Pentingnya Literasi Lingkungan Bagi Anak-Anak, Bukan Cuma Melek Teknologi Saja

Literasi lingkungan bagi anak

Ada percakapan seorang ibu dan anak saat malam hari, waktu di mana biasanya keluarga sudah siap untuk kembali beristirahat.

          “Bu, nanti kalau sudah besar aku mau menjadi pohon saja, ah.”

          “Kok jadi pohon? Kenapa?”

          “Iya, supaya teduh. Terus harimau-harimau, jerapah, sampai burung bisa main-main terus tidur deh di dekatku seperti yang ada di televisi lho, Bu.”

          “Bisa saja kamu, Nak.”

Tak ada yang salah dengan mimpi seorang anak kecil, yang masih belum memikirkan rumitnya birokrasi atau cicilan rumah. Pikiran mereka masih liar dan dapat berlari sebebas yang mereka inginkan. Ada yang ingin menjadi Iron Man, astronot, hingga pelari yang dapat berlari secepat cheetah sekali pun. Hingga akhirnya lambat laun, mereka disadarkan oleh sistem bahwa impian mereka bahkan proses untuk mencapainya saja tidak semudah tiap kali mereka menjawab pertanyaan ‘ingin jadi apa?’.

Menurut World Health Organization (WHO), definisi anak adalah dihitung sejak seseorang di dalam kandungan sampai dengan usia 19 tahun. Lalu dilanjutkan dengan bahwa salah satu pilar pendidikan menurut The United Nations Educational, Scientific and Cultural Orgaization (UNESCO) adalah learning to live together, yakni belajar hidup bersama, dimana pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi yang memiliki peran dalam lingkungan dimanapun berada, serta mampu menempatkan diri sesuai perannya. Sebagai orangtua yang bijak, yang tentu bukan mementingkan keunggulan dalam bidang akademik saja, dapat menanamkan literasi lingkungan terhadap anak melalui hal-hal yang sederhana.

Apa saja hal-hal sederhana itu?

2. Asah kreativitas dengan mendaur ulang barang-barang bekas

Kreativitas bisa diasah dari mana saja. Photo by Tatiana Syrikova from Pexels

Kreativitas bisa diasah dari mana saja. Photo by Tatiana Syrikova from Pexels via https://www.pexels.com

Advertisement

Walau zaman telah beralih ke serba digital, kreativitas anak juga perlu untuk diasah. Terlebih dengan hal-hal yang berkaitan dengan alam. Hal-hal sederhana seperti mendaur ulang barang-barang bekas. Hal ini berkaitan dengan dorongan untuk mereka juga, untuk dapat lebih kreatif menggunakan barang-barang bekas sebelum benar-benar dibuang. Bungkus karton misalnya bisa dibuat berbagai jenis mainan, seperti mobil-mobilan, kapal, atau pesawat terbang. Sedangkan kaleng bekas bisa dijadikan telepon atau mainan lain. Bahkan kulit semangka pun bisa menjadi hiburan bagi anak-anak. Maka, dengan begitu anak tidak perlu membeli terlalu banyak mainan sekaligus menjadi lebih kreatif.

Walau ini hanya beberapa aktivitas-aktivitas sederhana, namun bisa menjadikan anak-anak lebih tertarik pada lingkungan di sekitarnya, dan pada akhirnya mereka bisa ikut menjadikan Bumi sebagai tempat yang dapat diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Educating the mind without educating the heart is no education at all." Books, music, movies and Manchester United.

CLOSE