4. Zona Haus Ketenaran dan Popularitas

Foto oleh Rupinder Singh dari Pexels

Foto oleh Rupinder Singh dari Pexels via https://www.pexels.com

Zona Show off yang paling sering kita temui di media sosial adalah zona haus ketenaran dan ingin populer. Siapa yang punya teman seperti ini? Baru baru ini ramai dibicarakan soal pamer harta kekayaan dan kekuasaan di media sosial. Tidak hanya dilakukan di kalangan atas tapi hal ini juga menjadi konsumsi dari berbagai lapisan kalangan. Suka tidak suka, ada di antara kita. Jika ada seseorang yang sering membagikan hal hal yang bernilai materi tinggi maka berhati hatilah karena dia sudah masuk dalam zona haus popularitas.

Apa sebenarnya yang ingin kita buktikan dengan pamer? Bergaya flex atau memenuhi kepuasaan diri memang tidak dilarang, tapi jika kita sudah menyebarkannya maka tujuannya hanya satu ingin disukai dan ingin terlihat bagus di depan orang. Jika kita melihatnya dari sudut pandang perilaku, justru yang akan kita lihat yaitu kelemahan, haus akan ketenaran dan merasa ingin menjadi populer.

Padahal nilai populer sebenarnya dilihat dari apa yang kita lakukan dan dapat berpengaruh terhadap orang banyak baik itu dari sebuah karya, pemikiran ataupun inovasi. Bukan dari kekayaan, kecantikan atau pencitraan.

5. Zona Haus Perlindungan dan Iba

Foto oleh SHVETS production dari Pexels

Foto oleh SHVETS production dari Pexels via https://www.pexels.com

Terakhir ada pula zona show off yang sering kita tidak sadari, yaitu zona butuh rasa iba dan perlindungan. Orang yang mungkin melakukan hal ini memiliki tujuan untuk mendapatkan simpati dari orang lain. Mereka cenderung ingin diberikan empati terhadap apa yang menimpa mereka. Tanpa sadar mereka akan menunjukkan perilaku ingin dikasihani.

Beberapa di antaranya mungkin lari dari masalah dan selanjutnya jika sudah parah akan berperilaku playing victim. Orang dalam zona ini cenderung melebih lebihkan keadaan. Tidak hanya itu bahkan bisa saja mereka mencari sosok pelaku atas apa yang menimpa mereka tujuannya untuk mencari empati dari orang lain.

Padahal situasi yang terjadi bukanlah salah siapa pun, terlepas dari ada atau tidaknya andil orang lain. Jika ada seseorang yang sering berperilaku seperti ini, mungkin dia membutuhkan seseorang untuk menerima ceritanya. Dalam hidup seringkali kita kurang mendapatkan empati dari orang lain. Alasan inilah yang mendorong seseorang masuk dalam zona haus perlindungan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shot the moments on frame (Photograph), Edit with heart and Share it on content (Writing).

CLOSE