Bahaya Mengintai Dibalik Perundungan (Bullying), Jangan Sampai Merusak Mental Seseorang

Bullying merupakan perilaku agresif berulang yang mengakibatkan seseorang ada pada keadaan tidak nyaman

Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini, seseorang mulai mencari-cari jati diri mereka. Salah satu karakteristik yang sering ditemukan pada seseorang yang sedang mengalami masa transisi adalah adanya jiwa kompetitif. Jiwa kompetitif ini mendorong seseorang menjadi ingin dipandang hebat oleh orang lain, egois, sifat menonjolkan diri, suka merendahkan orang lain. Untuk memenuhi hasrat tersebut, biasanya seseorang memerlukan objek berupa orang lain. Sehingga, tak jarang terjadi suatu fenomena yang dinamakan perundungan (bullying).

Advertisement

Perundungan atau bullying merupakan perilaku agresif berulang yang mengakibatkan seseorang ada pada keadaan tidak nyaman. Pada sekolah, biasanya perundungan dilakukan oleh sekolompok siswa/siswi yang mempunyai kekuasaan terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah.

Ada beberapa bentuk bullying dimasyarakat, yaitu bullying dalam bentuk fisik, bullying dalam bentuk psikologis, bullying dalam bentuk verbal, dan bahkan di zaman serba modern ini terdapat istilah cyberbullying. Bullying dalam bentuk fisik berarti adanya kontak fisik langsung antara pelaku dan korban, seperti memukul, mendorong. Bullying dalam bentuk psikologis biasanya terjadi dalam bentuk diasingkan atau dikucilkan dalam pergaulan. Dalam bentuk verbal berarti pelaku melakukan tindakan seperti hinaan, cacian, makian, memanggil seseorang dengan julukan yang uruk kepada korban.

Bullying atau perundungan terlihat biasa dan sederhana, bahkan ada beberapa pihak yang mengatakan hal tersebut sangatlah wajar terjadi pada masa remaja dan terjadi disekolah. Padahal, sesuatu yang terlihat sederhana jika tidak segera ditanggapi akan menghasilkan dampak yang serius. Siapa sangka bahwa seseorang dapat memutuskan untuk mengakhiri hidupnya hanya karena menjadi korban bullying?

Advertisement

Terdapat beberapa penelitian yang menjelaskan dampak buruk bullying bagi korban. Seperti penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswi UIN Sunan Kalijaga menjelaskan bahwa dampak sosial bagi korban bullying ialah kepercayaan diri berkurang dan penyesuaian sosial menjadi buruk. Dari beberapa hasil penelitian ini, ada anak yang sampai menjadi benar-benar menutup dirinya dari lingkungan sosialnya sehingga menyebabkan anak tersebut menjadi anti sosial terhadap lingkungan bermainnya.

Maka dari itu, peristiwa bullying sudah seharusnya menjadi perhatian. Sebagai antisipasi terjadinya bullying, perlu adanya perhatian dari berbagai pihak baik dari pihak keluarga dan pihak sekolah. Konsep ketuhanan, kemanusiaan, persatuaan, dan keadilan perlu menjadi benang merah dalam mengedukasi siswa sekolah upaya menghindari terjadinya bullying. Hasil penelitian menyebutkan bahwa anak yang tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang baik, akan tumbuh menjadi generasi yang memiliki kestabilan emosional. Hal ini berarti perilaku orang tua dan keluarga secara otomatis akan membentuk pribadi dan mental anak dan lingkungan sekitar pun turut memengaruhinya. Bila anak cukup mendapat perlindungan dan perhatian dari orang-orang terdekat, anak akan bisa menghadapi ancaman dari luar dengan optimis.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE