Mengenal Rasa Bosan dan Malas Belajar Pada Anak

Perilaku bosan dan malas kerap kali muncul dalam perilaku yang mirip yaitu perilaku tidak termotivasi. Dalam konteks belajar, perilaku tidak termotivasi sering disebut malas. Padahal penyebab seorang anak menunjukkan perilaku tidak bersemangat saat sedang belajar juga dapat diakibatkan karena bosan.

Leslie Becker-Phelps dalam Psychology Today membedakan bahwa rasa bosan ditandai dengan kegelisahan melakukan sesuatu namun tidak merasakan semangat dan tertarik melakukannya. Sementara yang disebut malas adalah keengganan seseorang melakukan sesuatu meski pun sebenarnya ia mampu melakukannya.

Advertisement

1. Kebosanan Belajar

Foto oleh Pixabay dari Pexels

Foto oleh Pixabay dari Pexels via https://www.pexels.com

Kebosanan dapat dipicu oleh dua faktor besar yaitu, atensi dan kebermaknaan. Seorang anak dapat mengalami rasa bosan akibat atensinya yang melemah pada apa yang ia kerjakan, hal ini disebabkan oleh tugas terlalu mudah untuknya atau justru terlalu sulit untuknya. 

Kebosanan yang disebabkan hilangnya kebermaknaan biasanya terjadi akibat anak tidak memahami atau tidak terhubung pada apa yang sedang ia kerjakan.

Advertisement

Kewajiban dalam melakukan sesuatu membuat ia kehilangan tujuan dalam melakukan sesuatu, sehingga membuat anak mudah mengalami kebosanan saat mengerjakan tugas-tugasnya.

2. Kemalasan Dalam Belajar

Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels

Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels via https://www.pexels.com

Kemalasan merupakan keengganan seseorang untuk berusaha melakukan sesuatu meskipun ia memiliki kemampuan untuk melakukannya. Kemalasan terbentuk akibat regulasi diri yang buruk.

Regulasi diri anak yang buruk terbentuk akibat pengasuhan, misalnya saja anak yang terlalu terbiasa dituruti, membuat ia tumbuh menjadi anak yang tidak bisa memenuhi tuntutan lingkungan, atau pada anak yang tidak pernah diajarkan bertanggungjawab akhirnya membuat ia tidak tergerak untuk melakukan sesuatu karena merasa hal itu bukan tanggungjawabnya.

Advertisement

3. Kekeliruan Memahami dan Menangani

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Dalam melihat gejala perilaku pada anak, maka diperlukan proses analisa terkait mengapa perilaku tersebut muncul. Jika seorang anak yang mengalami kebosanan akibat ketidaksesuaian antara kemampuannya dan tingkat kesulitan tugas maka lakukanlah penyesuaian sesuai keadaan anak.

Memberikan label sebagai bentuk penghukuman atas perilaku anak seperti malas, bodoh, atau keras kepala, tidak akan membantu dalam perubahan perilaku anak.

Anak yang masih dalam proses memahami dirinya dan tugas-tugasnya memerlukan bantuan orang dewasa untuk membuatnya menjadi lebih terampil menggunakan potensinya seoptimal mungkin. Pelabelan buruk justru akan berpengaruh pada self esteem anak, dan semakin sulitnya ia memahami apa yang sedang terjadi padanya.

Situasi penuh prasangka dan dugaan ini, juga kerap kerap kali membuat orang tua menjadi stres dan tidak sabar menghadapi anak.

4. Pengamatan dan Komunikasi

Foto oleh Vanessa Loring dari Pexels

Foto oleh Vanessa Loring dari Pexels via https://www.pexels.com

Dalam proses memahami apa yang terjadi pada anak, maka proses pengamatan dan komunikasi adalah hal kunci. Perhatikan dalam kondisi apa anak menunjukkan penurunan motivasi. Amati bentuk perilaku yang muncul, seberapa sering, sejak kapan, dan seberapa mengganggu. Perhatikan konteks saat perilaku tidak bersemangat itu muncul.

