Lika-liku Hidup yang Kamu Hadapi Saat Jadi Anak Kos. Di Balik Prihatin Ada Keseruan yang Hadir

Lika-liku Hidup Anak Kosan

Bagi sebagian besar orang, merantau adalah salah satu fase yang harus dijalani. Niat menuntut ilmu atau mencari penghasilan di kota orang mau nggak mau mesti diwujudkan demi masa depan yang lebih baik. Nggak peduli seberapa susahnya nanti saat menjalani hari-hari menjadi anak kosan yang identik dengan keprihatinan.

Advertisement

Hidup prihatin sebagai anak kosan mungkin sudah pernah kamu bayangkan sebelumnya dari mendengar cerita teman-temanmu yang sudah merantau lebih dulu. Boleh jadi kamu telah menerka-nerka sendiri bagaimana nanti kamu menjalani hidup saat indekos di perantauan. Nah supaya nggak kaget, inilah gambaran lika-liku hidup yang harus kamu hadapi saat ngekos. Meskipun sulit dan kikuk pada awalnya, tapi banyak lho keseruan yang menantimu!

1. Awal-awal ngekos kamu akan merasa kesepian dan asing dengan daerah baru. Kamu pun mulai memasuki fase rindu suasana rumah

Rindu rumah via www.unsplash.com

Kamu yang terbiasa menghabiskan waktu bersama gengmu semasa putih abu-abu, pasti akan merasa kesepian dengan keadaanmu saat ini. Biasanya ke mana-mana ditemani oleh keluarga atau sahabat, tapi di perantauan lebih sering sendirian. Ditambah lagi lingkungan yang baru, membuatmu bingung ingin bepergian ke mana karena masih belum mengenal daerah sekitar dengan baik.

2. Setelah beberapa bulan, kamu mulai mendapatkan teman-teman baru dan menjelajah kota ke sana ke mari. Keseruan merantau mulai terasa di momen ini

Pelan-pelan dapat teman via www.pexels.com

Hari demi hari berjalan, lambat laun kamu menemukan teman-teman baru yang menemani harimu di tanah rantau. Selayaknya orang baru di sebuah daerah, kamu dan teman-teman selalu ingin menjelajah tempat baru. Untuk sekedar mengakrabkan diri ataupun bersenang-senang. Mungkin kelihatannya sepele seperti hanya sekedar ingin tahu pecel lele yang enak, es buah paling mantap, atau toko baju yang bagus ada di mana. Tapi semuanya jika dilakukan dengan sahabat baru akan terasa istimewa.

Advertisement

3. Seiring punya banyak teman, kamu juga akan mendapati banyak hal baru yang menarik dipelajari. Kamu jadi kepo terhadap ini-itu

Gila pengetahuan via www.unsplash.com

Dengan banyaknya hal baru yang menarik di perantauan, sayang rasanya jika kamu hanya berdiam diri di kamar kos tanpa mencoba mempelajari hal yang belum pernah kamu coba sebelumnya. Di sini mulai timbul niat untuk mencoba hal-hal yang belum pernah kamu temukan di kampung halamanmu atau belum pernah kamu coba saat sekolah dulu. Aktif organisasi di fakultasmu misalnya, atau ikut UKM teater, macrhing band, komunitas sastra, dan lain-lain yang ada kampus.

4. Karena kesibukan dan kebutuhan semakin banyak, kamu pun mulai belajar mengatur keuangan dan waktu dengan benar

Kebutuhan via www.pexels.com

Di awal merantau mungkin kiriman dari orangtua masih cukup untuk menghidupimu sebulan, tapi seiring berjalannya waktu kamu menyadari harga makanan yang tiap ajaran baru meningkat, mobilitas yang memaksamu harus menambah jatah uang bensin, dan kebutuhan lainnya yang semakin meningkat. Padahal masih di pertengahan bulan dan uang kiriman sudah tinggal hitungan jari, membuatmu sadar bahwa kebutuhanmu mulai banyak dan kirimanmu nggak mencukupi.

5. Hidup prihatin perlahan sudah menjadi makanan sehari-hari. Sampai akhirnya kamu tersadar untuk mulai mencari penghasilan sendiri

Fase kritis via www.unsplash.com

Akhirnya kamu sadar bahwa banyak kebutuhan yang harus kamu tanggung dan nggak sebanding dengan kiriman bulanan dari orangtua. Di sisi lain kamu enggan untuk meminta tambahan kiriman bulanan karena tahu bahwa mereka juga sedang mengalami berbagai kesulitan keuangan juga. Setelah mempertimbangkan keadaan, akhirnya kamu putuskan untuk membagi waktu antara kuliah dengan bekerja.

Advertisement

6. Akhirnya kamu bekerja paruh waktu. Sulit awalnya, tapi lama-lama jadi senang karena punya penghasilan sendiri dan dapat pengalaman baru

Dunia baru via www.pexels.com

Yap! akhirnya kamu bekerja paruh waktu. Meskipun pekerjaan yang kamu ambil masih tergolong mudah, namun tetap saja kamu keteteran dalam membagi waktu dan suka kecapekan karena terlalu banyak kegiatan. Namun lama-kelamaan kamu menjadi terbiasa. Banyak hal yang dikorbankan; waktu nongkrongmu, aktivitasmu di kampus, dan waktu tidurmu. Namun semuanya dilalui dengan ikhlas demi kelangsungan kehidupan rantaumu.

Hidup menjadi seorang anak rantau yang tinggal indekos memang penuh dengan suka-duka. Banyak momen unik yang justru nggak akan kamu rasakan ketika kamu masih tinggal bersama orangtua. Namun, segala proses yang kamu jalani sebagai anak rantau selalu memberikanmu pelajaran tentang manis dan pahitnya hidup.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE