Mudah Tersinggung, Mood Berantakan? Inilah Pesan untukmu yang Sedang Lelah Secara Batin

Mudah tersinggung atau tanpa alasan jelas mudah marah dengan setiap hal? Belum lagi mood yang seperti roller coaster dan selalu overthinking? Hati-hati mungkin kamu sedang dalam fase lelah secara batin. Banyaknya aktivitas membuatmu semakin lelah secara batin dan fisik. Kita tidak akan tahu jika tidak segera untuk menyadarinya. Tanda batin sudah lelah terlihat pula dari hasil pekerjaan yang kita kerjakan, apakah memuaskan atau tidak. Kita akan merasa puas secara batin jika hasilnya maksimal, tapi sebaliknya jika tidak puas kita akan merasa lelah dan selanjutnya overthinking. Jika sudah sangat overthinking ada baiknya kita perlu memberikan waktu istirahat. Berikut ini pesan untukmu yang sedang merasa lelah secara batin. Jangan dianggap remeh apalagi dibiarkan.

Advertisement

1. Jangan dipendam apalagi dibiarkan

Foto oleh SHVETS production dari Pexels

Foto oleh SHVETS production dari Pexels via https://www.pexels.com

Mudah tersinggung adalah ciri yang jelas bahwa kita sudah lelah secara batin. Kita membutuhkan apresiasi dan pengakuan bahwa kita berada di titik maksimal. Hal ini terjadi karena kita secara tidak sadar mengabaikan kondisi serta suara hati untuk berhenti. Ketika kita mudah tersinggung, mudah marah dan mood berantakan, jangan dibiarkan apalagi dipendam. Itu hanya akan membuat emosimu semakin meledak ledak. Kita harus mengeluarkan apa yang ada di pikiran dan di hati. Dengan begitu kita akan merasa lebih baik. Kita membutuhkan tempat untuk mengeluarkan seluruh isi hati. Ceritakan kondisimu pada orang terdekat yang kamu percaya atau tuliskan di jurnal pribadi. Ini lebih baik ketimbang kita memposting status di media sosial.

2. Berhenti untuk terlalu keras pada diri sendiri

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Sering kali kita menyalahkan diri sendiri bahkan melukai batin dengan menganggap semuanya baik baik saja. Janganlah terlalu keras pada diri sendiri, hal ini membuat hatimu kuat namun tidak bisa peka terhadap keadaan sendiri. Dalam jangka panjang jika kamu terus keras terhadap diri sendiri, mungkin kamu akan merasakan perubahan. Salah satunya memang mandiri dan kuat secara mental, namun suatu saat kamu akan berada pada titik kelelahan yang tidak tertahankan atau meledak secara emosi. Ini akan membuatmu hancur secara mental. Jika terus seperti itu kamu mungkin memiliki hati yang dingin, tidak peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain.

Advertisement

3. Berhenti sejenak untuk menenangkan pikiran

Foto oleh Keenan Constance dari Pexels

Foto oleh Keenan Constance dari Pexels via https://www.pexels.com

Saat kita mudah tersinggung, sering overthinking dan mood berantakan pastikan kita berhenti sejenak dari rutinitas. Biarkan pikiran serta alam bawah sadarmu kosong dan menghirup kebebasan. Kita bisa istirahat sejenak 10 – 15 menit untuk menenangkan pikiran, hati sekaligus meredakan emosi. Berhenti dari apa yang dilakukan dan pejamkan mata lalu tarik nafas dalam dan hembuskan perlahan. Selanjutnya, minumlah segelas air putih. Ini akan membuatmu rileks sementara waktu. Kita  pun harus meluangkan waktu yang lebih banyak untuk rileksasi pikiran minimal setiap pekan.

4. Stop menilai dan membandingkan segala hal

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels via https://www.pexels.com

Hal yang perlu kita lakukan adalah rileks, yaitu dengan tidak memikirkan permasalahan orang lain. Stop memikirkan apa yang dipikirkan orang lain. Jangan membandingkan dan menilai segala hal karena itu akan membuatmu semakin overthinking dan dijejali dengan pemikiran absurd yang belum tentu dengan kebenarannya. Buatlah komitmen untuk tidak terpengaruh dan fokus pada diri sendiri.Jangan pula memberikan keputusan saat sedang lelah secara batin. Keputusan yang diambil dalam kondisi tidak stabil bisa mempengaruhi objektivitas kita dalam melihat sebuah persoalan. Pastikan untuk mengambil keputusan saat pikiran jernih dan emosi stabil, sehingga kita tidak menyesali keputusan yang telah dibuat. Pikirkan dengan matang dan buatlah pilihan lain, jika keputusan yang sama selalu menjadi pilihan terbaik barulah kita berkomitmen.

5. Mulai mencari input positif yang baru meski 1%

Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels via https://www.pexels.com

Ketika kita sudah melakukan rileksasi, kita pun butuh input positif yang baru. Meski hanya 1%, input positif sangat dibutuhkan untuk menstimulasi kembali pikiran agar memiliki pandangan baru. Kita bisa menonton konten yang bermanfaat dengan materi yang belum pernah kita ketahui ataupun bersosialisasi. Jika kita menerima input baru maka otak kita akan bekerja dengan berbagai respon. Hal ini sangat membantu kita untuk memulihkan pikiran dari kondisi rileks menuju kondisi responsif.

Advertisement

6. Stop bermain media sosial untuk sementara waktu

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels via https://www.pexels.com

Ketika batin lelah, emosi serta pikiran kita tidaklah stabil. Hal ini akan menimbulkan berbagai keputusan yang sangat singkat karena respon kita sangat cepat. Beberapa orang dari kita mungkin membuat status dan curhat di media sosial. Namun tentu saja keputusan yang diambil saat emosi tidak stabil cenderung kurang tepat atau bisa jadi boomerang. Dalam kondisi seperti ini status hanyalah pelarian sesaat, tidak pula menyelesaikan masalah. Justru akan menimbulkan berbagai opini di belakang. Kita baru akan menyadarinya saat emosi sudah terkendali. Pikiran kita akan langsung merespon hal tersebut. Tulislah perasaanmu di buku harian atau jurnal pribadi.

7. Fokus pada apa yang kita bisa kerjakan

Foto oleh Breakingpic dari Pexels

Foto oleh Breakingpic dari Pexels via https://www.pexels.com

Terakhir yang bisa kita lakukan adalah fokus. Kita harus fokus pada apa yang bisa kita kerjakan. Tidak peduli banyak atau sedikit, tetap fokus dan kerjakan pekerjaan sampai selesai. Ketika kita fokus akan suatu hal, maka kita akan sepenuh hati mencurahkan perhatian dan segenap pikiran. Kita pun tidak lagi terbebani oleh berbagai pikiran yang campur aduk, karena hanya fokus pada satu hal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shot the moments on frame (Photograph), Edit with heart and Share it on content (Writing).

CLOSE