Perlakuan Apa Saja yang Mempengaruhi Timbulnya Sikap Rasis? Lalu Bagaimana Cara Menyikapinya? Yuk Simak dan Pahami!

Tanpa sadar sudah rasis? Yuk pahami lagi

Rasisme sudah mendarah daging! Pola pikir yang Rasis sudah tertanam lumayan lama, di mana para individu maupun satu kelompok melihat anggota dari kelompok lain sebagai suatu ras tertentu yang lebih rendah secara moral. Mulai dari hinaan di lingkungan hunian rumah, diskriminasi di sekolah, tempat kerja, pengadilan, hingga intimidasi oleh aparat keamanan dan sebagainya. Rasisme tidak hanya terjadi di Amerika saja, tetapi di seluruh penjuru dunia. Salah satunya di negara Indonesia dengan kasus rasisme terhadap Papua yang terus berulang dan negara Cina terhadap kasus virus Corona yang namanya diganti menjadi “Chinese virus” atau ”Kung Flu”. Penyebab julukan tersebut banyak digunakan oleh rakyat sekitar di Amerika adalah karena mantan presiden Amerika yang bernama Donald Trump menyebutkan kata-kata julukan itu dalam salah satu pidatonya. Pada dasarnya rasisme tidak hanya berwujud sikap benci, intimidasi, atau kekerasan. Kita juga dapat dikatakan Rasis lewat cemoohan dibalik candaan, bullying, atau dengan menyingkirkan orang lain dari aktivitas dan kelompok tertentu hanya karena melihat asalnya.

Berikut 6 hal yang mempengaruhi timbulnya sikap rasis

Advertisement

1. Prasangka buruk terhadap orang lain

Foto oleh Athena dari Pexels

Foto oleh Athena dari Pexels via https://www.pexels.com

Hal ini merupakan akar dari segala bentuk rasisme terhadap individu maupun kelompok manusia lain. Prasangka dinilai menciptakan dan membawa pandangan buruk bahkan bagi segelintir orang yang tak mengetahui apa sebab orang-orang tersebut mendapat perlakuan Rasis. Sering kali mereka berpikir bahwa segelintir orang tidak sesuai dengan standar mereka atau bahkan menganggap derajat mereka lebih tinggi dari orang-orang tersebut. Prasangka yang tak berdasar tersebut muncul dan mencoreng hak asasi manusia yang seharusnya dapat dinikmati oleh semua orang. Karena itu, akan lebih baik jika kamu dapat memulai untuk berpikir positif dan menyingkirkan pikiran-pikiran buruk tentang orang lain.

2. Penyebaran rumor

Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels

Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels via https://www.pexels.com

Sering kali orang-orang dengan sadar maupun tidak sadar sudah menyebarkan rumor buruk tentang individu maupun suatu kelompok. Bahkan untuk sepatah dua patah kalimat singkat dapat mempengaruhi pandangan orang-orang. Lebih parah lagi jika kalimat tersebut dilontarkan oleh seorang tokoh terkenal atau bahkan tokoh masyarakat. Penggemar tokoh tersebut biasanya akan meniru dan menerima mentah-mentah perkataan idolanya. Apa pun alasannya, tidak sepantasnya kita menyebarkan rumor yang dapat menimbulkan kebencian terhadap individu maupun kelompok tertentu. Mulailah menyaring hal-hal yang kamu dengar!

Advertisement

3. Terjebak pemikiran stereotip

Foto oleh Sound On dari Pexels

Foto oleh Sound On dari Pexels via https://www.pexels.com

Pemikiran stereotip sudah menjadi hal yang tidak asing lagi di Indonesia. Banyak orang yang menanamkan pemikiran ini terutama orang tua yang secara tidak sadar sudah menanamkan pemikiran stereotip pada keturunannya. Perkataan seperti “Orang sunda itu biasanya pemalas”, “Orang Batak biasanya kasar”, dan lain-lain menyebabkan segelintir orang terjebak dalam stereotip. Padahal setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pemikiran seperti ini sudah sepatutnya dihilangkan.

4. Insecure dan hilangnya identitas

Foto oleh Atul Choudhary dari Pexels

Foto oleh Atul Choudhary dari Pexels via https://www.pexels.com

Pemicu sikap rasisme yang lain adalah munculnya rasa insecure dan hilangnya identitas. Ketika mereka merasa tidak punya identitas, mereka akan mencari kelompok yang memiliki kesamaan dalam diri. Hal ini dapat berupa ras, warna kulit, suku, materi, dan lain-lain. Mereka dapat menemukan rasa aman dan tidak merasa kesepian lagi. Namun, identitas ini juga dapat menyebabkan munculnya rasa ingin menjadi lebih kuat dari kelompok lain dan memusuhi orang-orang di luar kelompok mereka. Mulailah cintai diri sendiri. Ketika kamu mendapat perlakuan yang tidak pantas jangan lah lakukan hal yang sama terhadap orang lain. Temukanlah orang yang dapat menjadi penyemangat di dalam hidupmu!

5. Candaan yang berlebihan

Advertisement
Foto oleh Keira Burton dari Pexels

Foto oleh Keira Burton dari Pexels via https://www.pexels.com

Berhati-hatilah pada hal-hal yang dijadikan bahan topik pembicaraan lingkungan anda. Lingkungan pergaulan serta tempat tinggal sekitar dapat membawa kebiasaan yang buruk. Tanpa disadari ucapan dan perilaku kita dapat menimbulkan dampak pada orang lain yang di sekitar kita. Hal-hal yang sering kali dianggap remeh seperti candaan yang menyinggung soal ras maupun hal lainnya sudah menjadi sebuah kebiasaan. Manusia dengan sendirinya akan memberi label pada satu sama lain yang tanpa disadari dapat berdampak pada orang lain. Contohnya nama panggilan. Beberapa orang sering kali memanggil “si hitam”, “si gendut” dan panggilan lainnya kepada teman dekat. Meskipun temanmu tidak berkata apa-apa, tidak menjamin bahwa dia tidak sakit hati.

Bahkan dalam beberapa kasus, saat ada orang yang tersinggung dengan candaan itu mereka hanya menganggapnya hal yang lumrah dan menyebut orang tersebut “ Baperan” atau orang yang sensitif. Perilaku ini tidak selalu mengkhawatirkan, tapi akan berbahaya bila berubah menjadi kebencian, apalagi jika disulut dengan rasa cemas yang mengakar. Kita perlu mengingat bahwa batas toleransi tiap orang terhadap hal-hal yang menyinggung perasaannya itu berbeda.Pilihlah bahan candaan yang tidak menyinggung lawan bicara. Bila tidak sengaja menyinggung perasaan orang tersebut, segaralah meminta maaf.

6. Diskriminasi orientasi seksual

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels via https://www.pexels.com

Beberapa orang menganggap kelompok yang memiliki orientasi seksual berbeda sebagai abnormal, 'sakit', menyimpang, serta lainnya dan mulai menjauhi kelompok tersebut. Tidak sedikit juga yang merasa ketakutan atau benci dan cenderung memiliki sikap sinistik terhadap kelompok tersebut dengan berbagai alasan dibaliknya. Hal-hal seperti lelucon yang tidak pantas, penghinaan, pemberian label ataupun nama panggilan yang bertujuan merendahkan sudah banyak terjadi di Indonesia. Apa pun anggapanmu tentang hal ini, tidak seharusnya kamu menebar kebencian dan mengucilkan seseorang. Kita perlu mengingat bahwa dibalik semua perbedaan, semua orang memiliki hak untuk merasa aman dan nyaman.

Demikian sedikit penjelasan tentang rasisme dan beberapa cara menyikapinya. Apabila kalian menjumpai kerabat, keluarga, atau orang tidak dikenal sekalipun yang melakukan tindakan rasisme, jangan takut untuk menegur dan memberi tahu bahwa perilaku tersebut salah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE