Alasan Berdamai dengan Macet dan Cara Menikmatinya. Daripada Marah-marah Terus kan?

cara menikmati macet

Mungkin bagi sebagian orang, perjalanan tak ubahnya sebuah aktivitas biasa. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik dengan jalan kaki, maupun menggunakan moda transportasi. Perjalanan hanya dilihat sebatas menempuh jarak untuk sampai ke tempat tujuan. Tetapi, ada juga yang menganggap, perjalanan itu adalah sebuah proses yang bermakna. Artinya, tidak sekedar menempuh jarak hingga sampai ke tujuan akhir. Sehingga, sebuah perjalanan hendaknya dilakukan dengan cara menikmati perjalanan itu sendiri.

Menikmati perjalanan artinya kita bisa merasakan sensasi dari perjalanan itu secara utuh. Tidak peduli perjalanan itu memakan waktu berjam-jam, atau perjalanan yang sebatas rutinitas menuju ke kantor atau sekolah. Menikmati perjalanan juga berarti menerima berbagai kondisi yang ditemui pada perjalanan itu, salah satunya kondisi macet. Menikmati kondisi macet? terdengar tidak masuk akal dan hanya orang-orang aneh yang menganggap itu dapat dilakukan. Namun, benarkah kemacetan dapat dinikmati?

Advertisement

1. Tidak selamanya kemacetan itu buruk

kemacetan

kemacetan via http://tribunnews.com

Kemacetan tampaknya selalu dilihat sebagai sesuatu yang buruk. Sehingga yang terngiang di kepala ketika mendengar kata ini adalah waktu yang terbuang percuma, kerugian, dan beragam hal negatif lainnya. Bagi orang-orang yang tinggal di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, serta memiliki mobilitas yang tinggi, kemacetan menjadi persoalan rutin yang harus dihadapi setiap hari. Namun, jika kita mau sedikit menggeser perspektif kita tentang kemacetan, kita akan menemukan sisi lain yang belum disadari sebelumnya.

Kemacetan tidak harus dilihat secara negatif kok. Salah satunya, kemacetan memberi waktu sejenak untuk melakukan aktivitas lain yang mungkin belum sempat dilakukan karena rutinitas yang padat, seperti membalas pesan atau menghubungi orang-orang terkasih, membaca berbagai berita yang sedang hangat dibicarakan, atau sekedar memejamkan mata. Terlepas dari itu semua, tidak lantas menjadikan kemacetan sebagai kondisi yang baik-baik saja ya karena bagaimanapun, siapapun tidak menginginkan itu terjadi.

Advertisement

2. Kesabaranmu diuji dari bagaimana menghadapi kemacetan

kendalikan emosimu

kendalikan emosimu via http://cintamobil.com

Kesabaran di sini adalah ketika benar-benar tidak ada jalan keluar untuk terhindar dari jebakan kemacetan. Itu juga tidak serta merta diartikan sebagai sikap pasrah ketika menghadapi kemacetan ya, hehehe. Kesabaran di sini adalah bagaimana dirimu dapat menyikapi kemacetan dengan kepala dingin. Daripada energimu terbuang untuk merutuki kemacetan, bahkan sampai mengumpat, tidak ada salahnya bagimu untuk mulai mencoba mengolah kesabaranmu sendiri. Bagimana seharusnya kamu mengontrol dirimu di tengah kemacetan, seperti tidak menggunakan klakson secara berlebihan, atau mencaci maki orang lain yang mungkin dianggap sebagai biang kemacetan. Itu semua hanya akan merugikan dirimu dan orang lain.

3. Selalu ada hikmah di balik kemacetan itu

hikmah di balik kemacetan

hikmah di balik kemacetan via http://akcdn.detik.net.id

Karena kamu terlalu fokus pada situasi macet itu sendiri, kamu jadi melewatkan beberapa momen yang mungkin dapat menjadi bahan refleksi diri untuk melatih kepekaan dirimu terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya, adalah keberadaan pengemudi ojek online. Bayangkan, bagaimana rasanya ketika berada pada posisi seorang pengemudi ojek online yang sedang terjebak kemacetan, di saat dia sedang diburu waktu untuk menjemput customer atau mengantarkan makanan yang dipesan oleh customer.

Risiko terburuk sudah tentu didapat sang pengemudi, yaitu customer dapat membatalkan pesanan karena sang pengemudi dinilai terlalu lama. Kondisi-kondisi seperti itulah yang dapat dijadikan sebagai renungan. Dengan memiliki kepekaan diri terhadap lingkungan sekitar, kamu dapat lebih menghargai orang lain.

Advertisement

4. Kemacetan memberimu waktu sejenak untuk merenungi diri

merenunglah!

merenunglah! via http://cdn.idntimes.com

Merenung dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, termasuk ketika berada di tengah kemacetan. Eits! merenung ini bukan dalam arti pikiran kosong ya! Merenung disini adalah kamu dapat mengingat kembali hal- hal yang sudah kamu lakukan, apakah sudah berjalan secara maksimal atau belum. Apakah kuliahmu selama ini sudah sesuai dengan target, atau capaian dalam pekerjaanmu di kantor. Merenung dalam rangka introspeksi diri.

Adakah kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya, perlakuanmu yang membuat orang lain tidak nyaman, atau mencari penyebab dari perasaan yang mengganjal. Tak jarang pula, merenung mampu menghasilkan inspirasi atau ide baru bagi sesesorang dalam merencanakan sesuatu.

5. Kemacetan memberimu waktu bersantai

nikmatilah apapun kondisinya

nikmatilah apapun kondisinya via http://www.seva.id

Marah-marah di tengah situasi macet hanya akan menghabiskan tenagamu saja, tidak akan mengubah apapun. Jadi, daripada melakukan tindakan-tindakan negatif, lebih baik melakukan sesuatu yang positif. Selain belajar kesabaran, kamu juga dapat bersantai dengan mendengarkan musik, bermain game online di gadget, atau menikmati makanan yang dibawa. Setidaknya, kamu dapat me-refresh pikiran dan badanmu agar kembali bugar dalam menjalani aktivitas, sekalipun berada di tengah kemacetan     

Perjalanan tidak hanya sekedar menempuh dan melewati jalanan hingga sampai ke tujuan. Perjalanan juga tidak hanya berkutat pada jarak, waktu, dan biaya yang dikeluarkan, namun bagaimana menikmatinya, termasuk dalam kondisi macet sekalipun. Sekali lagi, tidak selamanya kemacetan itu buruk, jika kita mau sedikit menggeser perspektif kita terhadap kemacetan. Terkadang, dalam situasi kemacetan itulah, kita dapat merasakan dan mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. Kemacetan juga tak jarang menyajikan berbagai peristiwa maupun hal-hal tak terduga yang dapat menjadi pelajaran berharga bagi siapapun yang dapat menikmatinya, karena dari situlah, seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya. So, selamat menikmati kemacetan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat balap bus Jawa Timuran

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE