#KesehatanMental-7 Hal yang Bisa Membantu Kamu Berdamai dengan Masa Lalu

Get up and stop blaming yourself!

Kamu pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup sekecil apapun. Ketika gagal, pikiran kamu akan dipenuhi dengan berbagai asumsi penyebab kegagalan tersebut. Yang menjadi masalah adalah ketika kita berlarut-larut dalam kesedihan atas kegagalan. Kegagalan memang suatu peristiwa/masalah dimasa lalu yang sudah kita lewati namun tidak jarang peristiwa/masalah itu kembali muncul dalam ingatan kita dimasa sekarang.

Beberapa orang mungkin terlalu menyalahkan diri sendiri yang dianggap sebagai penyebab suatu masalah. Jika hal ini terus terjadi, kita tidak akan bisa menghargai diri sendiri. Pasti akan ada kalimat-kalimat yang terlintas misalnya Andai saja aku tidak putus dengannya, mungkin sekarang aku sudah menikah, Andai saja aku belajar dengan rajin mungkin aku sudah masuk universitas terbaik dan seterusnya.

Kemungkinan-kemungkinan yang hanya pengandaian kita semakin membuat kita menyesal dengan apa yang kita lakukan dimasa lalu. Tentunya saya pernah berada pada lingkaran penyesalan tersebut. Saya tidak pernah melihat usaha apa saja yang sudah saya lakukan. Saya hanya fokus pada hasil yang selalu saya bandingkan dengan achievement orang lain.

Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah mindset saya. Keadaan yang mengharuskan saya dirumah saja mebuat saya lebih banyak berdialog dengan diri sendiri. Kesibukan saya sebelum pandemi memang membuat saya tidak pernah melihat diri saya dan mendengar apa yang dia inginkan. Salah satu hal yang telah saya lakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental saya adalah dengan berdamai dengan masa lalu. Ini merupakah salah satu self love yang saya lakukan agar terhindar dari kecemasan, negative thinking, kemarahan, kurang bersyukur dan sebagainya. Berikut beberapa hal yang bisa membantu kita untuk berdamai dengan masa lalu.

Advertisement

1. Menerima masa lalu sebagai bagian dari kehidupan

https://www.pexels.com/id-id/

https://www.pexels.com/id-id/ via https://www.pexels.com

Kenangan yang buruk adalah hal yang paling ingin kita lupakan namun terkadang semakin kita berusaha melupakannya malah semakin jelas tergambar. Misalnya kepala saya pernah terbentur tembok saat masih berusia lima tahun. Itu kenangan yang sangat buruk bukan? Andai saja saya lebih berhati-hati mungkin dahi saya tidak akan ada bekas jahitan.

Semakin saya mencoba melupakannya, semakin saya teringat rasa sakit ketika dokter menjahit dahi saya yang bocor. Ketika saya mencoba menerima bahwa itu bagian dari masalah hidup yang harus saya lalui, saya sudah tidak terganggu lagi dengan bekas jahitannya ketika bercermin.

Advertisement

2. Stop blaming yourself

https://www.pexels.com/id-id/

https://www.pexels.com/id-id/ via https://www.pexels.com

Menyalahkan diri sendiri terus menerus hanya membuat kita semakin menyesal atas apa yang sudah terjadi. Kita semakin merasa tidak berguna dan selalu gagal dalam setiap hal. Semangat untuk bangkit pun menjadi berkurang karena sudah dihantui oleh rasa takut disalahkan.

Cobalah fokus pada prosesnya bukan hanya pada hasil. Dirimu yang pernah melakukan kesalahan dimasa lalu juga sudah letih berusaha menuruti kemauanmu. Sadari bahwa kamu yang sekarang terbentuk juga karena usaha dirimu di masa lalu.

3. Tidak ada manusia yang sempurna

Advertisement
https://www.pexels.com/id-id/

https://www.pexels.com/id-id/ via https://www.pexels.com

Jika kamu salah satu penggemar film Avengers, pasti tidak asing lagi dengan Tony Stark, manusia sejenius Tony pun pernah melakukan kesalahan dengan menciptakan Ultron sebagai program pertahanan terhadap serangan. Namun Ultron malah menjelma menjadi penjahat yang mengancam manusia. Di film Avengers: Age of Ultron (2015), Tony menciptakan masalahnya sendiri namun akhirnya berhasil mengatasinya.

Cobalah memaafkan kesalahan yang telah kamu buat di masa lalu dengan menyelesaikannya. Kesalahan adalah hal yang wajar sebagai manusia. Namun jangan terus-terusan berbuat salah ya dan jangan terlalu takut salah ketika ingin melalukan hal-hal baru. Ketika kita tahu akibat dari kesalahan di masa lalu, kita akan lebih hati-hati dalam bertindak.

4. Jangan pernah lari dari masalah

https://www.pexels.com/id-id/

https://www.pexels.com/id-id/ via https://www.pexels.com

Sejauh apapun kita berlari, masalah itu akan tetap ada karena yang berpindah tempat hanya kita. Mungkin secara posisi kita terasa lebih jauh namun masalah yang dibiarkan berlarut-larut justru akan menimbulkan masalah baru.

Contohnya ketika saya harus mengikuti speaking assessment kenaikan level les bahasa inggris. Saya kurang percaya diri sehingga saya mengambil cuti satu bulan untuk mengulur waktu ujian. Akibatnya saya malah semakin lupa dengan materi yang telah diberikan dan saya juga tertinggal dari teman-teman saya.

Akhirnya saya menyadari bahwa rasa kurang percaya diri saya pun tidak hilang hanya karena saya mengulur waktu dan saya tetap harus mengikuti ujian untuk naik ke kelas selanjutnya.

5. Mengubah cara pandang masalah

https://www.pexels.com/id-id/

https://www.pexels.com/id-id/ via https://www.pexels.com

Masa lalu adalah kondisi yang tidak bisa kita kontrol dimasa sekarang sehingga kita tidak bisa merubahnya. Yang bisa kita rubah adalah cara pandang kita terhadap masalah dengan memunculkan positive thinking.

Pengalaman saya ketika menjadi karyawan baru, saya dengan mudah menuruti perintah senior dengan membantu pekerjaanya. Beban kerja saya menjadi over load. Memang disini terkesan saya dimanfaatkan oleh senior saya. Namun di masa sekarang saya merubah cara pandang bahwa saya menjadi banyak belajar dan kejadian itu juga sudah saya lalui, jadi saya tidak perlu menyalahkan diri lagi.

6. Belajar dari kesalahan

https://www.pexels.com/id-id/

https://www.pexels.com/id-id/ via https://www.pexels.com

Coba analisa lagi penyebab masalah/kegagalan dimasa lalu. Jangan hanya fokus pada kesalahan diri sendiri, mungkin saja ada beberapa faktor lain misalnya kondisi keuangan, keluarga, lingkungan, toxic relationship dan sebagainya. Ambil hikmah dari masalah tersebut dan pikirkan tindakan yang seharusnya kita lakukan.

Ketika kita terbiasa mengurai masalah, mental kita akan lebih siap dalam menghadapi masalah dengan kepala dingin dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.

7. Berubah atau punah

https://www.pexels.com/id-id/

https://www.pexels.com/id-id/ via https://www.pexels.com

Kegagalan kita dimasa lalu adalah salah satu alasan kita untuk berubah. Terkadang kita takut untuk berubah karena sudah overthinking dengan akibat perubahan kita. Namun jika kita tidak berani berubah, kita akan stuck dalam kondisi yang tidak nyaman. Berubah juga membuat kita bisa mencapai tujuan kita. Sebagai contoh merubah cara penjualan menjadi serba online bisa meningkatkan penjualan di masa pandemi ini.

Kehidupan kita memang seperti sekolah, selalu ada ujian dan kelulusan. Ketika kita bisa melewati masalah dalam hidup berarti kita telah lulus dan bisa naik kelas. Ketika kita gagal, kita harus yakin bahwa kita bisa melaluinya walaupun kita tidak mengetahui waktu yang kita perlukan untuk melewati masalah tersebut. Percaya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil, maka masalah kita pun akan selesai pada waktunya. So, mulailah berkomitmen untuk memaafkan diri sendiri dan enjoy for your better life.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gadis kecil dari kota kecil yang mempunyai mimpi besar

CLOSE