#CatatanAkhirTahun – Berpulang dalam Kesunyian, Tanpa Kata, Tanpa Suara

Perpisahan dan air mata akan berubah menjadi kenangan yang akan kamu pegang dekat di hatimu, sekarang dan selamanya.

Berpulangnya seorang guru untuk kembali memenui Sang Pencipta meninggalkan duka dan luka yang cukup dalam. Tidak hanya bagi keluarga dan orang-orang terdekat beliau, tetapi juga bagi kami, murid beliau. Selamat jalan Prof, selamat menuju singgasana keabadian. Sampai jumpa nanti, suatu ketika. Saya akan menjadi seorang yang paling antusias, duduk di dekat Prof untuk menyimak semua pesona yang Prof miliki. Meskipun selama ini kita belum pernah berjumpa langsung dan hanya berjumpa di kelas virtual karena keadaan. Semesta kita sedang dirundung pilu karena Covid-19.

Advertisement

Perjumpaan saya dengan Prof di kelas virtual juga sangatlah singkat. Hanya dua semester. Namun perjumpaan yang singkat ini bukan berarti tidak ada cerita. Ada banyak cerita menarik tentang Prof baik akademik maupun non-akademik. Bagi saya yang paling berkesan adalah kesabaran Prof selama membersamai kami melaksanakan kuliah daring. Bagaimanapun juga kuliah daring pastilah menemui beberapa kendala. Mulai dari jaringan internet yang tidak stabil, kendala perangkat, atau listrik yang tiba-tiba mati saat sedang kuliah.

Saat kami mengalami salah satu dari kendala-kendala tersebut, dengan sabar Prof menenangkan dan mengirimkan materi kuliah melalui WhatsApp. Tidak hanya memberikan materi, Prof juga memberi kami kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi. Materi-materi kuliah disampaikan Prof dengan sangat sistematis dan tidak membosankan. Materi yang kompleks sekalipun bisa disampaikan oleh Prof dengan sangat sederhana tanpa mengurangi isinya. Prof juga memiliki cara penyampaian yang santai namun penuh intelektualitas. Motivasi di sela-sela kuliah juga mampu menyentuh hati dan membangkitkan semangat kami. Prof adalah seseorang yang memiliki dedikasi tinggi dan selalu dibarengi dengan ketulusan hati yang luar biasa. Hal itu dibuktikan dengan Prof tidak pernah absen mengisi kuliah walaupun beliau sedang sakit. Beliau rela mengorbankan dirinya sendiri demi kami bisa memperoleh pendidikan yang baik dan cukup.

Advertisement

Rasanya waktu berjalan terlalu cepat. Belum sempat saya berjumpa dengan beliau secara langsung. Namun beliau kini telah kembali. Beliau berpulang dengan menempuh jalan yang sangat sunyi. Beliau berpulang dengan membawa Covid-19 dalam tubuhnya. Beliau berpulang ketika dunia sedang dipeluk oleh sepi. Semua serba dibatasi bahkan ditiadakan, termasuk pertemuan fisik. Prof menuju peristirahatan abadi hanya diantar oleh beberapa orang saja dengan APD lengkap. Prof benar-benar berpulang dalam kesunyian, tanpa kata, tanpa suara.

Kami hanya bisa mendoakan Prof dari kejauhan. Selepas Prof dimakamkan kami menggelar doa bersama secara daring. Saya sendiri masih berusaha mencerna. Saya belum percaya jika Prof telah berpulang. Lima hari sebelumnya, Prof masih memberikan nilai ujian. Itu artinya Prof sudah dalam keadaan sakit. Tetapi Prof masih bekerja. Rasa tanggung jawab beliau sangat tinggi. Beliau sangat mencerminkan seorang guru yang diibaratkan seperti lilin. Beliau rela membakar dirinya sendiri demi menerangi sekitarnya, termasuk kami muridnya. Meskipun kini beliau sudah tidak di sini bersama kami, tetapi ilmu dan kebermanfaatan yang beliau tebar tidak akan hilang. Ia akan abadi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemimpi yang sedang belajar mengubah rasa menjadi kata~

Editor

CLOSE