5+ Hal yang Pasti Dirasakan di Usia 20-an. Meski Lelah dan Menyesakkan, tapi Selalu Ada Alasan untuk Bertahan

lelah dan sesak di usia 20-an

Kebanyakan duduk, mantengin layar laptop, sering tidur larut malam, kecapekan kerja. Hm, kamu sudah kenalan dengan mereka?

Usia produktif kerja dari umur 20-30 tahun merupakan masa emas buat kamu. Di rentang 10 tahun ini, kamu bisa mencari pekerjaan yang kamu sukai, menjalin jejaring pertemanan dan rekan kerja, atau bahkan menemukan pasangan yang tepat. Sayangnya, tidak se-ideal itu, bahkan melewati ekspektasi bukan? 

Usia produktif ini ternyata rawan. Macam-macam, mulai dari rawan kena penyakit degeneratif, mengalami stres dan depresi, terganggu karena psikosomatis, atau bahkan menderita penyakit langganan pekerja: tipes, maag, dan diare. 

See? Usia produktif yang hanya 10 tahun ternyata sangat sangat singkat dijalani. Ditambah arus informasi yang sangat cepat dan lingkaran pergaulan begitu ketat. Bagaimana dengan kesehatan mental kamu? Coba lihat, tampaknya kamu…

Advertisement

1. Butuh istirahat

Tiduran sebentar tidak apa-apa kan? Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Tiduran sebentar tidak apa-apa kan? Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Tidak apa-apa istirahat dulu. Pulihkan jiwa dan raga demi pikiran yang lebih jernih. Tidak apa-apa menepi dulu, tidak ada yang ingin dikejar lagi kan?

2. Semakin jenuh

Kerjaan banyak, memang bikin jenuh ya? Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Kerjaan banyak, memang bikin jenuh ya? Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Meski sedang di rumah saja, tetapi jangan sampai rutinitas sehari-hari menimbulkan kejenuhan. Cobalah perlahan. Awali bangun pagimu dengan ibadah dan doa. Lalu, lanjutkan dengan olahraga ringan. Jangan dibawa keras, biarkan tubuh bersenang-senang saat olahraga. Jika sudah konsisten, barulah tambah latihan lain. 

Advertisement

Jika kamu mulai berkebun di rumah, siramilah benih-benih kecilnya. Mereka berhak tumbuh. Begitu juga dirimu. Jangan lupa, tetap jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan ya!

3. Terasa sepi

Jauhkan diri dari ponsel, lalu regangkan tubuh. Segarkan lagi harimu. Photo by Serkan Göktay from Pexels

Jauhkan diri dari ponsel, lalu regangkan tubuh. Segarkan lagi harimu. Photo by Serkan Göktay from Pexels via https://www.pexels.com

Berjam-jam meeting via panggilan video, atau gosip via grup di instant messaging ternyata tidak juga membuatmu terisi. Ada saja rasa sepi. Kesepian. Apakah suara hatimu sudah didengar? 

Rehatlah sejenak dari hiruk-pikuk arus informasi dan ponsel. Takut tertinggal atau FOMO (fear of missing out) justru memperparah rasa sepi itu. Percayalah, jika kamu mengenal dirimu dan kebutuhanmu, kamu punya jalur sendiri tanpa perlu membandingkan.

Advertisement

4. Semua terasa cepat

Bergerak pun cepat meski dunia sedang melambat. Photo by Marcus Aurelius from Pexels

Bergerak pun cepat meski dunia sedang melambat. Photo by Marcus Aurelius from Pexels via https://www.pexels.com

Betul, kini sudah hampir setengah tahun. Tahu-tahu bulan depan sudah Hari Kemerdekaan RI. Tahu-tahu, sudah habis Tahun Baru. Rasanya cepat sekali! 

Kondisi yang terasa cepat ini memaksamu terus beradaptasi dan bertahan. Mau tidak mau, kamu tetap mesti mengikutinya. Tidak apa-apa, jalankan saja. 

Agar terasa lebih ringan, catatlah distraksi yang terlintas di pikiran. Kemudian, sortir sesuai prioritas. Tempel di tempat yang sering kamu lihat. Misalnya kaca lemari, meja belajar, atau kalender. Kemudian, lakukan pekerjaan atau tugas yang sekiranya masih mudah dikerjakan, lalu cicil. Perlahan kurangi prokrastinasi.

Bagaimana menurutmu? 

5. Ingin banyak belajar

Waktu belajar jadi makin panjang. Yuk tingkatkan! Photo by Julia M Cameron from Pexels

Waktu belajar jadi makin panjang. Yuk tingkatkan! Photo by Julia M Cameron from Pexels via https://www.pexels.com

Masa-masa pandemi COVID-19 ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas diri. Kamu boleh lho memantaskan dirimu sendiri. Bukan untuk orang lain atau bahkan pasangan yang belum tentu tulus dan memahamimu. 

Mulai dari belajar menjernihkan pikiran, mendengarkan suara sumbang lalu menumpahkannya ke jurnal harian, mengenali emosi, mempelajari bentuk komunikasi asertif, dan masih banyak lagi! Kamu bebas eksplor sesuai kebutuhan dan minat. 

6. Serahkan pada profesional

Jangan sungkan. Mereka profesional kok! Photo by cottonbro from Pexels

Jangan sungkan. Mereka profesional kok! Photo by cottonbro from Pexels via https://www.pexels.com

Walaupun sedang memulihkan diri sendiri, tidak ada salahnya meminta bantuan profesional pada psikolog atau psikiater. Mereka akan membantu kamu dengan maksimal. 

Jangan takut dianggap gila atau tidak waras. Absolutely no! Kesehatan mental adalah hakmu. Dan hanya kamu sendiri yang bisa mengaksesnya, bukan orang lain.

7. Berani sendiri

Iya kamu, siapa lagi? Photo by Moose Photos from Pexels

Iya kamu, siapa lagi? Photo by Moose Photos from Pexels via https://www.pexels.com

Tidak apa-apa sendiri dulu. Media sosial kini memang sedang ramai soal memantaskan diri agar jadi uwu. Namun, siapa tahu saat ini adalah waktu tepat untuk berdamai dengan diri. Kamu yang kenal dirimu, maka kamu akan tahu siapa yang tepat memperlakukanmu. 

Sudah waktunya kamu menutup telinga dari orang-orang yang penasaran terhadap hidupmu. Lebih baik, beranikan diri untuk menembus zona nyaman. Kamu sendiri, kamu mandiri, dan kamu berdaya.

8. Apakah bisa bertahan

Sini, kita hadapi bersama ya! Photo by cottonbro from Pexels

Sini, kita hadapi bersama ya! Photo by cottonbro from Pexels via https://www.pexels.com

Kamu mengalami rasa yang sama dengan semua orang. Bingung, pusing, merasa rugi, bangkrut, jenuh, atau mungkin tidak sabaran karena perubahan situasi yang drastis. Masa pandemi ini membuat orang berubah total. 

Tidak apa-apa, kita semua bisa bertahan. Termasuk kamu. Kencangkan suara hatimu saat berdoa. Menangislah. Tetap bekerja dan evaluasi. Semoga, semua bisa terlewati. 

Katakan pada dirimu: “Terima kasih ya sudah lahir ke bumi. Tetap bertahan ya! Kamu berharga!”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Photo-hunter. Currently, read her thoughts on nadiakhadijah.com.

Editor

une femme libre

CLOSE