Alami Stres dan Burnout di Masa Pandemi? Patut Diwaspadai!

Era pandemi Covid-19 saat ini tentu menimbulkan banyak perubahan, mulai dari perubahan kebiasaan, gaya hidup, hingga teknologi. Perubahan akibat pandemi terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat dan sangat signifikan. Akan tetapi, tidak semua orang mampu beradaptasi dalam perubahan yang sangat cepat dan signifikan. Bagi sebagian orang, perubahan seperti ini dapat menjadi tekanan tersendiri. Lebih parahnya kondisi ini dapat mengarahkan seseorang ke dalam kondisi stres dan burnout.

Advertisement

Stres dan burnout merupakan dua hal yang berbeda, namun nyatanya saling berkaitan. Stres merupakan reaksi tubuh yang timbul dalam diri seseorang akibat adanya ancaman, tekanan, perubahan atau adanya tuntutan berlebihan. Adapun burnout merupakan gejala kelelahan mental akibat stres yang tidak tertangani. Karena itu, burnout dianggap sebagai kondisi yang lebih parah daripada stres. Keduanya memang tidak dapat dihindari, namun dapat dikurangi apabila dikelola dengan tepat.

Kenapa stres dan burnout harus dikelola?

Stres dan burnout sering dianggap hal yang biasa dan bukan merupakan suatu hal yang berisiko tinggi. Pada faktanya, stres dan burnout memiliki dampak pada fisik maupun mental. Menurut WHO, stres dan burnout yang tidak dikelola dapat menyebabkan dampak pada fisik, yaitu penyakit dan cacat. Stres dan burnout akan menyebabkan gangguan pada mental/ kejiwaan yang menyebabkan terganggunya individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Advertisement

Stres dan burnout akan menyebabkan seseorang merasa kehilangan motivasi, merasa tak berdaya, lemah, dan cepat marah. Selain itu, emosional yang tak terkontrol pada saat stres dan burnout dapat menyebabkan seseorang memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri hingga ingin mengakhiri nyawa. Stres dan burnout juga dapat berdampak pada kehidupan sosial. Orang yang mengalami stres dan burnout cenderung menjauhi kehidupan sosial, tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, dan tidak memiliki rasa percaya terhadap orang lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan stres dan burnout jika muncul gejala sebelum menimbulkan hal yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.

Bercerita dan dukungan dari orang sekitar

Advertisement

Bercerita merupakan suatu kegiatan menyampaikan cerita kepada orang lain atau kegiatan berbicara dengan orang lain mengenai sesuatu. Dalam hal ini cerita yang dimaksud adalah keadaan yang sedang terjadi oleh seseorang atau lebih tepatnya peristiwa yang sedang dialami oleh seseorang. Peristiwa yang dialami oleh seseorang dapat berupa peristiwa baik ataupun buruk. Peristiwa baik biasanya tidak memiliki dampak negatif terhadap kondisi orang tersebut, sedangkan peristiwa yang buruk sudah pasti memiliki dampak negatif terhadap kondisi orang tersebut. Hal itu dapat menyebabkan overthinking (terlalu banyak waktu memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan) mengenai kondisi yang sedang dialami, sehingga dapat mengakibatkan stres dan burnout yang berlebihan.

Untuk mengatasi akibat yang ditimbulkan (stres dan burnout), kita dapat melakukan hal-hal sederhana seperti bercerita dan mencari dukungan dari orang sekitar. Bercerita kepada orang lain dapat mengurangi keresahan yang sedang kita alami, meskipun terkadang tidak ditemukan solusinya. Bercerita dengan orang lain bukan hal yang ditempuh untuk mencari solusi dari permasalahan, melainkan suatu hal yang dilakukan untuk meringankan sedikit beban yang sedang terjadi dan orang lain dapat merasakan apa yang juga kita rasakan. Dari hal tersebut orang lain dapat menjadi faktor utama untuk menjadi pendukung kita. Orang lain dapat menjadi orang yang ada ketika kita sedang memikul beban yang berat. Orang lain tersebut tidak lain adalah orang-orang yang berada di sekitar kita misalnya keluarga, sahabat, ataupun pasangan.

