Kartini yang Kurindukan, dari Seorang Perempuan Millennial

Kartini yang kurindukan

Kebahagiaan sebuah bangsa dapat terjadi ketika semua kaum yang tinggal di situ dapat memerankan perannya sebagai warga negra yang berlaku adil terhadap warga yang lainnya. Sehingga dibutuhkan sebuah sikap yang dapat menciptakan sebuah kesinambungan dalam hubungan bermasyarkat. Sebagai warga Indonesia yang meyoritas penduduknya memilki banyak sekali perbedaan di dalamnya.

1. Tolerasi yang dipupuk

Advertisement

Sikap toleran merupakan sebuah cara dalam menanamkan benih rasa persatuan dan perasaudaraan di masyarakat. Dengan adanya banyak ragam dan bentuk serta kekurangan dan kelebihan yang ada, serta visi dan tujuan yang jelas, merupakan sebuah bumbu dalam menumbuhkan sikap toleransi serta proses menghargai antar sesama tersebut. Keadaan itu tentu akan membuat suatu bangsa menjadi sebuah bangsa yang kuat namun tetap toleran dengan adanya perbedaan yang ada. Perbedaan dalam gender maupun ras. Ketika sedang membicarakan topik tersebut, tentu yang ada dibenak merupakan kata kesetaraan. Kesetaraan dalam artian ini adalah adanya kesamaan hak dan perlakuan oleh kelompok masyarakat memiliki status yang sama. Dengan adanya dalil mengenai kesamaan status itu, tentu membentuk sebuah pola pikir bahwa pada hakekatnya setiap individu yang lahir tentu memiliki kesempatan dan peluang yang sama dalam hidupnya.

Hal tersebut juga sudah diatur dalam UU No 39 tahun 1999. Peraturan tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia saat ini juga merupakan salah satu pembuktian bahwa Indonesia sudah dapat menerima realitas yang ada bahwa semua manusia memilki hak yang sama. Namun bagi kaum tertentu hal ini masih belum bisa mereka rasakan karena disebabkan beberapa faktor tertentu. Dan biasanya terjadi pada kaum perempuan. Norma-norma masyarakat dan kebiasaan itu kadang menjadi salah satu faktor pembatas dalam hal tersebut.

2. Budaya yang kental

Perempuan Indonesia jaman dulu

Perempuan Indonesia jaman dulu via https://cdn.yukepo.com

Budaya yang masih kental dimasyarakat menjadi sebuah tombak yang telah lama ditancapkan sejak dahulu oleh nenek moyang kita. hal tersebut tentu sangat sulit diubah dalam proses perubahan kehidupan masyarakat yang menuju ke arah modern. Perubahan tentu banyak terjadi, seperti contohnya pergeseran sebuah kedudukan masayrakat tertentu. Indonesia saat ini memang terlihat telah mengalami era yang dimana setiap era nya banyak kaum perempuan lahir, yang mulai memainkan peran nya sebagai perempuan tidak hanya pada ranah kehidupan layaknya wanita pada umumnya saja namun banyak yang sudah mencapai ranah belajar nya hingga pekerjaannya ke arah politik, sosial, ekonomi. Tentu hal ini merupakan sebuah peristiwa yang tentu kadang menjadi sebuah singgungan fakta akan apa yang dahulu perempuan tidak bisa lakukan karena banyaknya batasan yang ada, namun sekarang hal itu bukan suatu hal yang langka lagi.

Advertisement

Walau sudah dijamin mengenai hak nya menjadi wanita, hal tersebut tidak menjamin kebebasan publik maupun media dalam mengkritisi itu. Adanya  fakta tersebut masih membuktikan bahwa perempuan saat ini masih dilihat sebelah mata.  Saat ini perempuan sudah memiliki hak dalam memilih keputusan hidupnya entah ingin menajdi seorang ibu, guru, maupun dalam ragam dan warna yang lain. Dengan adanya ragam warna itu tentu membuat indah bagi yang melihat dari sisi yang lain. Namun tentu dibalik itu semua perempuan adalah perempuan, mereka tidak bisa melepas apa yang telah menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang perempuan.

3. Pelanggaran Hak yang Masih Kerap Terjadi

Diskrimnasi Perempuan

Diskrimnasi Perempuan via http://cdn2.tstatic.net

Indonesia yang  terlihat saat ini sedang mengalami krisis moral dalam menjunjung hak-hak akan seseorang sendiri. Terutama dalam hal menjunjung hak perempuan di Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa kasus seperti penindasan hak perempuan sendiri masih kerap terjadi di Indonesia, dan sampai saat ini masih menjadi masalah yang tak kunjung surut. Dengan adanya kasus-kasus baru setiap tahun mengenai pelanggaran hak perempuan ini, yang hal ini menjadi sudah tak asing lagi bagi sebagian masyarakat di Indonesia dalam menyikapi hal ini, karena bagi mereka hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan yang lumrah dikehidupan masyarakat  Indonesiaa karena mereka kerap kali berdalih bahwa hal itu sudah menjadi pola pemikiran alami masyarakat yang susah dibenahi dalam kehidupan bermoral. Tentu pemahaman mengenai hak perempuan sendiri terkadang masih jauh dari pandangan masyarakat sekitar, terutama kepada masyarakat. Hal ini dapat dibatasi dengan adat, maupun aturan yang telah ada pada keluarga sendiri. Banyak sekarang wanita Indonesia yang mengalami perlakuan yang kurang bisa dianggap sebagai suatu etika yang kurang baik.

Hal-hal seperti menomorduakan perempuan di atas laki-laki. Banyaknya diskriminasi akan hak perempuan. Maupun suara perempuan yang dianggap hanya sebatas sifat emosional nya saja sebagai perempuan. Padahal di luar sana banyak perempuan yang memiliki landasan rasionalnya yang patut diperjuangkan. 

Advertisement

4. Kata Emansipasi

Kartini

Kartini via https://i0.wp.com

Banyak perempuan yang mengorbankan waktu dan tenaga nya demi kemajuan bangsa ini. Seperti yang telah dilakukan Kartini pada masa dulu, berkat beliau saat ini perempuan Indonesia dapat memperoleh hak emas nya yang dahulu mungkin sulit dilakukan oleh perempuan. Emansipasi memang bukan suatu hal yang dalam meraihnya hanya sebatas dengan pembuktian saja. Namun butuh keberanian dalam diri kaum perempuan untuk mengutarakan serta adanya pembuktian berupa tindakan. Kartini merupakan salah satu tokoh yang memperjuangkan hal tersebut. Beliau memang dilahirkan sebagai wanita ningrat namun tidak menjadikan dirinya menjadi seorang yang pemalas, akan tetapi Kartini menjadi sosok yang kritis dalam memperjuangkan hak wanita.

5. Suara yang Sempat Bungkam

Walau banyak sekali cita-cita perempuan dahulu yang masih belum tercapai hingga kini, serta mungkin banyak suara dari mereka yang mungkin dulu pernah terbungka. Semua itu tentu masih menjadi menjadi sebuah hal yang masih diperjuangkan saat ini oleh perempuan Indonesia. Sebagai perempuan Indoenesia, Kita tidak boleh melupakan bahwa dulu sebelum Kita lahir, banyak perempuan yang sudah memperjuangkan impian-impian tersebut sejak dahulu. Impian tersebut tentu dapat diraih dengan kerja keras serta ketekunan. Jangan kecewakan Kartini yang dulu telah memberikan jasa dan ilmunya kepada Ibu pertiwi ini. Kita rindu akan suara-suara perempuan Indonesia, Kartini merindukan itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE