#CerpenHipwee Bumi dan Bulan

Walau waktu dan jarak memisahkan kita

Hembusan angin, dedaunan kering yang mulai berguguran, dan senyuman manis yang tampak indah di wajah gadis bersurai kecoklatan yang tengah berdiri di depan pagar rumahku sembari melambaikan tangannya membuat pagi ini terasa menyenangkan seperti biasanya. Aku membalas senyumannya kemudian bergegas menghampirinya sembari membawa beberapa bekal yang telah disiapkan oleh ibuku, hari ini sekolah kami mengadakan study tour ke salah satu bukit yang ada di daerah Bandung. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu namaku Alea, aku berumur 17 tahun, dan gadis yang saat ini berjalan disebelahku bernama Sohye, dia sahabatku.

Advertisement

Kami telah bersahabat lebih dari 6 tahun, persahabatan kami bermula saat kami menduduki kelas 4 sekolah dasar. Kala itu aku merupakan siswi pindahan yang sering menyendiri di kelas, tidak ada yang mau berteman denganku, hingga suatu hari Sohye menghampiriku, menjulurkan tangannya sembari mengatakan “Hai aku Sohye” aku senang sekali kala itu, semenjak saat itu hubungan kami berdua bagaikan bumi dan bulan yang sangat dekat dan selalu bersama.

Sesampainya di sekolah, kami berdua berpisah, karena aku kelas 11-3 sedangkan Sohye kelas 11-1 sehingga bus yang akan kami naiki pun berbeda. “dahh” Sohye melambaikan tangannya, begitupun juga denganku. Aku kemudian berjalan guna mencari rombongan teman sekelasku. “Aleaaaa!!” teriak salah satu gadis berambut pendek bernama Sara, dia juga sahabatku. Aku menghampirinya dengan mempercepat langkahku. “Lama banget sih” protes salah satu pemuda bertubuh tinggi bernama Aksa yang ada dihadapanku, dia adalah kekasih Sohye yang menjabat sebagai ketua kelas di kelasku, di tangannya terdapat beberapa lembar absen, ia lalu memeberi tanda conteng di sebelah namaku. Aku tak memperdulikan ucapannya, lalu menarik tangan Sara untuk segera menaiki bus karena sebentar lagi bus akan segera berangkat.

Di tengah perjalanan, aku merasakan ada suatu perasaan aneh yang aku sendiri pun tidak tahu, aku berusaha mengabaikan perasaan itu dengan bertukar pesan dengan Sohye. Entah perasaanku saja atau bagaimana, sifat Sohye berubah tidak seperti biasanya. Jika biasanya ia menyelipkan beberapa kata-kata yang membuatku tertawa terbahak-bahak, kini ia hanya membalas pesanku dengan balasan yang amat singkat. Entahlah, mungkin ia sedang mabuk perjalanan? aku pun memutuskan untuk mematikan ponselku.

Advertisement

Hingga beberapa menit setelahnya satu pesan dari Sohye terlihat di layar kunci ponselku, aku segera membuka isi pesan itu dan aku cukup bingung dengan isi pesan tersebut. Di dalam pesan itu Sohye mengirimkan foto selfie nya yang sedang menunjukkan gelang persahabatan kami  yang terletak di pergelangan tangannya, lalu di bawah foto tersebut tertuliskan kalimat “Terima kasih sudah mau jadi sahabatku”. Aku mengernyitkan dahiku “Aneh” batinku. Aku tak terlalu memperdulikan isi pesan yang dikirimkan Sohye, mungkin saja dia sedang mengantuk lalu tak sengaja mengirimkan pesan tersebut kepadaku.

Beberapa menit kemudian, bus mendadak berhenti, seluruh siswa dan guru terkejut, begitupun juga denganku. “Al..” lirih sara sembari menatap tak percaya ke arah jendela, aku menolehkan kepalaku kemudian menatapnya “Ada apa?” kulihat tangan Sara bergetar “Kayaknya ada kecelakaan deh…” aku terkejut bukan main, “Bus kelas 11-1 kecelakaan” teriak pak supir yang sukses membuat buliran bening jatuh dari kedua mataku, tubuhku bergetar, apakah ini mimpi?. Seluruh siswa yang ada di dalam bus segera berlari keluar begitupun juga denga Aksa, dia terlihat sangat gelisah. Sedangkan aku masih tetap terduduk di dalam bus bersama dengan Sara, air mataku seolah tak ingin berhenti menetes, perasaanku hancur. Hingga aku memberanikan diri memutuskan untuk melihat semuanya ditemani dengan Sara. Ditengah jalan raya yang sepi aku melangkahkan kakiku perlahan. Dapat kulihat kerangka bus yang dinaiki Sohye sudah jatuh masuk ke dalam jurang. Kakiku lemas, beruntung ada Sara yang sempat menopang tubuhku. Berkali-kali aku berdoa kepada tuhan memohon kepada-Nya supaya Sohye berhasil diselamatkan dan tidak ada korban yang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Advertisement

Dua tahun kemudian…

“Tau gak hye? Tadi pas aku mau kesini, aku lihat ada yang jual kue kesukaanmu, terus aku beli deh, btw tau gak ini tanggal berapa? Yup! Ini tanggal 25 Juli yang artinya ini hari ulang tahunmu, SELAMAT ULANG TAHUN! YEYYY” aku tersenyum menatap gundukan tanah yang ada di hadapanku, api lilin yang ada di atas kue kemudian padam seakan ada seseorang yang telah meniupnya. Aku meletakkan se-buket bunga krisan kesukaannya dan juga kue tadi tepat di depan sebuah batu yang diatasnya terukir cantik nama Sohye Elga Valerie. “Selamat ulang tahun sahabatku” ucapku sekali lagi, aku tersenyum menatap nama itu, kini ia telah bahagia berada di atas sana.  Terima kasih kawan

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini