Menjelajahi Museum Wayang Jakarta. Apa Iya Bikin Berasa Uji Nyali?

Rentetan pedagang kaki lima siap menyambut kamu sehabisnya melewati terowongan penyeberangan Kota Tua, setelah kurang lebih sepuluh menit lamanya menumpangi bus Transjakarta jurusan Harmoni ke arah Kota. Ragam opsi transportasi, mulai dari ojek pangkalan hingga delman istimewa, siap mengantar apabila kamu merasa tidak familiar dengan titik-titik tempat di Batavia Lama.

Eits, namun diberkatilah dua bersaudara asal Denmark, Lars dan Jens Eilstrup Rasmussen, atas penemuan mereka yang telah diluncurkan sejak 17 tahun silam…ya, Google Maps! Aplikasi paling sempurna untuk mengoptimalisasi fungsi alamiah kedua kaki agar kamu dapat mengirit dan sampai ke Museum Wayang selamat ragawi.

Advertisement

1. Mudah diakses dan harga terjangkau

Photo by @ninditans on Pinterest

Photo by @ninditans on Pinterest via https://pin.it

Museum Wayang memang tidak se-hits tetangganya, Museum Fatahillah. Padahal, keberadaan Museum Wayang ternyata cukup dekat dengan banyak museum besar lainnya sehingga sangat mudah untuk dijangkau dan dijumpai, hanya beberapa menit jalan kaki, dan hanya jika tidak ada drama kesasar, apalagi jadi korban gasak dompet oleh komplotan copet.

Selain kemudahan akses, banyak hal menarik yang akan kamu temui dalam perjalanan menuju museum ini, seperti keberadaan street performer, pelukis karikatur, hingga penyedia jasa sewa sepeda ontel. Tiket masuk dari museum ini juga super terjangkau, mahasiswa cukup merogoh kocek sebesar Rp3000 saja.

Advertisement

2. Menempati urutan ke-3 dengan jumlah pengunjung terbanyak

Data by https://jakarta.bps.go.id/

Data by https://jakarta.bps.go.id/ via https://jakarta.bps.go.id

Menurut data dari Dinas dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, jumlah pengunjung di Museum Wayang menempati urutan ke-3 dari delapan jenis museum di Jakarta pada tahun 2018, yakni dengan total 372,648 pengunjung, sedangkan di urutan kedua ada Museum Sejarah Jakarta dan Prasasti (Museum Fatahillah) dengan total 812.265 pengunjung, dan di urutan pertama ada Monumen Nasional dengan total 1.944.033 pengunjung.

Meskipun tidak menduduki posisi paling bawah, namun jumlah pengunjung di museum ini terbilang cukup jomplang ketika dibandingkan dengan dua museum lainnya. Paling tidak, setidaknya Museum Wayang cukup menjadi primadona di hati warga Jakarta. Terlebih ketika mengetahui visi dari eksistensi Museum Wayang yang sebenarnya sangat mulia.

Advertisement

Menjadikan Museum Wayang sebagai pusat pelestarian pewayangan dan pedalangan Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf Internasional.

-Mitra Museum Jakarta

Visi tersebut memang bercita edukatif, ditambah dengan adanya ribuan koleksi wayang yang di dalamnya tertuang peristiwa-peristiwa sejarah, tempat ini jelas sangat cocok bagi kamu untuk mendalami dunia pewayangan serta menikmati makna pada setiap karya yang terpajang. Sayangnya, keberadaan kabar mistis pada Museum Wayang tampaknya memberikan citra unik tersendiri.

3. Bisik-bisik mistis (katanya) di balik figur ribuan wayang

Photo by @ninditans on Pinterest

Photo by @ninditans on Pinterest via https://pin.it

Memang dapat ditemui adanya pengakuan kisah mistis yang melekat pada mereka yang mengaku pernah berkunjung ke museum ini, salah satu contohnya seperti sebuah video di laman YouTube dari kanal miliki Laurent Rando yang berdurasi 23 menit dan telah tayang lebih dari 800 ribu kali.

