Dear Laki-laki, Stop Bilang Kami Matrealis

Seringkali dalam sebuah hubungan, harus ada syarat tertentu ketika ingin menyeriusinya. Bukannya ribet,ada hal-hal yang memang harus benar-benar dipikirkan. Jangan sampai hubungan yang memang hanya diimpikan sekai seumur hidup ini harus kandas karena hal-hal sepele yang pernah luput. Salah satu hal yang paling sering menjadi prasyarat utama sebelum melangkah ke jenjang pernikahan adalah kemapanan seorang laki-laki.

Advertisement

Cinta itu tak bersyarat. Rejeki juga sudah ada yang ngatur. Kalau harus ada syaratnya, nikah saja sama konglomerat.

Iya, cinta memang tak bersyarat. Tapi tahukah kamu wahai laki-laki? Ketika seorang perempuan memintamu untuk menikahinya ketika kau sudah mapan bukan berarti ia matrealis. Bukan, sungguh! Ia hanya sedang memikirkan masa depan kehidupan kalian berdua. Anak-anak kalian. Ia tak ingin lagi menjadi beban untuk bapak-ibunya. Karena ketika kau mengucapkan ijab qabul, artinya kau sudah menerimanya secara utuh dan siap menanggung segala hal yang menjadi haknya.

Ketahuilah wahai lelaki, kami menginginkan kau mapan finansial bukan berarti kau harus sudah memiliki rumah, mobil, tanah yang luas atau saham yang ditanam di mana-mana. Sama sekali bukan. Selama kau sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, kamipun merasa cukup. Jadi bukan berarti semua materi harus terpenuhi.

Advertisement

Sekali lagi kami ingatkan. Kami sama sekali tidak matrealis. Kami hanya sedang memikirkan nasib anak kami. Bagaimana kehidupannya kelak. Apakah ia mendapatkan fasilitas layak. Itu saja.

Jadi berhentilah menghakimi kami matrealis. Ada anak-anak, ada masa depan yang harus benar-benar dipikirkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a teacher who loves writing (sometimes) :P

6 Comments

  1. Sebastien Henri berkata:

    “matrealis” .. materialis kaliii

  2. Al Iman berkata:

    Sungguh demi namamu anh daku mengerti..

CLOSE