6 Alasan Memilih Resign Sebelum Dapat Kerja Baru, Pertimbangkan Hal Ini!

Memilih Resign Sebelum Diterima Di Tempat Lain Memiliki Tantangan Tersendiri

Mengundurkan diri/resign sebelum dapat kerja baru? Wow, kedengarannya kayak lompatan besar, ya?

apalagi ada yang bertanya:

“Kalau belum dapat kerjaan baru, kenapa resign? Kenapa nggak stay aja dulu sambil nunggu?”

Tapi, ada kalanya langkah nekat ini justru bisa jadi pilihan paling tepat. Terutama mengingat mencari pekerjaan baru kerap kali membutuhkan persiapan.

Selain itu banyak juga alasan lain seperti urusan kesehatan mental yang nggak bisa ditawar, kesempatan buat upgrade diri, sampai hal-hal personal yang butuh perhatian ekstra.

Yuk, kita kupas tuntas kenapa kadang, ‘resign dulu baru cari lagi’, itu bisa jadi langkah yang oke punya!

Di kantor, gosip siapa yang akan resign seringkali menyebar dengan cepat dan menyedot antusiasme orang dengan cepat. Semua orang akan bertanya kenapa si A mau resign? Terus setelah ini mau ke mana?

1. Lepaskan dulu beban saat ini, tujuannya biar lebih fokus untuk menentukan rencana di masa depan

terkadang beban perlu dilepaskan dulu via www.pexels.com

Terdapat periode di mana perasaan kebingungan mengenai arah hidup mulai dirasakan.

Wajar saja jika kejenuhan mulai muncul setelah melakukan rutinitas yang sama bertahun-tahun, yang kini tampak kurang menarik. Ada keinginan untuk melakukan perubahan, namun sulit untuk menentukan pilihan yang tepat.

Beban kerja yang terus meningkat juga menyebabkan peningkatan kelelahan. Ini membuat kebingungan semakin besar mengenai tindakan apa yang sebaiknya diambil.

Oleh karena itu, terkadang perlu untuk mengurangi beberapa beban ini untuk dapat berpikir lebih jernih tentang apa yang sebenarnya diinginkan.

2. Waktu juga lebih fleksibel untuk mempersiapkan diri. Tak perlu lagi kucing-kucingan beralasan cuti untuk interview di tempat lain

Tak perlu khawatir izin cuti ditolak via unsplash.com

Ketika hasrat ingin resign muncul, banyak orang mulai mencari-cari lowongan lainnya. Apalagi sekarang semakin gampang dengan adanya Jobstreet, Linkedin, dan platform-platform pencarian kerja lainnya. Tidak harus menunggu jobfair dulu.

Namun, seringkali surat panggilan datang di waktu yang sulit. Akhirnya, kucing-kucingan dengan kantor yang sekarang pun tidak terhindarkan. Mengarang berbagai alasan, mulai acara keluarga sampai sakit hanya untuk bisa interview.

Yang terburuk, terkadang harus melewatkan panggilan interview karena pekerjaan benar-benar tidak bisa ditinggal. Karenanya, resign sebelum dapat kerja baru terkadang menjadi pilihan yang lebih oke.

3. Menunggu ada yang baru akan membuat orang bermalas-malasan mencari peluang. Toh, yang sekarang masih bisa ditahan-tahan

nggak lagi bermalas-malasan via unsplash.com

Setiap orang pasti memiliki mimpi yang ingin diwujudkan. Sayangnya, rencana itu sering hanya berakhir jadi rencana karena ditimpa dengan alasan “Nanti aja deh,” atau “Besok aja deh.”

Begitu juga soal pekerjaan. Ketika ingin mencoba peluang baru, hal tersebut tidak bisa begitu saja dilakukan. Peluang tersebut tidak terlaksana, karena masih ada backup.

Tetapi kalau resign dulu dari pekerjaan lama, Sobat Hipwee jadi terpaksa untuk gesit mencari peluang dan mengejarnya. Siapa sih yang mau menganggur terlalu lama?

5. Motivasi dalam bekerja sangat mempengaruhi performa. Saya juga tak ingin bertahan dengan kinerja yang di bawah standar

performa stuck via www.pexels.com

Apa yang terjadi di pikiran sangat berpengaruh dengan kinerja keseharian. Ketika tidak lagi merasa nyaman dengan pekerjaan tersebut, otomatis motivasi pun ikut menurun.

Akibatnya, performa pun angin-anginan, dan hasilnya tak bisa maksimal. Hal ini tentunya bukan hal yang bagus untuk karier ke depan.

Karenanya, ketika merasa sudah stuck dan tak bisa lagi berkembang ataupun sudah mentok tanpa ada peningkatan performa, maka perlu sadar diri. Sudah saatnya untuk melepaskan. Mungkin posisi ini memang bukan posisi yang tepat untuk kamu Sobat Hipwee.

5. Ketika tekanan pekerjaan tak bisa lagi ditanggungkan, ada diri sendiri yang patut dipikirkan. Keputusan ini adalah wujud rasa sayang

memikirkan ketenangan diri via unsplash.com

Tentu saja setiap pekerjaan selalu memiliki risiko. Rasa jenuh, bosan, dan lelah itu pasti ada, apa pun pekerjaannya. Namun, terkadang tekanan pekerjaan itu terlampau besar. Entah karena tak cocok pekerjaannya, beban kerja yang memang terlalu berat, gagal beradaptasi dengan lingkungan yang tak bisa ditoleransi. Semua itu menjadi penyebab lelah yang berkepanjangan, yang tidak melulu soal fisik.

Mungkin banyak yang juga mengalami konflik batin. Akhirnya, mereka berusaha untuk bertahan dengan menceritakan hal-hal yang baik untuk diri sendiri. Namun terkadang kelelahan mental itu tidak bisa dibohongi. Jika terus dipaksakan, kesehatan mental yang menjadi taruhannya.

Oleh karena itu, memaksa resign meski belum mendapatkan pengganti adalah wujud rasa sayang terhadap diri sendiri ketika tekanannya tak tertahankan lagi.

6. Ketidaknyamanan yang terjadi memaksa untuk mencari solusi lain. Bertahan hidup bisa dengan berbagai cara

terpaksa cari solusi via unsplash.com

“Apa yang akan saya lakukan setelah resign?” Pertanyaan seperti kerap hinggap ketika perasaan ingin resign sedang memuncak. Ketika resign, orang secara otomatis akan menjadi pengangguran.

Mungkin ada yang berpikiran untuk menjadi freelancer, membuka olshop, atau menjalankan bisnis jastip. Selain itu, menghemat juga perlu dilakukan sehingga bisa tetap hidup dengan sisa tabungan. Alasan “besok aja deh” ini harus dibuang jauh-jauh, karena sebelum resign Sobat Hipwee harus berhemat.

Untuk resign atau bertahan di suatu pekerjaan memang butuh pertimbangan matang-matang. Tak bisa gegabah ataupun memutuskan berdasarkan emosi semata, karena biasanya itu akan disesalkan. Resign sebelum memiliki pekerjaan cadangan juga bukan hal yang sederhana.

Ada sederet konsekuensi yang menunggu setelah resign. Namun, hidup itu perkara pilihan, dan tidak jarang kita harus merelakan sesuatu untuk mendapatkan yang lain.

Sekarang sudah tahu, kan apa saja alasan atas keputusan sulit untuk resign sebelum dapat kerja baru?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi