Pernahkan Anda Mendengar Tentang Frambusia? Kata Frambusia Berasal dari Bahasa Perancis, Framboise atau Raspberry.

Frambusia, patek, buba atau yaws adalah infeksi kulit kronis yang disebabkan oleh kuman Treponema Pallidum subspesies pertenue. Sampai tahun 2016, tercatat 2762 kasus Frambusia yang ditemukan di Indonesia, khususnya di daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak berusia dibawah 15 tahun (paling sering pada anak berusia 6-10 tahun). Selain menyerang kulit, penyakit ini pun bisa menyerang tulang dan kartilago. Frambusia rentan terjadi pada masyarakat dengan pemukiman padat dimana fasilitas dasarnya  kurang memadai (seperti fasilitas air bersih, sanitasi, dll). Penularan penyakit ini terjadi dari getah luka si penderita yg secara langsung bersentuhan dengan kulit orang sehat yang ada lukanya.

Gejala yang tampak pada penyakit frambusia ini berupa luka atau benjolan (papula) pada kulit (paling sering di ekstremitas bagian bawah), berbentuk seperti raspberry, tidak nyeri, disertai gatal, permukaan basah, dan mengandung banyak kuman frambusia. Keluhan pada kulit ini bisa bertahan hingga 3-6 bulan tanpa pengobatan. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, maka keluhan dari kulit ini dapat meluas hingga ke tulang, telapak tangan dan kaki, persendian, menyebabkan nyeri tulang hingga kecacatan.

Untuk mendiagnosisnya, maka akan dilakukan wawancara medis terkait riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yaitu uji serologis. Uji serologis ini juga dilakukan pada sifilis, namun sayangnya uji ini tidak dapat membedakan sifilis dan frambusia. Adapun pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) yang digunakan untuk mengonfirmasi secara pasti penyakit Frambusia dengan mendeteksi organisme dalam lesi di kulit.

Pengobatan yang diberikan berupa pengobatan oral dan injeksi. Selain itu, pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan:

Advertisement

1. Menjaga kebersihan diri

Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Photo by Karolina Grabowska from Pexels via https://www.pexels.com

Rajin mandi serta jangan lupa menggunakan sabun setiap hari.

2. Cucilah pakaian setelah selesai dipakai

Photo by Sarah Chai from Pexels

Photo by Sarah Chai from Pexels via https://www.pexels.com

Hindari penggunaan pakaian bekas penderita atau penggunaan pakaian bersamaan.

Advertisement

3. Semua yang pernah kontak dengan penderita, harus mendapatkan pengobatan

Photo by Pietro Jeng from Pexels

Photo by Pietro Jeng from Pexels via https://www.pexels.com

Hindari kontak langsung dengan penderita. Jika ada kontak dengan penderita, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter dahulu agar dapat dilakukan pemeriksaan hingga pemberian pengobatan dengan tepat. 

4. Menerapkan Pola Makan Sehat dan Bergizi

Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Photo by Karolina Grabowska from Pexels via https://www.pexels.com

Tentunya dengan menerapkan pola makan sehat dan bergizi, tubuh kita akan terlindungi dari berbagai penyakit. 

5. Menjaga Kesehatan Lingkungan

Photo by Alena Koval from Pexels

Photo by Alena Koval from Pexels via https://www.pexels.com

Tentunya penting untuk menjaga kesehatan lingkungan sekitar, dengan menjaga kebersihannya tentu dapat menunjang kehidupan manusia yang lebih sehat. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE