Masih Bingung Kenapa Cuma Sektor Pendidikan yang Benar-benar Dibatasi? Simak Penjelasan Berikut!

Saat sekolah daring, peran orang tua semakin bertambah banyak nih!

Sejak dimulainya pandemi covid-19 yang mengharuskan berbagai sektor membatasi segala aktifitasnya, termasuk pendidikan.

Pendidikan menjadi sorotan utama terutama untuk orang tua, karena banyak keluhan dari orang tua mengenai sistem pembelajaran daring ini.

Misalnya saja, biaya pendidikan tidak berkurang namun beban orang tua semakin bertambah. Misalnya saya beban biaya untuk pulsa demi menunjang pembelajaran dan tidak sedikit juga orang tua yang memasang wifi di rumah agar koneksi internet semakin lancar, selain itu ada juga orang tua yang mengharuskan merogoh uang lebih untuk menambah spesifikasi ponselnya demi menunjang sistem pembelajaran daring ini.

Selain beban finansial, banyak orang tua yang mengeluh karena mengharuskan menjadi pengganti guru di rumah. Kita semua tahu bahwa menjadi pendidik tidaklah mudah, untuk itu banyak orang tua yang cukup kewalahan dalam menjalaninya.

Misalnya saja materi pembelajaran yang tidak dimengerti hingga ketidakpahaman orang tua mengenai metode belajar yang efektif, apalagi ditambah dengan pemberian tugas yang semakin banyak untuk anak! Pusing deh pasti!

Tapi pertanyaannya adalah, saat beberapa sektor pekerjaan sudah bisa dan diizinkan masuk, pariwisata beberapa diberikan kelonggaran, tempat makan, area publik, hingga aktifitas keagamaan (sempat) diberikan kelonggaran namun tetap diwajibkan memenuhi protokol kesehatan yang ketat, mengapa hanya sekolah yang sama sekali tidak ada kelonggaran?

Simak penjelasannya ya!

Advertisement

1. Pendidikan Merupakan Skala Besar

Photo by Naomi Shi from Pexels

Photo by Naomi Shi from Pexels via http://pexels.com

Pendidikan merupaka sektor dengan skala yang paling besar. Bagaimana tidak, jika berbicara pendidikan maka sebuah aturan diharuskan mencakup mulai dari usia dini hingga dewasa.

Katakanlah bahwa usia termuda dalam menempuh pendidikan non-formal adalah usia 3 (tiga) tahun untuk jenjang Playgroup dan usia tidak terbatas untuk jenjang perguruan tinggi.

Advertisement

Berbeda dengan sektor perkantoran yang sudah jelas mengharuskan orang yang terlibat minimal berusia dewasa, maka kebijakannya pun lebih mudah untuk dibuat.

Sedangkan pandemi adalah sesuatu yang bersifat darurat dan tidak bisa direncanakan, maka dari itu untuk keputusan awal ada kemungkinan keputusan yang dianggap terbaik dan secara umum dan sesegera mungkin untuk dapat diterapkan di sektor tersebut. Untuk keputusan berikutnya berangsur-angsur menjadi lebih spesifik dan menjurus kepada target yang ditentukan.

2. Sebenarnya, Tidak Semua Menerapkan Sistem Daring

Advertisement

Kalau kita perhatikan lagi mengenai keluhan orang tua mengenai sistem pembelajaran daring, kebanyakan adalah orang tua dengan anak yang masih bersekolah di jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

Mungkin beberapa ada yang masih belum tahu bahwa untuk jenis-jenis pembelajaran yang bersifat praktik masih dilaksanakan tatap muka namun dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan peserta didik yang terbatas.

Misalnya saja untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan dan Pendidikan Tinggi.

Walaupun memang masih lebih banyak pembelajaran melalui daring, namun untuk pembelajaran yang mengharuskan praktik masih ada kok tatap mukanya.

3. Memutus dan Mencegah Lingkaran yang Lebih Besar

Photo by Kampus Production from Pexels

Photo by Kampus Production from Pexels via https://www.pexels.com

Kalau dalam sektor perkantoran atau pekerjaan, sebenarnya cukup mudah untuk menganalisa kebiasaan secara umum dan normal.

