Bahaya Normalisasi Cyberbullying. Tidak Semua Lelucon Itu Menyenangkan!

Cyberbullying (perundungan dunia maya) merupakan sebuah tindakan bullying yang terjadi di media massa atau teknologi digital. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang atau bahkan oleh seorang individu dengan cara menakut-nakuti, mengintimidasi serta mempermalukan seseorang yang dijadikan sasaran. Hal ini biasanya terjadi di media sosial, platform chatting, atau bahkan platform bermain game.

Advertisement

Cyberbullying biasanya dilakukan secara agresif dan dilakukan berulang-ulang dari waktu ke waktu terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang dijadikan sasaran perundungan adalah orang yang dianggap lebih lemah.  Hal tersebut karena terdapat perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan yang dimaksud merujuk pada ketahanan fisik dan mental.

Namun, tindakan cyberbullying memiliki sifat yang disadari dan tidak disadari. Tindakan bully yang disadari yaitu tindakan yang memang sudah terencana sebelumnya. Sedangkan, tindakan yang tidak disadari adalah perbuatan yang tidak disengaja, misalnya yaitu seseorang yang berniat hanya membuat candaan atau lelucon namun malah berakhir dengan perundungan. Mirisnya, lelucon itu dilakukan secara terus-menerus karena dianggap menghibur. Meskipun pelaku tersebut tidak merasa bahwa itu adalah termasuk bully, namun tentu itu akan sangat menyakitkan bagi korbannya.

Maka dari itu, kita harus tetap berhati-hati dalam berbicara di dunia nyata maupun di dunia maya. Jangan sampai apa yang kita perbuat atau kita ucap itu menyakiti hati orang lain. Karena kita tidak tahu keadaan mental orang lain itu seperti apa, bisa jadi hal yang kita anggap adalah sebuah candaan, justru dianggap serius oleh seseorang. Terlebih jika tindakan cyberbullying tersebut memang dilakukan secara sengaja, tentu akan sangat berdampak terhadap kondisi psikis seseorang.

Advertisement

Berbicara mengenai cyberbullying, adapun beberapa contoh tindakannya yaitu sebagai berikut.


  • Membuat informasi bohong mengenai seseorang atau memposting foto memalukan seseorang di media sosial

  • Melakukan body shaming dan menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial

  • Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka)

  • Mengirim pesan yang berisi intimidasi atau ancaman pada seseorang

  • Memojokkan seseorang di dalam aktivitas dunia maya, misal dalam WhatsApp Group

  • Membuat kalimat yang berbau kekerasan  

  • Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam percakapan seksual.

Advertisement

Pada beberapa kesempatan, tindakan bullying secara langsung maupun cyberbullying dapat terjadi secara bersamaan. Akan tetapi, yang berbeda yaitu jika cyberbullying meninggalkan jejak digital yang dapat memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku menyimpang ini.

Mungkin kita memang senang bercanda yang mengarah pada hiburan, tetapi terkadang ada seseorang yang tidak hanya sedang bersenang-senang dengan candaan itu, melainkan mencoba untuk menyakitimu. Setelah itu, mereka akan menertawakannya dan berdalih dengan mengatakan 'cuma bercanda kok', atau 'jangan dibawa hati lah'.

Perilaku bullying maupun cyberbullying bukanlah suatu tindakan yang dibenarkan, karena dapat berdampak buruk bagi korbannya, terutama bagi kesehatan mentalnya. Seperti yang kita tahu, banyak dari korban bullying itu pada akhirnya menjadi depresi atau bahkan nekat mengakhiri hidupnya. Tentu kita tidak ingin menjadi pelaku maupun korban bullying, terlebih untuk cyberbullying.

Adapun beberapa dampak cyberbullying bagi korbannya yaitu dapat dilihat secara mental, emosional dan fisik. Dampak cyberbullying terhadap mental dapat ditunjukkan seperti adanya sikap yang menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti selalu merasa khawatir, ketakutan, tidak percaya diri, hingga anti sosial.

Emosional, seseorang akan merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang disukai. Sedangkan, secara fisik yaitu seseorang akan terlihat lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala. Dampak fisik yang paling fatal adalah ketika korban memutuskan untuk mengakhiri hidup.

Dalam hal ini, kita tidak boleh menghakimi seorang tersebut tidak memiliki iman yang kuat atau apapun itu, tapi seharusnya kita lah yang melakukan upaya preventif untuk mencegah seseorang itu mengakhiri nyawanya. Karena kita tidak tahu seberapa besar tekanan yang dialami korban itu dibanding dengan kapasitas mentalnya.

Melihat dari bahayanya dampak cyberbullying terhadap mental seseorang, maka dari itu janganlah pernah kita menjadi pelaku yang melakukan tindakan keji tersebut. Harus dipahami, bahwa tidak semua orang memiliki mental yang kuat. Perlu dipahami pula bahwa kita harus selalu menjaga setiap tindakan dan ucapan kita ke orang lain.  

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang Hamba yang selalu ingin menebarkan manfaat.

CLOSE