Cerita Dibalik Mixue, Gerai Es Krim yang Kini Tengah Merajalela

Akhir-akhir ini, warga +62 dibuat heran atas menjamurnya sebuah gerai es krim yang bernama Mixue. Karena tengah ramai diperbincangkan, mungkin penulis berspekulasi bahwa kata tersebut tidak asing lagi bagi kita semua. Banyak orang mengatakan bahwa Mixue saat ini tengah menginvasi Indonesia. Bagaimana tidak? Di setiap tempat kini mulai banyak dibuka warung-warung Mixue, sehingga sangatlah mudah untuk menemukan es yang menyegarkan ini. Sontak tempat itu menjadi ramai diburu oleh masyarakat, terlebih bagi kalangan muda karena harganya yang terjangkau. Melihat fenomena tersebut, banyak orang beranggapan bahwa Mixue tengah menguasai pasaran sehingga akan lolos dari prediksi resesi di tahun 2023 nanti.

Mixue sendiri merupakan perusahaan es krim asal China ini kini tengah menguasai dengan 20.000 gerai waralaba di Asia, termasuk di Indonesia. Perusahaan ini menyediakan berbagai minuman seperti bubble tea, fruit tea, milkshake, dan produk es krim. Mixue didirikan oleh Zhang Hongchao pada tahun 1997 dengan nama Mixue Ice Cream & Tea. Sebelum benar-benar membuka gerai sendiri, awalnya Zheng hanya bekerja part time di sebuah toko minuman dingin yang menjual es serut di Zhengzhou. Hal itu dilakukan sembari menyelesaikan studinya.

Pada suatu saat, Zhang mengumpulkan tekadnya untuk membuka bisnisnya sendiri. Pengalamannya bekerja di toko penjual es serut menambah kemantapannya untuk memulai tokonya sendiri. Kala itu, ia mendapatkan modal dari neneknya sekitar 4.000 yuan atau setara Rp 8 juta. Dengan modal  tersebut, ia berani membuka gerai es serut sendiri. Kala itu peralatan penunjang toko masih sangat terbatas, mengingat modalnya juga tidak terlalu besar. Namun, hal itu tidak menutupi  kemungkinan gerainya akan berkembang seiring perjalanan waktu. Lalu, setelah bisnisnya dirasa mulai naik, selain es serut Zhang juga mulai menjual teh susu.

Namun, pada suatu ketika usahanya ini terpengaruh oleh faktor musim. Hal itu memaksa Zhang untuk menutup gerai pertamanya. Zhang tak lantas menyerah,  ia berusaha membangun kembali usahanya. Hingga tahun 1999, berdirilah gerai es serut yang dinamakan Mixue Bingcheng (MXBC). Tantangan ia hadapi selama membangun kembali gerai es serutnya. Namun kegigihannya dalam mengelola usaha, pada tahun 2006 Mixue mulai dikenal di pasaran.

Bertepatan dengan Olimpiade Beijing 2008, di Zhengzhou mulai muncul sejenis es krim berbentuk obor (es krim cone) yang berasal dari Jepang. Hal itu menyebabkan harga es krim lebih mahal dari biasanya. Zhang kemudian memanfaatkan peluang tersebut untuk membuat formula baru es krim dengan harga yang murah. Ia pun berhasil mengeluarkan produk es krim seharga 2 yuan atau setara Rp 4.000, di saat toko lain menjual hingga 10 yuan (Rp 20.000). Usahanya pun lama-kelamaan semakin maju dan banyak menjadi pilihan.

Perusahaan Mixue Bingcheng milik Zhang akhirnya semakin melejit. Secara tak terduga, Mixue menjadi merek bubble tea tunggal terlaris di China. Hal itu terlihat dengan pendapatan tahunannya yang mencapai sekitar 6,5 miliar yuan (Rp 13 triliun). Pada tahun 2018, Zhang pun akhirnya melakukan ekspansi besar-besaran ke berbagai negara seperti Vietnam Singapura, Malaysia, hingga sampai ke Indonesia.

Tentu semua itu menjadi sebuah pencapaian luar biasa dari seorang penggagas di balik nama Mixue. Dari yang awalnya hanya menjadi pekerja paruh waktu, kemudian mencoba membuka gerai kecil hingga saat ini usahanya telah menjamur di berbagai negara di Asia. Terlebih di Indonesia, kini diperkirakan telah ada ratusan gerai Mixue yang tersebar di berbagai daerah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang Hamba yang selalu ingin menebarkan manfaat.