Mendengarkan musik dan membaca ringan

Stres dapat dikurangi dan relaksasi dimaksimalkan dengan penggunaan musik, berbagai jenis musik dapat membantu mengurangi stres dan burnout. Seperti musik yang ceria dapat membuat merasa lebih optimis dan positif tentang kehidupan. Untuk jenis musik klasik, genre lambat dan tenang ini memiliki efek pada fungsi fisiologis seperti denyut nadi dan detak jantung melambat. Musik efektif untuk relaksasi dan manajemen stres. Terapi musik juga memiliki manfaat yang signifikan dalam mencegah burnout. Musik dapat digunakan sebagai alat terapi untuk tidak hanya mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan penyembuhan dan meningkatkan kesejahteraan emosional seseorang secara keseluruhan. Penggunaan yang berbeda termasuk mendengarkan musik, memainkan alat musik, bernyanyi bersama musik dan menggunakan citra terpandu dengan musik. Musik juga berpotensi mempengaruhi gejala kelelahan termasuk suasana hati, kognisi, dan kinerja.

Membaca ringan bahkan dapat merilekskan tubuh Anda dengan menurunkan detak jantung dan meredakan ketegangan pada otot. Dikarenakan pikiran diajak ke dunia sastra yang bebas dari stres yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Membaca juga memberikan pengetahuan, yang dengan sendirinya dapat membawa banyak kelegaan dan kenyamanan. Jenis bacaan ini dapat membantu menyembuhkan kelelahan dan mengurangi stres. Membaca dengan lambat, membaca penuh perhatian bahkan dapat mengurangi stres dan menyembuhkan kelelahan.

Terapi

Terapi merupakan salah satu cara untuk mengurai stres dengan teknik relaksasi otot. Manajemen stres dengan teknik relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Teknik terapi ini dengan melakukan gerakan-gerakan kontraksi dan relaksasi otot secara berurutan atau progresif. Teknik tersebut dianggap mampu membantu individu dalam mengembangkan kesadaran akan tubuh dan memberikan beberapa edukasi tentang cara melepaskan ketegangan otot. Teknik tersebut dapat mengurangi stres pada kondisi tertentu. Teknik terapi dengan relaksasi otot dianggap efektif dapat menurunkan tingkat stres.

Relaksasi otot suatu keterampilan yang dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa tergantung pada hal atau subjek diluar dirinya. Relaksasi otot progresif digunakan untuk melawan rasa cemas, stres, atau tegang. Dengan melemaskan beberapa kelompok otot dan membedakan sensasi tegang dan rileks, seseorang bisa menghilangkan kontraksi otot dan mengalami rasa rileks. Hal ini dikarenakan relaksasi otot progresif merupakan jenis relaksasi termurah, mudah untuk dilakukan secara mandiri. Tujuan utama relaksasi adalah untuk menahan terbentuknya respon stres terutama dalam sistem saraf dan hormon. Pada akhirnya teknik relaksasi dapat membantu mencegah atau meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh bekerja berlebihan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.

Banyak orang yang menganggap stres dan burnout adalah kondisi yang sepele. Padahal, banyak keuntungan yang didapat jika kita berhasil mengelola keduanya. Cara mengelola dari kedua permasalahan ini cukup mudah. Mungkin mengelola stres dan burnout hingga benar-benar berkurang akan memakan waktu yang cukup lama, tergantung dari kondisi individunya. Namun, apabila mengelola stres dan burnout membuat hidup kita menjadi lebih jauh baik, kenapa harus menunda?

Dosen pengampu : Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MSFA dan Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si

Penulis : Yuritma Dwi Ardita, Aghnat Farghani, Nadhira Fathiaz Akbar, Edelwis Natami Sonia Solin, Nadine Ayu Aleyda Rudiyana.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negri

CLOSE