Dear Parents, Tidak Ada Anak yang Meminta untuk Dilahirkan Melainkan Anak adalah Anugerah

Ketika seseorang masih lajang, dia pasti pernah memimpikan untuk dikaruniai anak dalam pernikahannya. Pada saat seorang laki-laki bertemu dengan seorang perempuan dan mereka saling jatuh cinta kemudian akhirnya memutuskan untuk menjalani hidup sebagai keluarga. Pernikahan yang diimpikan pun terjadi, seiring berjalan waktu pasangan suami-istri pasti akan merencanakan kehamilan. Kehamilan pertama pun terjadi, seorang perempuan pun menjadi ibu, ya ibu hamil. Sembilan bulan berlalu, tiba hari persalinan, betapa bangga seorang laki-laki menjadi ayah. Seorang bayi telah lahir di dunia. Ya, di dunia yang begitu kejam. 

Advertisement

Anak memanggil Ibu sebagai mama dan Ayah sebagai papa. Hidup menjadi sempurna, namun yang namanya manusia tidak ada yang benar-benar sempurna. Sosok suami menjadi angkuh dan sosok istri menjadi kasar. Keluarga yang harmonis bagai taman hijau penuh bunga dan kupu-kupu, kini berubah menjadi taman binatang yang penuh hewan buas yang saling memangsa. Seorang ayah tidak menjadi ayah, namun sekedar pemberi nafkah, seorang ibu tidak menjadi ibu namun sekedar koki, event organizer, akuntan dan penata dekorasi rumah. Anak yang belum mengerti dengan dunia menjadi obyek dari semua perasaan orang tua tentang bangga dan kecewa, baik itu sayang dan amarah, baik itu impian dan dendam.

Semakin bertambah umur sang anak, semakin banyak perkataan yang ia terima dari Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu hanya ingin pencapaian dari anak, namun sangat sulit memaafkan anak ketika ia salah, bahkan ketika salah menghitung 7+8. Seorang ayah tidak segan-segan mengatakan kepada anaknya kata-kata "kamu anak tidak punya masa depan" dan seorang ibu yang tidak berperasaan mengucapkan kepada anaknya "dasar, anak tidak tahu apa-apa" hmmm. Orang tua selalu benar, anak selalu salah. Apa ini hubungan anak dan orang tua? Apakah ini keluarga? Kenapa kisah cinta yang begitu indah hanya bisa digambarkan oleh dongeng? 

Advertisement

Dear Parents, tidak bersyukurkah kamu atas keberadaan anakmu? Tidak sesuaikah anakmu dengan ekspektasimu? Anakmu tidak pernah mengajukan persetujuanmu untuk ada di rahimmu dan tidak pernah meminta untuk lahir pada hari ulang tahunnya. Anak adalah anugerah. Anak adalah bagian dari kamu hai, orang tua. Anakmu sekarang ini adalah bagian dari impianmu bahkan sejak kamu belum menikah. Anakmu tidak sederajat dengan hewan peliharaan yang kalau nakal, kalau gagal, kalau salah dapat kau teriak sepuas nafsumu. Anakmu bukan tempat sampah dari emosi negatif yang kamu dapat dari tempat kerjamu atau lingkunganmu. Anak adalah tempat kamu mencurahkan kasih sayang.

Jangan hanya mengutip kalimat "tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya gagal" namun memperlakukan anak sesuai ego. Parents, jika kamu ingin melihat anakmu berhasil nyatakanlah cinta kasih yang sebenar-benarnya, bimbinglah dengan pengajaran yang lemah lembut. Didiklah dengan tegas tanpa kekasaran karena di tengah keluarga lah anak mengenal cinta.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Write for fun 😀

CLOSE