#BelajarDiNegeriOrang-Berniat Studi di Negeri Kincir Angin? Yuk Ikutin 7 Tips Hidup Hemat Selama Studi di Sana~

Hidup hemat sebagai mahasiswa di Belanda

Belanda merupakan salah satu negara di benua Eropa yang menjadi tujuan populer bagi mahasiswa Indonesia yang menawarkan pendidikan yang berkualitas di hampir segala bidang, mulai dari bisnis, hukum, psikologi, hingga di bidang perairan. Mengingat Belanda merupakan negara maju yang terletak di Eropa Barat, biaya hidup di negeri kincir angin ini sangatlah mahal dibandingkan biaya hidup di Indonesia. Faktor biaya hidup inilah yang menjadi salah satu tantangan ketika mengenyam pendidikan di tanah rantauan.

Eittss, jangan berkecil hati dulu karena sesungguhnya tinggal di Belanda tidak semahal yang kita bayangkan lho! Berikut 7 tips hidup hemat di Belanda yang penulis terapkan selama mengikuti program pertukaran mahasiswa di Belanda selama satu semester.

Advertisement

1. Cari tempat tinggal kosong dan perabotan bekas

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Ada beberapa tipe kamar yang biasanya disewa oleh mahasiswa di Belanda, yakni shared apartment dimana mahasiswa tinggal di kamar yang berbeda dan berbagi kamar mandi dan dapur yang sama di dalam satu apartemen, dan tipe studio berupa satu kamar besar dengan kamar mandi dan dapur di dalamnya. Baik shared apartment ataupun studio, biasanya ditawarkan dalam bentuk furnished dan unfurnished.

Furnished berarti sudah ada furniture di dalamnya seperti kasur, lemari, meja belajar, sofa, dan lain-lain, sedangkan unfurnished artinya hanya ruangan kosong dan calon penghuni harus menyediakan sendiri furniture mereka. Bila kamu tidak mempermasalahkan budget, kamar furnished bisa jadi pilihan karena kamu tidak perlu susah payah mencari perabotan dan tinggal menempati saja.

Advertisement

Namun bila budgetmu minim, kamu bisa mempertimbangkan kamar unfurnished karena biaya sewanya jauh lebih murah dibandingkan kamar furnished. Lalu, bagaimana dengan perabotannya?

Jangan khawatir, karena meskipun kamarnya kosong, tetap dilengkapi dengan heater yang mana sangat dibutuhkan saat musim dingin dan perabotan di communal area (dapur dan kamar mandi) biasanya sudah tersedia, seperti kompor, shower, mesin cuci, kulkas, piring, dan lain-lain. Sebaiknya ketika mencari kamar, baca baik-baik keterangan apa saja yang disediakan oleh si pemilik, baik itu fasilitas dan apakah biaya sewa termasuk dengan biaya listrik, air, dan internet.

Advertisement

Untuk perabotan, kamu bisa mencarinya di tempat penjualan barang bekas atau thrift shop dengan harga yang sangat murah dan bila kamu beruntung, kamu bisa mendapatkan furniture secara gratis! Ya, kamu tidak salah membaca kata “gratis”. Di Belanda, cukup banyak orang-orang yang memberikan furniture mereka secara cuma-cuma dan bahkan dalam kondisi yang masih sangat bagus. Biasanya karena mereka harus pindah rumah dan tidak membawa barang tersebut sehingga harus “disingkarkan” as soon as possible sebelum mereka pindah.

Kamu bisa mencari perabotan bekas atau yang gratisan di situs Marktplaats dan cari berdasarkan kota tempat tinggalmu. Dulu penulis berhasil mendapatkan kasur, lemari dan gantungan baju secara gratis, dan mesin cuci bekas seharga 40 euro serta sepeda bekas seharga 50 euro. Harga tersebut jauh lebih murah daripada membeli yang baru. Nantinya ketika kamu akan kembali ke Indonesia, kamu bisa jual kembali barang-barang tersebut. Sangat hemat, bukan? 