Misalnya saja, setelah kerja kebanyakan orang akan pulang ke rumah dan istirahat.

Lingkaran manusia dalam suatu pekerjaan pun terbilang cukup stabil, yang artinya turnovernya tidak sebanyak dalam sekolah.

Misalnya saja, dalam satu tahun bisa kita hitung berapa orang baru yang keluar dan masuk dalam perusahaan tersebut.

Sekarang jika kita bandingkan dengan sekolah :

1. Dalam satu kelas pasti terdapat murid dengan latar keluarga yang berbeda-beda. Ada yang orangtuanya bekerja di kantor, di pabrik, pedagang, dan berbagai sektor lain sehingga justru akan memperluas lingkaran dalam penyebaran virus jika tetap memaksakan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran secara tatap muka.

2. Setidaknya dalam satu tahun sekali, sekolah dan perguruan tinggi selalu meluluskan dan menerima peserta didik, yang artinya perputaran manusianya pun sangat banyak.

3. Pertemuan yang intensif menjadi perhitungan selanjutnya. Berbeda dengan pariwisata yang bersifat momentual (namun pariwisata masih menjadi sektor yang ketat untuk pencegahan penyebaran virus), sekolah bersifat terus menerus dan ditambahkan faktor pertama dan kedua tadi.

4. Perbedaan Pola Pikir Target Sektoral

Photo by Anna Shvets from Pexels

Photo by Anna Shvets from Pexels via https://www.pexels.com

Ini berhubungan erati dengan usia, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa sektor pendidikan merupakan sektor dengan jangkauan usia paling luas.

Kita semua tahu bahwa anak-anak lebih sulit diawasi dan belum tentu sepenuhnya paham dengan konsep baik-buruk dan benar-salah.

1. Penerapan protokol kesehatan pribadi seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menggunakan handsanitizer, dan tidak berkerumun. Mengenai hal ini tentu anak-anak masih sangat diragukan untuk lebih disiplin daripada orang dewasa.

2. Rasio orang dewasa dan anak-anak dalam melakukan pengawasannya pun diperhitungkan. Bayangkan jika satu guru harus tanpa henti mengawasi setidaknya 20 anak untuk menerapkan protokol kesehatan dan jika terjadi sedikit kelalaian maka akan menjadi hal yanh cukup berbahaya yang selanjutnya pihak sekolah yang akan disalahkan.

3. Faktor konsumsi adalah faktor yang selanjutnya diperhitungkan. Walaupun hal ini sebenarnya masih dapat dicegah, namun jajanan anak masih diragukan kualitasnya untuk dibeberapa tempat. Jika anak salah konsumsi bisa mengakibatkan gangguan kesehatan dan penurunan daya tahan yang selanjutnya akan menjadi lebih rentan.

Jika diurutkan dari beberapa alasan tersebut, maka sistem pembelajaran daring masih dapat diandalkan dalam menanggulangi penyebaran virus karena setiap orang tua seharusnya dapat mengawasi semua kegiatan dan hal yang dikonsumsi oleh anak.

5. Yakin saja, keputusan pemerintah adalah keputusan terbaik dalam menangani pandemi ini

Photo by August de Richelieu from Pexels

Photo by August de Richelieu from Pexels via https://www.pexels.com

Kita semua harus percaya dan yakin bahwa semua keputusan yang diberikan adalah keputusan terbaik sambil tetap berusaha disiplin agar segala upaya dan peraturan ini berdampak baik pula diakhirnya.

Pemerintah pun pasti terus memikirkan mengenai sistem pendidikan yang efektif agar pembelajaran yang didapatkan oleh peserta didik menjadi optimal.

Walaupun kita semua pun tahu bahwa orang tua menjadi lebih berat dalam melaksanakan hal ini.

Semoga hal-hal yang telah disebutkan ini setidaknya bisa sedikit membasuh segala keresahan dan menjadi sedikitnya pencerahan bagi orang tua yang sedang berjuang memberikan pendidikan untuk anaknya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Define Your Own Success, Create Your Own Future.

CLOSE