Malas Gerak Sering Dibenarkan Jadi Zona Nyaman, Ini 7 Alasan Anak Rumahan Harus Lebih Sering Keluar!

Jadi anak rumahan bisa dibilang ada suka dan dukanya. Sukanya kamu bisa menyelami diri sendiri lebih dalam, sedangkan dukanya kamu jadi kurang tahu tentang apa yang terjadi di luar sana. Menghabiskan waktu di dalam rumah sebenarnya nggak masalah, asalkan kamu bisa seimbang membaginya untuk pergi ke luar juga. Karena sebagai makhluk sosial, sejatinya kamu perlu berinteraksi dengan orang sekitar.

Advertisement

Dan tak lupa kamu butuh ‘melihat’ secara langsung apa yang ada di luar rumah supaya makin kaya dalam memandang banyak hal dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kali ini Hipwee bakal berikan alasan-alasan yang buat kamu nggak lagi di dalam rumah melulu. Dengan tahu 7 alasan berikut ini, kamu jadi sadar kalau berada di zona nyaman tak selalu bermanfaat. Karena ketika kenyamanan udah kamu dapatkan, saatnya bergerak ke luar menapaki diri ke tempat lain yang belum pernah dipijak. Apa saja alasannya ya? Langsung saja yuk simak!

⁠⁠⁠1. Meski kamu bangga dengan status sebagai anak rumahan, sesekali kamu juga pasti mendamba perubahan suasana. Ikutilah insting sesaat itu biar kamu tahu nikmatnya dapat inspirasi dari luar kamar

malas!

Inspirasimu akan mentok kalau lama-lama pelor alias nempel molor! via riarkle-trash.tumblr.com

Ada beragam alasan kenapa seseorang lebih memilih berlama-lama di rumah seiring menolak semua ajakan main, nongkrong, atau travelling mencari petualangan baru. Dari yang ingin berhemat, tak ingin repot berdandan, sampai alasan paling mendasar yang mungkin tak diakui sebagian besar anak rumahan, hanya sekadar malas bergerak. Jadi anak rumahan pun, tak selamanya baik atau buruk. Berhemat makan di rumah daripada keluyuran mencari kulineran terbaru, pastinya akan membuat tabungan anak-anak rumahan di atas rata-rata. Tapi terlalu terlena dalam kenyamanan rumah sampai lupa bergerak, juga banyak dampak negatifnya.

Advertisement

Meski banyak anak rumahan berbangga diri akan statusnya itu, tak ada manusia yang mampu bertahan tanpa perubahan suasana. Sayangnya bahkan ketika bosan setengah mati, anak-anak rumahan seringkali termakan kemalasannya sendiri sampai akhirnya memilih untuk tidur atau mengganti channel tv tanpa tujuan. Coba deh sesekali ikuti instingmu untuk berganti suasana dengan menginjakkan kaki keluar rumah. Kamu pasti akan tertegun seberapa besar dampak perubahan tempat itu akan meningkatkan mood-mu!

2. Sudah hapal isi seluruh rumahmu, cari remote tv pun tinggal pakai insting. Bohong jika mengaku tak penasaran apa yang terjadi di luar sana, sekali-kali realisasikan rasa ingin tahu itu jadi tindakan

Rasa bosan dan penasaranmu patut dilanjutkan dengan tindakan

Rasa bosan dan penasaranmu patut dilanjutkan dengan tindakan via unsplash.com

Banyak habiskan waktu di rumah bikin kamu udah khatam banget sama seluruh isinya, termasuk letak barang apapun. Kalau udah sampai segitunya, apa kamu nggak penasaran sama suasana di luar rumah kayak gimana? Dengan perkembangan yang kian terjadi setiap tahunnya, pasti banyak tempat-tempat seru di sekitarmu yang udah nunggu kamu datangi. ‘Kan nggak lucu kalau jadi kurang info apapun.

3. Jangan langsung tolak ajakan teman pergi ke tempat-tempat jauh hanya karena malas ke luar. Meski capek, perjalanan penuh kebersamaan pasti penuh makna dan canda tawa

Advertisement
penuh makna!

Penuh makna! via girlterest.com

Diajak pergi ke luar kayak jalan-jalan ke pantai yang letaknya jauh dari rumah maupun mendaki gunung ke luar kota selalu saja kamu hadapi dengan dilema – antara ingin pergi atau hemat uang. Namun, nggak jarang juga kalau kamu memang dasarnya malas buat pergi ke tempat-tempat jauh. Kamu lebih nyaman ada di dalam rumah, mengisi waktu dengan baca buku yang itu lagi itu lagi atau nonton acara televisi (tv) yang udah kamu hafal banget jadwalnya.

Padahal kalau dipikir lagi, perjalanan ke tempat jauh selalu punya makna tersendiri buat kamu. Akan ada banyak peristiwa menarik selama di perjalanan, entah dengan teman maupun masyarakat setempat di lokasi tujuan. Misalnya ada teman rombongan yang tiba-tiba jatuh sakit, lalu rumah sakit, klinik, atau puskesmas di sana masih jauh ditempuh. Saat itulah kamu akan merasa pengalamanmu jadi naik level. Kamu dipaksa oleh keadaan bersama teman-teman untuk menolong anggota rombongan yang lagi sakit. Hal itu bikin kamu jadi belajar banyak hal tentang kehidupan.