2. Masak sendiri dan belanja di pasar tradisional

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Berbeda dengan kehidupan di Indonesia dimana dengan uang 15 ribu rupiah sudah bisa makan kenyang, di Belanda justru kebalikannya. Sekali makan di restoran atau kafe, uang yang harus kalian bayarkan adalah (rata-rata) minimal 15 euro atau setara dengan 250 ribu rupiah. Namun, bila kalian memasak sendiri, kalian bisa jauh lebih berhemat! Mari berhitung dengan anggapan kamu ingin memasak soto ayam:

  • Beras 1 kg seharga 2 euro bisa dimasak menjadi 8 porsi 
  • Bumbu instan (soto, rawon, dll) 2 bungkus seharga 2 euro bisa dimasak menjadi 8 porsi
  • Telur ayam isi 10 biji seharga 2.5 euro
  • Daging ayam 100 gram seharga 3 euro 

Dengan uang kurang dari 10 euro, kamu sudah bisa makan soto ayam 8 porsi! Jauh lebih murah, bukan? Beruntungnya jika kamu studi dan tinggal di Belanda, kamu tidak akan kesusahan mendapatkan bahan makanan khas Indonesia karena hampir di setiap kota besar maupun kecil (kecuali pedesaan) terdapat toko Asia atau bahkan toko Indonesia.

Tips lainnya adalah dengan berbelanja di pasar tradisional. Di Belanda juga ada yang namanya pasar tradisional yang diselenggarakan setiap akhir pekan (setidaknya di kota Venlo). Di sana kamu bisa membeli sayur, buah, roti, daging, hingga pakaian dengan harga yang lebih murah dibandingkan membeli barang sejenis di supermarket. 

3. Naik sepeda atau jalan kaki

Photo by Instagram @matteflurry

Photo by Instagram @matteflurry via https://instagram.com

Orang Belanda sangat suka menaiki sepeda untuk berpergian. Selain ramah lingkungan, sepeda jauh lebih murah daripada naik transportasi umum setiap kali berpergian dan juga memiliki jalurnya sendiri di jalan raya. Bahkan, jalur pesepeda lebih diprioritaskan daripada jalur mobil. Tahukah kamu bahwa jumlah sepeda di Belanda lebih banyak daripada jumlah penduduk Belanda sendiri? Tak jarang bila satu orang memiliki dua sepeda lho. 

Harga sebuah sepeda baru bisa mencapai ratusan euro bahkan ribuan. Oleh karena itu, kamu bisa membeli sepeda bekas dengan rentang harga puluhan hingga beberapa ratus euro saja, itupun kondisinya masih sangat bagus! Dulu penulis mendapatkan sepeda bekas seharga 50 euro di Marktplaats dan menjualnya kembali sebelum pulang ke Indonesia seharga 40 euro. Jadi, dalam rentang waktu 6 bulan penulis hanya menghabiskan 10 euro saja untuk sepeda

Another tips is belajarlah cara menambal sepeda sendiri karena kebanyakan orang Belanda bisa melakukannya mengingat biaya tambal ban di Belanda cukup mahal. Kalaupun kamu tidak tertarik memiliki sebuah sepeda, kamu juga bisa jalan kaki kok. Di Eropa apalagi Belanda, jalan kaki merupakan sebuah kebiasaan, so you won't walk alone on the street.

4. Perluas koneksi dengan masyarakat lokal atau internasional

Photo by Instagram @matteflurry

Photo by Instagram @matteflurry via https://instagram.com

Apa hubungannya antara membangun pertemanan dan hidup hemat? Well, ini berdasarkan pengalaman penulis sendiri.

Ketika kamu hidup di perantauan, otomatis kamu jauh dari keluarga dan harus hidup mandiri. Tak jarang kadang kala kamu memerlukan bantuan orang lain, misalnya kamu akan pindahan dan membawa semua barangmu pindah ke tempat baru.

Is it impossible to do it alone? Not really, but it's a lot easier when you have people helping you, right? 

Misalnya, mungkin temanmu mempunyai kendaraan yang bisa dipinjam untuk mengangkut barang atau bersedia membantumu angkat-angkat barang. This way kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk sewa mobil dan sewa jasa pindahan, kan? Sebagai gantinya, kamu bisa traktir temanmu makan atau bahkan memasakkan makanan khas Indonesia. Anggap saja sekaligus memperkenalkan makanan kita di kancah internasional hehehe.. 

Di sini bukan berarti penulis mengajarkan untuk memanfaatkan kebaikan orang lain semata ya, tetapi membangun pertemanan dan koneksi terlepas dari minta bantuan seperti di atas, sangatlah penting di masa sekarang. Lagipula, berteman dengan orang asing membuatmu lebih terbuka dan aware terhadap dunia luar. Banyak sekali manfaatnya kok.
 

5. Cari cuan tambahan lewat kerja sampingan

Dokumen Pribadi

Dokumen Pribadi via https://matteflurry.xyz

Sebagai mahasiswa, kamu diperbolahkan untuk bekerja sampingan meskipun kamu merupakan warna negara asing. Walaupun demikian, ada beberapa persyaratan yang harus kamu penuhi, misalnya tidak boleh bekerja lebih dari 20 jam per minggu dan merupakan mahasiswa full-time. Dulu penulis tidak boleh bekerja karena status penulis hanyalah mahasiswa pertukaran dan bukan mahasiswa penuh waktu.

Adapun pekerjaan sampingan yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa di Belanda ialah bekerja di restoran, bekerja di department store, menjadi tour guide, atau mungkin menjadi research assistant buat para dosen. Meskipun cuma pekerjaan sampingan, gajinya lumayan lho bila dirupiahkan, yakni sekitar 10 euro per jamnya. Selain berhemat, kamu juga bisa menambah pundi-pundi euro untuk menunjang kehidupanmu di Belanda.

6. Jangan lupa jalan-jalan (ala backpacker)

Photo by Instagram @matteflurry

Photo by Instagram @matteflurry via https://instagram.com

Berhemat? Sudah.
Cari cuan tambahan? Sudah.
Bangun relasi? Sudah.

Sekarang tidak ada salahnya untuk jalan-jalan keliling Eropa! Sangat disayangkan bila selama berkuliah, kamu tidak sempat mencicipi negara tetangga seperti Jerman, Belgia, Prancis, dan lain-lain.

Eropa merupakan benua kecil yang mana sangat mudah untuk mengunjungi negara-negara lain tanpa perbatasan yang ketat layaknya negara-negara lain di luar Eropa. Di samping itu, banyak moda transportasi yang dapat dipilih untuk jalan-jalan ke negara lain, seperti bis, kereta, hingga pesawat terbang.

Jalan-jalan bukan berarti kamu bisa menghabiskan uangmu seenaknya ya, karena setelah liburan berakhir kamu masih harus melanjutkan rutinitas sehari-hari (lagi). Lantas, apa yang bisa dilakukan sembari berhemat selama liburan?

Pilih moda transportasi yang paling murah. Pada umumnya, bis lebih murah di antara moda transportasi yang ada. Namun, bila sedang ada promosi, pesawat terbang bisa lebih murah daripada bis. Opsi yang lebih ekstrim dan murah adalah hitch-hiking, namun tidak direkomendasikan bagi kamu yang tidak punya jiwa bonek alias bondo nekat.

Menginap di rumah teman atau kenalan. Inilah salah satu manfaat lain dari menjalin pertemanan internasional. Kamu bisa saja diminta untuk menginap di rumah temanmu yang merupakan warga lokal di saat kamu mengunjungi negaranya, atau kamu sendiri yang minta untuk diberi tumpangan. Whatever works. Kalaupun kamu tidak punya teman dari negara itu, kamu bisa coba mencari tumpangan di Couchsurfing. Selain dapat tumpangan menginap gratis, kamu bisa menambah teman baru dan pengalaman baru tentunya.
Naik tranportasi umum untuk berkeliling atau bahkan berjalan kaki. Lebih murah daripada naik taksi, kan?

Penulis pernah membuat sebuah highlight di Instagram pribadi tentang tips hemat traveling ke luar negeri. Bisa dicek di sini ya.

7. Cari penerbangan internasional yang terjangkau dan terpercaya

Photo by Qatar Airways

Photo by Qatar Airways via https://www.qatarairways.com

#BelajarDiNegeriOrang artinya kamu harus pergi ke luar negeri, yang mana kamu harus pergi menggunakan pesawat terbang guna tiba di negara tujuan lebih cepat. Tiket pesawat terbang merupakan salah satu pengeluaran terbesar ketika mempersiapkan keberangkatan ke negara tujuan. Namun, jangan khawatir karena maskapai Qatar Airways memiliki sebuah program yakni Qatar Airways Student Club, sebuah program yang didedikasikan untuk pelajar Indonesia yang mengenyam pendidikan di luar negeri.

Ada banyak manfaat yang bisa kamu dapat bila kamu bergabung dalam program ini seperti yang penulis lakukan, mulai dari harga tiket spesial, fleksibilitas perubahan jadwal, hingga free Wi-Fi saat terbang menggunakan pesawat Qatar Airways. Menarik bukan? Segera gabung program Qatar Airways Student Club di sini dan dapatkan banyak manfaatnya!

Sekian 7 tips yang dapat penulis bagikan, semoga informasi di atas dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya dan juga semoga sukses dengan studinya di Belanda ataupun di negara lainnya!

Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hallo! Saya akrab dipanggil Mis, travel enthusiast yang masih mengeksplor 5% bagian dari dunia ini hehehe

CLOSE