Karena Bali Sungguh Istimewa, 5 Hal Ini Pasti Pernah Kamu Nikmati Saat Menjadi Mahasiswa Rantau Di Pulau Dewata

Bali pulau cantik yang sudah dikenal di belahan dunia ini tak hanya dikenal dengan objek wisatanya yang cantik dan budaya nya yang unik , namun banyak pula perguruan tinggi negri maupun swasta yang berkualitas di Pulau ini , tak khayal Bali banyak menjadi tujuan utama mahasiswa rantau dari luar Pulau hingga luar negri,untuk kamu mahasiswa rantau di Bali sudahkah kamu lewati hari-hari mu dengan hal ini

 <>1. Untuk mu yang berasal dari luar pulau , perbedaan zona waktu yang lebih cepat dari tempat asalmu pasti seringkali membuatmu bangun kesiangan
bangun kesiangan gara-gara zona waktu yang berbeda

bangun kesiangan gara-gara zona waktu yang berbeda via http://www.amazine.co

Hal ini pasti pernah dialami oleh mahasiswa rantau yang baru pertama kali datang di Bali , Zona waktu di Bali yang menggunakan WITA , seringkali membuat Mahasiswa yang berasal dari daerah Barat bangun kesiangan , tak dipungkiri jarak waktu yang lebih 1 jam ini , membuat jam 5 yang di tempat asal terlihat sangat siang namun di Pulau Dewata masih serasa malam hari. Apalagi yang jam nya belum diganti dengan Zona Waktu WITA hati-hati bangun kesiangan selalu menyertaimu.

<>2. Nasi jinggo andalan Mahasiswa rantau yang berbau irit
nasi jinnggo andalan anak kos

nasi jinnggo andalan anak kos via https://bimacreative.wordpress.com

Biaya hidup yang cukup mahal di Bali , membuat mahasiswa rantau harus berfikir dua kali dalam mengatur keuangan , tak hanya tempat kos ataupun tempat tinggal yang mahal , bahan makanan pun juga lumayan mahal , apalagi di wilayah Bule harga menjulang tinggi seperti di luar negri. Nasi jinggo yang terkenal murah di Bali selalu menjadi andalan perantau untuk yang kantong irit , dengan modal 5000 rupiah setidaknya dapat makan sekitar 7 suap nasi dengan ayam suwir , mie dan kering tempe serta sambal yang terkenal pedas untuk mengganjal perut yang keroncongan.

<>3. Bukan hanya Nasi Jinggo, transportasi Sarbagita dan Angkot pengumpan gratis juga menjadi andalan mahasiswa rantau yang sedang berkantong kering.
trans sarbagita transportasi irit ala anak rantau

trans sarbagita transportasi irit ala anak rantau via http://catperku.com

Bus sarbagita ataupun angkot pengumpan gratis yang beroperasi di daerah Bali menjadi andalan para mahasiswa rantau untuk berkeliling Pulau Dewata dengan hanya membayar 3500 rupiah , kita bisa menikmati perjalanan ke Pantai Nusa Dua ataupun Garuda Wisnu Kencana dengan mudah, karena Bus Sarbagita yang beroperasi  layaknya Bus Kota adapula kelemahan yang dirasakan saat jam kuliah pagi seringpula yang berdesak-desakan di dalam Bus Sarbagita hanya untuk berangkat kuliah dengan transport murah

<>4. Liburan gratis yang bisa kita rasakan tiap waktu weekend adalah kelebihan tersendiri untuk kamu yang merantau di Pulau Dewata ini

Pulau Dewata yang kaya akan budayanya yang kental dan alami  serta objek wisata yang cantik dapat kita nikmati tanpa harus mengurus pasport dan memikirkan biaya yang amat mahal untuk pulang pergi dengan hanya menetap beberapa hari di Pulau Bali, dengan menjadi mahasiswa rantau di Bali , tempat wisata gratis seperti Pantai Jimbaran, Kuta dan Nusa Dua menjadi tempat liburan yang sejenak bisa mengurangi rasa penat akan tugas kuliah yang menumpuk di awal hari perkuliahan. Selain Pantai yang eksotis dan gratis , kita juga bisa menonton budaya Bali lewat upacara adat dan tradisi orang Bali yang bisa kita tonton dengan gratis serta bisa belajar membuat kerajinan di desa budaya atau desa wisata setempat.

<>5. Bali bak tempat berkumpulnya bangasa Indonesia dari Sabang sampai merauke membuat kita kagum akan perbedaan yang kian cantik di Indonesia ini.
budaya indonesia

budaya indonesia via http://suluhnuswantara.org

Bali menyatukan Indonesia adalah kalimat yang tepat untuk Pulau ini , mengapa? , karena di Pulau ini kita bisa menemukan beragam suku dan budaya yang tak mesti kita temui di kota lain , karena keistimewaan Bali terletak dari beragam orang dari sabang sampai merauke yangmerantau di Pulau ini, perbedaan bahasa yang acapkali membuat kita kagok untuk para perantau yang masih berbahasa medok , menjadikan kita mengenal Indonesia tanpa harus berkeliling dari sabang sampai merauke

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

analog enthusiast di era digital , suka nulis sambil di iringi musik folk