Skripsi Bukan Hanya Soal Kecerdasan dan Semangat. Ini Juga Soal Niat! 

“Skripsinya udah sampai mana? Kapan wisuda?”

Advertisement

Tidak dapat dipungkiri, momok terbesar bagi para mahasiswa adalah tugas akhir atau skripsi. Karena inilah yang akan menentukan apakah kamu pantas mendapatkan gelar sarjana, tugas akhir atau skripsi tak jarang mudah membuatmu frustrasi. Kemungkinan bahwa kamu harus mengganti metode, mengubah judul, hingga ganti dosen pembimbing menambah rasa frustrasimu itu. Jika rasa frustrasi itu kamu biarkan, lama-kelamaan kamu malas mengerjakan karena takut, malas, dan merasa tidak mampu. Niatmu yang tadinya bulat pun tak lagi jadi menggebu-gebu.

Tapi kamu tak boleh patah arang. Skripsi gak hanya soal kepintaran dan semangat, namun juga niat. Kamu selalu butuh niat sekeras baja untuk akhirnya bisa mengenakan toga!

1. Banyak mahasiswa yang belum lulus juga bukan karena mereka tidak pintar, namun karena mereka gagal fokus merampungkan kewajiban.

Fokus dengan skripsi

Fokus dengan skripsi via liveyourlegend.net

Gak sedikit mahasiswa angkatan tua yang masih asyik menyandang statusnya sebagai mahasiswa, meski teman seangkatan sudah banyak yang wisuda. Mengetahuinya sejak lama membuatmu berpikir bahwa skripsi adalah momok.Padahal, asal kamu tahu saja, sebagian besar mahasiswa tua yang tak kunjung mendapatkan gelar sarjana itu bukannya tidak pintar, namun tidak meluangkan waktunya untuk fokus mengerjakan skripsinya. Mereka lebih memilih membagi fokus dengan mengerjakan hal-hal lain, seperti menjadi karyawan penuh waktu, berwirausaha, atau bahkan mengurusi rumah tangga bagi yang sudah menikah.

Advertisement

Maka dari itu penting bagimu untuk fokus mengerjakan skripsi. Ukur kemampuan diri dan pertimbangkan dulu apakah kamu memang akan mampu menanggung lebih dari satu kewajiban sebelum memutuskan untuk memulai usaha, menjadi karyawan, atau menikah. Jangan sampai kewajiban ekstra itu akhirnya menunda kelulusanmu.

Skripsi itu sebenarnya sama kayak pacar, kamu perlu memberikan perhatian yang cukup jika ingin bahagia bersamanya. Dan layaknya pacar, skripsi nggak ingin diduakan — apalagi kamu lupakan.

2. Ketika rasa malas menjangkiti, ingatlah bahwa banyak hal penting dalam hidupmu yang hanya akan terjadi jika kamu sudah menuntaskan skripsi.

Menunda goal yang lain

Menunda goal yang lain via twicsy.com

Advertisement

Menunda itu memang candu. Tapi jika kamu terus saja menunda skripsimu, terkadang itu artinya sama dengan menunda mimpimu yang lain. Mungkin kamu bercita-cita bekerja di perusahaan ternama, menjadi PNS, atau menikah. Mimpi-mimpi ini kerap mensyaratkan kamu jadi seorang sarjana terlebih dulu. Jadi selesaikanlah skripsimu; bebaskan diri dari godaan untuk menunda-nunda pekerjaan. Dengan begitu, kamu bisa menuju puncak tangga kesuksesan dengan lebih lancar.

Semakin lama kamu menunda pengerjaan skripsi, semakin berlarut-larut pula jalanmu dalam meraih impian hidup. Daripada pernikahanmu harus tertunda juga, ambil langkah sekarang dan tuntaskan kewajibanmu!

3. Kamu boleh percaya bahwa skripsi akan selesai pada waktunya. Namun jangan lupa, yang menanggung beban biaya kuliahmu yang tanpa ujung itu adalah orangtua.

Cepet kelar biar emak senang

Cepet kelar biar emak senang via www.hipwee.com

Semakin lama waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan skripsi, semakin banyak uang yang harus kamu orangtuamu keluarkan untuk membayar uang semesteran. Beban mereka bertambah lagi jika kamu juga masih harus meminta uang jajan.

Skripsi memang akan kelar pada waktunya, tapi waktu ini tidak akan datang-datang kalau tidak kamu usahakan. Nah, jika kamu ingin bahagia tanpa harus membebani orangtua dengan biaya kuliah yang tidak murah, pupuklah niatmu untuk segera pendadaran. Semakin cepat kelar skripsimu, semakin cepat lega hati orangtuamu. Melihat mereka tersenyum di hari kamu wisuda adalah salah satu pemandangan terindah yang bisa kamu lihat di dunia.

4. Niat yang kamu miliki harus tahan menghadapi berkali-kali revisi. Pasalnya, tak pernah ada yang namanya skripsi tanpa revisi.

Jangan sampai skripsi macet ditengah jalan

Jangan sampai skripsi macet di tengah jalan via pushingcars.blogspot.com

Mengerjakan skripsi tanpa revisi adalah mustahil. Ada berbagai macam revisi yang harus kamu hadapi: mengganti judul, mengubah metode, merombak rumusan masalah, sampai memperdalam pembahasan — skripsimu bukan jalan tol yang bebas hambatan.

Di sinilah niat yang kuat jadi sangat dibutuhkan dalam proses menyelesaikan skripsi. Tak perlu merasa tak mampu ketika harus revisi berkali-kali. Selain karena hal ini adalah hal yang lumrah, inilah juga kesempatanmu untuk mengembangkan pola pikir sebagai seorang pembelajar. Nah, sekarang saatnya kamu mengaplikasikan mental itu untuk membawa skripsimu hingga sidang pendadaran.

