Kesehatan tubuh remaja membutuhkan banyak aspek untuk menunjang hal tersebut, separti asupan zat gizi yang besar, berolahraga dan melakukan kegiatan yang produktif. Namun, pada kenyataannya banyak orang yang cenderung melakukan perilaku makan yang salah dengan mengonsusi zat gizi yang tidak sesuai dengan menyesuaikan rekomendasi deit yang dianjurkan. Perilaku diet dan makan yang salah dapat menyebabkan munculnya masalah kesehatan yang harus segara langsung ditangani.
Pada masa transisi saat ini dikarenakan adanya PSBB yang diberlakukan oleh pemerintah membuat banyak remaja yang memanfaatkan waktu luangnya dengan melakukan hal-hal produktif seperti berjualan, belajar dan juga berolahraga. Salah satunya yang sedang marak dilakukan oleh para remaja khususnya perempuan adalah melakukan program diet, yang dimana program diet ini sangat menguntungkan dan juga termasuk kedalam lifestyle yang biasa pada remaja lakukan. Pada dasarnya banyak remaja yang takut berat badannya naik sehingga obesitas karena hanya berdiam diri di rumah tanpa ada kegiatan lain yang benar-benar membuat mereka produktif, kemungkinan akan adanya kenaikan berat badan dan terjadinya obesitas itu sangat besar. Sehingga banyak remaja yang melakukan program diet.
Obesitas disebabkan adanya keseimbangan energi positif, yaitu ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar dimana jumlah asupan energi berlebihan namun aktivitas fisik yang digunakan untuk pengeluaran energi sangat minimal, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Remaja dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar ≥ 5 kg dalam rentang satu tahun. Selain itu, remaja yang menonton TV ≥ 5 jam perhari mempunyai risiko obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar disbanding mereka yang menonton TV ≤ 2 jams setiap harinya. Kurangnya aktivitas fisik inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya obesitas karena sedikitnya. Obesitas dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker, penyakit kardiovaskular, disfungsi hormonal, gangguan muskoloskeletal, kesulitan bernapas, risiko anastetik dan efek psikologis (Barasi, 2007). Obesitas disebabkan karena perilaku dan sikap remaja yang suka mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi dan makanan ringan secara berlebihan (Michael dan Melinda, 2006).
Ada beberapa cara yang diterapkan oleh para remaja untuk keberhasilan program diet yang mereka lakukan, antara lain adalah:
1. Berolahraga
Olahraga dengan menonton tutorial workout yang berada di social media, contoh nya platform youtube yang dimana banyak influencer yang membagikan kegiatan workout yang mereka lakukan
2. Diet Rendah Lemak
Makanan yang harus dikonsumsi adalah rendah lemak. Namun bukan berarti tidak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sama sekali. Kamu tetap harus mengonsumsi makanan mengandung lemak untuk menambah energimu, namun dalam kadar yang tidak banyak, dan yang harus dipeharikan di sini adalah menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh. Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh adalah makanan yang digoreng dengan banyak minyak, atau lebih dikenalnya seperti gorengan.
3. Diet Paleo
Diet Paleo terbilang cukup sulit untuk dijalankan. Mengingat menu makanan yang dikonsumsi sangat terbatas dan lebih cenderung membosankan. Di dalam diet ini, kamu akan mengonsumsi makanan alami seperti sayuran, telur berusia kurang dari 6 pekan, buah-buahan, daging tanpa lemak, ikan, biji-bijian, minyak nabati, serta kacang-kacangan.
4. Diet Nasi Putih
Diet ini dijalankan dengan cara tidak mengonsumsi nasi putih. Nasi putih memiliki kadar kalori cukup tinggi yang bisa memicu terjadinya obesitas dan penyakit diabetes. Maka dari itu penting untuk mengurangi porsi nasi dalam mengonsumsi segala makanan.
Maka penting bagi remaja saat ini untuk aware terhadap diri sendiri dan lingkungan dengan cara menyeimbangi antara pola makan, dan aktivitas. Serta remaja yang sekiranya mendeksi adanya kemungkinan obesitas harus segera melakukan pengukuran antropometri secara rutin serta pemeriksaan rutin terkait pola makan remaja.
5. Diet Makanan Tanpa Rasa
Diet ini dinilai paling membuahkan hasil untuk menurunkan berat badan. Logikanya, makan makanan yang tanpa rasa tentunya membuat nafsu makan akan berkurang. Sehingga kita akan makan secukupnya atau makan dalam porsi yang tidak berlebihan. Jadi, sesuai namanya, diet ini hanya memakan makanan yang tidak dibumbui dan tidak ada makanan yang digoreng.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”