Aku Relakan Melepasmu, Karena Aku Memang Sudah Menyerah

Selamat pagi, kukira hal yang akan kau lakukan setelah membuka mata di pagi hari adalah membuka layar handphone, tentu di awal usiamu ke 22 ada yang membuatmu bahagia mungkin juga sedih. Entah. Aku mungkin menjadi orang kesekian yang mengucapkan selamat atas bertambahnya usiamu, tapi percayalah sesungguhnya lebih dari itu yang aku mau. Perpisahan telah memebentuk jarak yang panjang melebihi dimana kamu dan aku berada. Sudah tak terhingga jauhnya hingga aku memaknai bahwa doa adalah pesanku pada Tuhan untuk selalu menjagamu.

Kata seseorang, eksistensi diri kita adalah pada bagaimana kita memanfaatkan waktu. Semua orang berada pada waktu yang merugi kecuali orang-orang yang beruntung, yaitu orang yang beramal kebajikan. Maka memperbaiki diri dan fokus pada tujuan adalah sebuah pilihan. Tapi banyak hal yang sering hilang aku raih dan aku terus-terusan merasa kosong pada akhirnya. Aku berpikir bahwa menulis adalah diriku, namun semakin lama tak ada yang benar-benar baik-baik saja dengan tulisanku pun diriku. Ada hal yang tidak pernah selesai aku tulis, aku tidak puas dan aku tidak pernah menemukan tulisan utuh setelahnya. Aku berpikir dua kali, apa hal yang membuatnya tidak pernah utuh? Entah. Tapi akhir-akhir ini telah banyak yang aku dapat dari sebuah pertanyaan singkat yang melelahkan aku pertahankan. Mungkin kemarin aku telah puas berdamai dengan diri sendiri, berpikir aku akan baik setelah memaafkan, sedikit melupakan dan berbincang dengan diri sendiri bahwa akan menemukan pengganti. Tetapi tendensi perasaan dan seleraku mungkin tetap sama, kamu.

Aku sering, bahkan terlalu sering mengatakan pada diriku bahwa kenyataannya mungkin aku tidak pernah layak mendampingi. Aku terlalu utopis jika berharap kamu ada, kamu tidak baik tetapi mungkin saat ini aku belum menemukan sosok lain. Aku sedikit lega dengan semakin banyak orang-orang yang bisa aku ajak bicara mengenai banyak hal. Teman dekat dan beberapa orang yang telah mengenalku. Aku lega mendiskusikan banyak hal dengan teman-temanku di kampus. Semoga kenyamanan tak menjadikannya abu yang kemudian hangus saat ada hal yang menghalangi kami bertemu.

Akhirnya, selamat tanggal depalan yang ke dua puluh dua. Terima kasih atas pesan singkat setiap pukul 21.00 yang selalu membuatku tertawa, rindu, dan kecewa (dulu). Terima kasih es susu coklat berlapis senyummu, esensi semangat dan luka setiap pagi, Queen of My Heart yang berputar-putar di kepalaku, renggangan tangan dan bahu empuk saat hujan di mata permisi lewat pipi. Semoga selalu sehat dan bahagia . Lekas selesaikan skripsi.

Yogyakarta, 8 November 2017

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

dan sebagainya dan sebagainya. manusia yang tidak pernah selesai akan diri sendiri.