5. Mungkin kamu merasa sudah sangat menguasai materi skripsi. Namun, lama tak menemui dosen pembimbing sama saja seperti gali kubur sendiri.

Jangan malas bimbingan skripsi

Jangan malas bimbingan skripsi via blog.ingeniusprep.com

Pintar bukan satu-satunya hal yang jadi modal untuk skripsi yang lancar. Komunikasi yang baik dengan dosen pembimbingmu juga menentukan. Dosen pembimbinglah yang akan menentukan seberapa banyak kamu harus revisi. Beliau juga yang akan menentukan kapan kamu bisa maju sidang skripsi. Nasibmu saat pendadaran pun bergantung banyak pada kebaikan beliau. Nah, maka dari itu, peliharalah hubungan baik dengannya dengan rutin mengunjunginya. Bagaimanapun beliau yang menentukan kapan kamu bisa wisuda.

Sepintar apapun kamu, mungkin mulai sekarang kamu bisa coba mendengarkan masukan-masukan dari beliau. Kamu pun bisa menggunakannya untuk sekadar cerita tentang permasalahan kecil yang kamu hadapi dalam proses pengerjaan skripsi. Dengan begini, beliau bisa tahu bahwa kamu serius ingin menuntaskan tugasmu. Beliau pun jadi lebih bisa menghargaimu.

6. Boleh jadi sekarang kamu sudah punya data untuk penelitian. Tapi jika kamu tak meluangkan waktu untuk mengolahnya, data itu hanyalah angka yang tak akan membuatmu jadi sarjana.

Data penelitian

Data penelitian via blog.djarumbeasiswaplus.org

Sebenarnya skripsi bukan hanya tentang pendalaman ilmu yang selama kuliah. Kamu juga melatihmu untuk mengatur waktu dan belajar membuat prioritas. Gak sedikit orang yang sudah lama mendaftar skripsi, tapi masih saja tidak kunjung selesai. Selain karena menunda, kamu juga membuatnya menjadi prioritas kesekian. Mungkin kamu sudah mempunyai data skripsi yang kamu butuhkan. Namun jika tidak meluangkan waktu untuk mengolahnya, angka-angka ini tidak akan bisa membuatmu diwisuda.

Data gak akan mengantarkanmu ke ruang sidang jika ia hanya dibiarkan nangkring di meja belajar. Jadi luangkanlah waktu supaya kamu bisa mengolah data, tak peduli seberapa sibuk pun kamu. Karena terkadang sebenarnya bukan skripsimu susah dikerjakan — kamu saja yang tak cukup meluangkan waktu untuk mengerjakannya!

7. Mental baja tak hanya diperlukan dalam proses menyelesaikan skripsi. Di medan pendadaran, mental calon sarjanamu ini juga masih harus diuji.

Paham isi skripsi juga bikin kamu lancar saat pendadaran

Paham isi skripsi juga bikin kamu lancar saat pendadaran via gochemistgirl.wordpress.com

Skripsi bukan hanya membuatmu belajar begadang semalaman, tapi juga melatih mental. Mungkin sebenarnya laporanmu sudah bisa kamu selesaikan sejak satu bulan yang lalu, namun kamu masih ragu untuk mendaftar ujian karena selalu merasa masih ada yang kurang. Padahal kesempurnaan skripsi gak akan kamu raih jika tidak kamu ujikan segera. Jadi, sebenarnya kamu gak perlu takut untuk daftar ujian. Keberanian untuk diuji di ruang sidang akan membuat pendadaranmu lancar.

Karena kekurangan pasti ada dalam setiap karya ilmiah, jadi kamu gak perlu menunggu skripsimu sempurna untuk maju ujian sidang. Dan kesiapan pendadaran juga bukan hanya saat kamu sudah paham semua materi, tapi seberapa kuat mentalmu untuk menerima kritik dan saran dosen penguji. Nah, berani sidang sekarang?

8. Ambil skripsi itu layaknya mempertahankan rumah tangga. Komitmen untuk bertahan hingga akhirlah yang bisa membuatmu kamu bahagia.

Pakai toga karena skripsi kelar

Pakai toga karena skripsi kelar via endyantachit.blogspot.com

Memutuskan masuk kuliah itu artinya kamu harus siap untuk bertemu dengan skripsi di semester akhir. Suka atau gak suka, kamu harus menghadapinya.

Mengambil skripsi itu bisa diibaratkan dengan mempertahankan rumah tangga. Kamu butuh komitmen yang kuat untuk bisa bertahan sampai bagian akhirnya.

Butuh komitmen untuk tetap tegar saat dihadapkan dengan dosen pembimbing yang tidak menyenangkan. Butuh komitmen agar semangatmu tak jatuh ketika harus memperbaiki banyak hal. Dengan niat yang konsisten, niscaya kuliahmu akan ditutup dengan manisnya senyum orangtua yang bangga menyaksikanmu memakai toga.

Perlu kamu pahat dalam-dalam: ketika kamu telah ditakdirkan untuk masuk suatu universitas, itu artinya kamu juga diberi kemampuan untuk ke luar dari sana. Kuncinya, kamu punya niat untuk melewati segala rintangan yang ada.

Skripsi bukanlah mata kuliah yang ada untuk menghambat mimpi-mimpimu. Skripsi adalah cara melatih pola pikirmu untuk menjadi pembelajar yang sebenarnya. Dengan menyelesaikannya, kamu akan belajar banyak hal. Salah satunya? Bagaimana cara mempertahankan niat hingga harapan (memakai toga) bisa jadi kenyataan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pluviophile

CLOSE