#RemajaBicaraKespro-5 Cara Mencegah Diri Agar Tidak Seperti Bima dan Dara dalam Film Dua Garis Biru

Bima dan Dara melakukan hubungan intim tanpa memikirkan konsekuensinya

Sobat Hipwee pasti sudah lihat Film Dua Garis Biru? Film remaja tersebut menurut aku sangat bagus karena mengajak remaja untuk berhati-hati ketika bersahabat dengan lawan jenis.

Pada film yang disutradarai Gina S. Noer tersebut menceritakan sepasang sahabat dekat bernama Bima (diperankan Angga Aldi Yunanda) dan Dara (diperankan Adhisty Zara) yang masih sekolah di bangku SMA. Mereka memiliki status akademi dan ekonomi yang berbeda. Bima tidak sepintar dan sekaya Dara, sebaliknya Dara pintar dan kaya.

Suatu hari mereka belajar bersama di rumah Dara yang sepi. Tanpa sengaja mereka melakukan hubungan suami istri hingga Dara hamil. Bima dan Dara panik. Mereka tidak ingin kehamilan Dara diketahui orangtua dan sekolah. Bima menyarankan aborsi, tapi Dara menolak.

Sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga. Begitu pun kehamilan Dara, sepandai-pandainya Bima dan Dara menyimpan kehamilan Dara, akhirnya ketahuan orangtua dan sekolah. Akibatnya, Dara dikeluarkan dari sekolah. Padahal dia ingin sekali bisa kuliah di Korea.

Karena keluarga malu, mereka berdua kemudian menikah. Setelah menikah, Bima menjadi seorang pelayan di restoran ayah Dara. Karena mereka berdua belum siap menikah, mereka sering bertengkar hanya karena setelah bayinya lahir Dara akan tetap melanjutkan sekolah di Korea.

Belum lagi persoalan bagaimana masa depan mereka kelak? Siapa yang nanti akan membesarkan bayi mereka? Bagaimana nasib anak mereka? Sungguh, masa remaja mereka hilang gara-gara perbuatan mereka yang tidak disengaja.

Nah, supaya apa yang dialami Bima dan Dara tidak terjadi pada kita, ada lima cara mencegah diri agar tidak seperti Bima dan Dara dalam film Dua Garis Biru. Lima cara ini sudah aku terapkan dalam pergaulan sehari-hari. Sobat Hipwee boleh ikut mempraktikannya, lho.

Advertisement

1. Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi

Belajar bersama orangtua (Photo by freepik)

Belajar bersama orangtua (Photo by freepik) via http://www.freepik.com

Kalau aku dengar cerita Ayah Bundaku, waktu mereka masih remaja, pendidikan kesehatan reproduksi alias kespro itu tabu. Mungkin karena dulu yang dibayangkan adalah belajar berhubungan badan. Padahal pendidikan kespro tidak seperti itu. Pendidikan kespro ada tahapannya dan diberikan pada anak-anak sesuai dengan perkembangan usianya.

Aku sendiri belajar pendidikan kespro dari Ayah Bundaku. Mulai dari mengenal jenis kelamin, menjaga anggota badan, menjaga alat kelamin, bagaimana berteman dengan lawan jenis, apa yang harus dilakukan ketika mimpi basah, dan sebagainya. Sehingga setelah aku remaja, aku tahu apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan ketika berteman dengan lawan jenis.

Advertisement

Jangan sampai seperti Bima dan Dara yang berteman dengan lawan jenis, tapi seolah tidak tahu batas.

2. Pahami sistem reproduksi

Baca buku untuk tambah pengetahuan (Photo by Freepik)

Baca buku untuk tambah pengetahuan (Photo by Freepik) via http://www.freepik.com

Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru. Sobat Hipwee pasti pernah belajar tentang sistem reproduksi manusia, kan?

Advertisement

Sistem reproduksi manusia termasuk dalam kategori reproduksi seksual. Reproduksi yang terjadi melalui proses bertemunya sperma dengan ovum yang kemudian membentuk individu baru yang disebut dengan pembuahan.

Hasil dari pembuahan adalah terbentuknya zigot. Zigot kemudian mengalami perkembangan embrio hingga lahir menjadi anak. Sebagian mamalia, termasuk manusia, bereproduksi secara seksual. Cowok akan menghasilkan sperma, sementara cewek akan menghasilkan ovum.

Apa yang dialami Bima dan Dara menunjukan kalau mereka belum memahami sistem reproduksi manusia. Terbukti mereka ceroboh melakukan hubungan intim padahal mereka belum menikah. Kecerobohan mereka mengakibatkan kehamilan yang tak diinginkan.

Agar remaja tidak mengalami seperti yang dialami Bima dan Dara sebaiknya pahami sistem reproduksi sedini mungkin. Aku belajar reproduksi di sekolah. Memang awalnya malu, tapi karena penting aku dan teman-teman di sekolah tetap mempelajarinya. Aku juga membaca buku di perpustakaan sekolah agar makin paham.

Sobat Hipwee juga bisa mengikuti konten-konten instagram Dokter Gen Z (IG: doktergenz_id) yang banyak membahas tentang remaja, kesehatan reproduksi, dan sebagainya. Kontennya sangat mudah dipahami dan sangat bermanfaat.

3. Tahu rambu-rambu berteman dengan lawan jenis

Boleh berteman dengan siapa pun asal sehat (Photo by Freepik)

Boleh berteman dengan siapa pun asal sehat (Photo by Freepik) via http://www.freepik.com

Berteman dengan lawan jenis boleh saja, tapi harus tahu rambu-rambunya. Bagaimana pun juga cowok dan cewek itu mahluk yang berbeda dan masing-masing memiliki privasi yang perlu dihargai.

Ada beberapa rambu yang bisa dijadikan pegangan. Di antaranya tidak terlalu dekat sehingga ke mana pun selalu nempel seperti upil di hidung. Tidak berkomunikasi berlebihan, misalnya memanggil Papah Mamah. Kalian hanya teman dekat saja, kan?

Tidak saling mencurigai, tidak saling mengekang, tidak saling tergantung, tidak saling menyakiti, tidak saling melakukan kekerasan dan perbuatan sejenis lainnya yang merugikan.

Jika kalian tidak memegang rambu-rambu tersebut, sebaiknya tidak berteman dengan lawan jenis.

4. Jangan berduaan di tempat sepi

Berduan di tempat ramai saja (Photo by Pressfoto)

Berduan di tempat ramai saja (Photo by Pressfoto) via http://www.freepik.com

Sebelum sah menjadi suami istri, sebaiknya hindari berdua-duaan di tempat sepi, apalagi di kamar atau kos-kosan. Mungkin awalnya biasa saja, tapi jika dilakukan terus menerus berbahaya.

Ingat, katanya kalau ada cowok cewek berdua-duaan di tempat sepi maka yang ketiga adalah setan. Sebelum setan menggoda untuk melakukan perbuatan tercela, alangkah baiknya menjauhkan diri dari berdua-duaan di tempat sepi.

Bukti berbahayanya berdua-duaan di tempat sepi digambarkan sangat jelas dalam film Dua Garis Biru. Awalnya Bima dan Dara belajar bersama, setelah kelar belajar mereka bermain-main akhirnya keterusan hingga melakukan hubungan intim. Akibatnya Dara hamil.

Nah, sebelum semuanya terjadi, sebaiknya hindari berdua-duaan di tempat sepi. Beramai-ramai dengan teman satu geng jauh lebih baik, lebih ramai, lebih seru, dan lebih banyak nambah wawasan bukan?

5. Belajar tanggung jawab sejak dini

Belajar yang tekun bagian dari tanggung jawab pelajar (Photo by Freepik)

Belajar yang tekun bagian dari tanggung jawab pelajar (Photo by Freepik) via http://www.freepik.com

Bagian kelima ini menurut aku sangat penting karena seberapa banyak pengetahuan kita tentang pendidikan kespro, sistem reproduksi, dan tahu rambu-rambu, jika tidak bertanggung jawab sama saja. Ingat, semua perbuatan ada konsekuensinya.

Apa konsekuensi yang dialami Bima dan Dara dalam Film Dua Garis Biru? Konsekuensinya cukup fatal. Dara, sebagai pihak cewek banyak dirugikan. Selain dia harus menanggung kandungan, menanggung malu, harus keluar dari sekolah, masa depannya juga hancur. Beruntung dalam film tersebut digambarkan Dara anak orang kaya sehingga orangtuanya tetap mendorong Dara untuk membangun masa depannya.

Sementara Bima harus bertanggung jawab sebagai kepala keluarga sehingga selain tetap melanjutkan sekolah dia juga bertanggung jawab untuk membina keluarga dan bertanggung jawab mencari nafkah.

Supaya Sobat Hipwee tidak seperti Bima dan Dara, sebaiknya sudah belajar bertanggung jawab sejak dini. Bertanggung jawab pada seluruh anggota badan sehingga bisa menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik, bertanggung jawab pada pendidikan sehingga senang belajar, dan yang tidak kalah penting bertanggung jawab pada agama dan bangsa.

Semoga lima cara mencegah diri agar tidak seperti Bima dan Dara dalam Film Dua Garis Biru ini bermanfaat!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pelajar kelas 11 SMAN 20 Bandung

CLOSE