Video tersebut cukup membuat bulu kuduk merinding, apalagi dengan narasi ngeri yang dibuat oleh si kreator dan absennya latar musik. Selain itu, sejumlah artikel di media daring bahkan turut mengaitkan Museum Wayang ini dengan kisah mistisnya.

4. Menyimak eksplorasi batin pengunjung

Photo by @ninditans on Pinterest

Photo by @ninditans on Pinterest via https://pin.it

Realitanya, eksplorasi batin dan pengalaman supranatural dari tiap-tiap wisatawan memang berbeda. Penulis pun berusaha untuk mengetahui sudut pandang pengunjung terhadap museum ini, salah satunya ada Afi dan kedua temannya yang baru dinyatakan lulus SMA dan kebetulan sedang healing di sekitaran wilayah Kota.

Nggak serem sih, justru terkesima sama wayang-wayangnya.

Afi justru mengaku bahwa museum tersebut membawa cukup ketenangan karena kesunyiannya. Berbeda pendapat, teman dari Afi justru mengatakan hal sebaliknya.

Tapi emang berasa sih, pas masuknya, kayak ada hawa-hawa gitu. Kalo wayang kayak gini kan pasti ada aja yang masukinnya ya, kayak ngerasa gitu sih.

Sejentik pengalaman mistis yang selintas mereka lalui pun tidak menyurutkan semangat ketiganya untuk terus berjalan menikmati ribuan karya di sana.

Ternyata tidak hanya teman Afi yang merasakan gejolak batin di tempat ini, Leli, seorang bapak yang sedang berkeliling museum bersama istri dan kedua anaknya juga mengakui hal yang cukup serupa dengan teman Afi.

Tepat di depan etalase hunian kawanan Si Unyil pun Leli bercerita.

Kalau saya merasa mistis ada, cuma kalau pribadi saya, saya anggap semuanya biasa, tapi pas masuk emang agak-agak kayak ada yang nyamper gitu ya.

Leli mengaku bahwa dirinya ingin mengedukasi anak-anak, sekalian berwisata juga sebenarnya, hal itu dimaksudkan agar anak-anak Leli tau dengan budaya nusantara termasuk wayang.

Berjalan santai melewati etalase wayang golek sunda, di depan si Otot Kawat Tulang Besi alias Gatotkaca, yang bisa terbang ke angkasa tanpa sayap, penjaga museum pun tertawa ketika ditanyai perihal beredarnya anggapan mistis dari Museum Wayang, bertahun-tahun bekerja mengawasi pengunjung di museum ini, Ia pun menggeleng-gelengkan kepala dengan mata terfokus pada layar smartphone-nya.

Nggak ada itu mistis-mistis, biasa aja ah.

5. Mistis itu ketika kamu nggak kenal budaya sendiri~

Photo by @ninditans on Pinterest

Photo by @ninditans on Pinterest via https://pin.it

Berbicara tentang kata mistis, definisi di baliknya sebenarnya tidak rumit dan memiliki makna yang cukup mudah untuk dipahami. Sederhananya, dalam sebuah jurnal psikologi bertajuk Menuju Psikologi Mistis, terdapat penjelasan bahwa mistis pada umumnya diasosiasikan dengan klenik, sihir, atau ghaib. Mistis juga tidak hanya terkait dengan batin dan agama, tetapi juga pengalaman paranormal dan supranatural.

Maka dapat kita indikasikan bahwa kemistisan yang kamu rasakan dari suatu tempat bisa jadi merupakan konsepsi pribadi dalam merumuskan pengalamanmu lo.

Bahkan, sebuah studi yang dipaparkan oleh Dana Foundation pun mengatakan bahwa otak bertanggung jawab atas pikiran, perasaan, dan tindakan. Hal ini pun memungkinkan jika perasaan mistis yang pernah kamu alami dipengaruhi oleh dari pikiran, perasaan, dan tindakan kamu sendiri. So, jangan takut untuk berkunjung dan belajar tentang peninggalan leluhur, ya~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

What a deuce?!

Editor

Writing...

CLOSE