Terkait dengan komunikasi maka orang tua dapat bertanya secara langsung pada anak apa yang dirasakannya. Menjalin komunikasi dengan para pendidik hingga profesional juga perlu dilakukan untuk menambah wawasan orang tua terkait dengan perilaku anak.

5. Mengatasi Rasa Bosan dan Malas

Foto oleh MART PRODUCTION dari Pexels

Foto oleh MART PRODUCTION dari Pexels via https://www.pexels.com

Saat orang tua mengamati perilaku seperti hilang semangat, tidak mau menyelesaikan tugas, dan enggan dalam memenuhi tuntutan dari lingkungan maka orang tua perlu memahami penyebab munculnya perilaku tersebut dan membantu anak mengubah perilakunya. 

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan orangtua agar anak dapat mengatasi kebosanan dan kemalasannya adalah sebagai berikut. 

Penjadwalan

Pada anak-anak, adanya jadwal merupakan hal yang penting untuk membangun kebiasaan disiplin anak. Penjadwalan pada anak juga termasuk waktu bebas dan bermain. Penjadwalan dilakukan agar kebiasaan hidup seimbang pada anak terbangun, utamanya berkaitan dalam kemampuannya mengatur waktu dalam mengurus diri, bermain, hingga belajar.

Jadwal harian membuat anak menghargai waktu, memahami tugasnya, dan memotivasinya untuk tetap berada pada jadwal tersebut. Penjadwalan berperan agar anak terbiasa bertanggungjawab dan mengelola waktu secara produktif.

Memberikan tujuan dalam setiap aktivitas

Anak-anak biasanya menunjukkan minat pada hal tertentu dan tidak menyukai hal lainnya. Salah satu pelajaran penting dalam hidup bagi mereka adalah, terkadang mereka harus menghadapi sesuatu yang mereka tidak sukai, namun mereka tetap harus menyelesaikannya karena hal itu penting untuk mereka.

Dalam proses belajar tersebut, maka penting bagi anak diberikan penjelasan terkait mengapa mereka perlu mempelajari suatu hal. Hal ini untuk menarik minat mereka, dan membuat mereka terhubung dengan tugas-tugas yang diberikan. 

Memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan anak

Pada anak-anak yang berada pada kategori normal, maka pada seharusnya mereka akan mampu mengikuti pembelajaran dan tuntutan sesuai usianya. Hanya saja, ada sebagian anak lain, yang memiliki kondisi tertentu sehingga menyebabkan anak tidak mampu atau justru terlalu mahir dalam mengikuti tuntutan tugas sesuai usianya.

Jika orangtua tidak peka dengan kondisi anak maka yang terjadi adalah anak mendapatkan beban yang terlalu tinggi hingga tanpa sadar menempatkan mereka dalam kegagalan terus-menerus, atau sebaliknya mereka mendapatkan beban yang terlalu ringan sehingga sangat cepat menyelesaikan tugas sehingga menjadi bosan di waktu yang tersisa. 

Memberi ruang inisiatif untuk kreativitas

Hal menarik dari rasa bosan adalah dapat memantik munculnya kreativitas pada seseorang. Saat anak merasa bosan, mereka akan melakukan sesuatu yang menarik untuk mendatangkan kesenangan. Pada situasi ini maka penting bagi orang tua untuk memberi ruang pada anak agar mereka dapat mengekspresikan diri secara aman, tidak membahayakan dan merugikan orang lain serta diri sendiri.

Oleh sebab itu, maka pengawasan merupakan hal yang wajib dilakukan, di samping juga orang tua perlu mempercayai anak untuk mengambil inisiatif dalam mengatasi kebosanannya. Ajari anak untuk bertanggung jawab pada perilakunya, termasuk pada kreativitas yang hadir dalam kebosanan mereka. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang Akademisi dan Praktisi di Bidang Psikologi. Mengajar sebagai Dosen di Prodi BKI IAIN Palangka Raya dan Praktik sebagai Psikolog Klinis di Klinik Tumbuh Kembang Anak Natalie. Aktif dalam bidang literasi dan edukasi, menyukai menulis fiksi maupun non fiksi.

CLOSE