4. Jangan selalu tolak wajakan main ke rumah teman karena segan atau alasan klasikmu, malas! Siapa tahu kehangatan keluarga temanmu bisa membuatmu merasa nyaman layaknya dirumah

seru-seruan bareng

Bisa pindah tempat jadi anak rumahan via brandyusa.tumblr.com

Mereka yang memintamu berkunjung juga pastinya mengajak karena sudah merasa nyaman dan ingin lebih dekat dengan memperkenalkan lingkungan rumahnya kepadamu. Jika terus menolak, bisa-bisa teman itu menganggapnya sebagai tanda bahwa kamu tak ingin jadi lebih dekat dengannya. Padahal mungkin penolakanmu hanya berdasar dari sifatmu yang tak suka keluar rumah, bukan karena tak ingin mempererat persabahatan kalian.

Saat mengunjungi rumah teman pun, kamu bisa berkenalan dan beramah-tamah dengan keluarganya. Siapa tahu saking ramahnya mereka menyambut kedatanganmu, kamu bisa merasakan kenyamanan bak di rumah sendiri. Jadi kamu bisa punya pilihan tempat lebih untuk menyalurkan bakatmu jadi anak rumahan.

5. Daripada mengisi waktu membangun hubungan manusia dari kenyamanan rumah, hanya lewat gadget yang ada di genggaman tangan. Lebih baik punya perbincangan berkualitas dengan temanmu di kafe

punya kenalan baru

Kualitasnya jauh lebih bagus daripada hanya sibuk update medsos dari rumah via invibed.com

Jadi anak rumahan memang bukan serta merta berarti mereka adalah golongan anti-sosial atau tidak punya teman. Tapi benar adanya jika meraka adalah orang-orang yang lebih suka menghabiskan waktu luangnya di rumah. Media sosial atau teknologi informasi lain yang bisa diakses dari rumah, mungkin jadi pilihan utama anak rumahan untuk bisa tetap bisa menjaga tali persahabatan meski jarang ikut nonkrong bareng. Tapi ya kualitas hubungan yang hanya dibangun lewat dunia maya pastinya tak bisa disamakan dengan kualitas bertatap mata.

Jangan sampai kamu diam-diam dikucilkan oleh lingkup pertemananmu karena selalu memilih untuk hanya me-like atau love foto lewat Instagram, daripada bergabung dengan mereka dalam bentuk raga. Lama-lama kebiasaanmu itu juga akan berpengaruh terhadap kemampuanmu bertemu orang dan membangun koneksi baru. Bagaimana bisa berlatih jika kamu selalu memilih tinggal di rumah. Kecuali teman ibumu atau petugas Go-Jek yang mengantar makanan, kamu tak akan bisa bertemu orang baru dari dalam rumah. Ini harus jadi pertimbangan serius bagi anak-anak rumahan di luar sana.

6. Yang jadi anak rumahan karena suka berhemat pun, sesekali harus keluar cari pengalaman. Karena pengalaman itu tak ternilai harganya. Sesekali ingatlah berinvestasi untuk memori masa depan!

Bersama atau sendiri, yang penting punya pengalaman untuk disimpan selamanya

Bersama atau sendiri, yang penting punya pengalaman untuk disimpan selamanya via unsplash.com

Kalau alasanmu memang karena hemat keuangan, tak usahlah sampai segitunya. Karena sesungguhnya pengalaman mengujungi tempat baru atau bertualang bersama teman-teman, tak ternilai harganya. Ibarat kamu lagi ikutan seminar, lalu dibandingkan dengan baca buku di rumah, kedua hal ini tentu berbeda. Kamu jadi lebih banyak dapat praktik langsung daripada cuma teori saja kalau memilih ikut seminar. Uang yang selalu kamu coba simpan pada akhirnya juga hilang maknanya, tapi memori bisa terus dikenang seumur hidup. Makanya, sekali-kali berinvestasilah untuk memori masa depan yang bisa kamu ceritakan ke penerusmu nanti.

Dan belum tentu bakal terulang!

7. Percaya deh harimu bakal lebih terasa bahagia kalau ketemu teman.  Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan untuk mengabadikan kebersamaan untuk selamanya, hanya karena malas!

fun!

Padahal kamu merasa sebagai bagian dari mereka, sayang tak terfoto via www.huffingtonpost.com

Memori masa depan yang paling penting untuk diabadikan adalah kebersamaanmu bersama orang-orang terkasih. Dengan berbagai alasan, kamu mungkin lebih memilih untuk tak ikut ajakan teman-temanmu ke pantai atau sekadar nongkrong di kafe. Sah-sah saja jika kamu tetap ingin tinggal di rumah mungkin karena capek atau banyak tugas yang belum terselesaikan. Alasan malas pun juga tidak apa-apa, toh itu keputusanmu. Tapi yang perlu kamu ingat di balik pemikiran seperti

ah mereka hedon terus, ke kafe melulu  

ngapain sih ke pantai panas-panas begini

adalah apakah kamu tidak akan menyesal melewatkan momen yang akan mereka bagi bersama tanpa dirimu itu. Jika kamu yakin tak akan menyesal, ya silakan terus menikmati kenyamanan rumahmu. Tak bakal ada orang yang bisa memaksamu menjadi seseorang yang bukan dirimu. Pastikan saja kamu tahu mana momen yang harus diperjuangkan dan mana yang bisa dilepaskan untuk kembali mendekam di rumah.

Dengan 7 alasan tadi, semoga kamu bisa menemukan motivasi yang mungkin bisa mendorongmu untuk keluar rumah dan mencari momen atau inspirasi yang selama ini sering kamu lewatkan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE